2 Wakil Indonesia Masuk Daftar 50 Hotel Terbaik Dunia 2025, Keduanya Berlokasi di Bali

Liputan6.com, Jakarta - Pada Kamis, 30 Oktober 2025, daftar 50 Hotel Terbaik Dunia 2025 dirilis 50 Best yang berbasis di Inggris lewat sebuah upacara di Old Billingsgate, London. Indonesia berhasil menempatkan dua nama dalam daftar tersebut dengan keduanya sama-sama berlokasi di Bali.

Nama pertama yang masuk dalam daftar tersebut adalah Hotel Mandapa Bali yang berlokasi di Ubud. Hotel itu menjadi pendatang baru dalam daftar tersebut. Urutan ke-50 sebagai Hotel Terbaik Dunia 2025 itu menawarkan konsep sebagai 'desa di dalam desa', tamu bisa merasakan nuansa Bali yang kental lewat interior yang dihadirkan sekaligus menawarkan kenyamanan yang modern.

Sementara, nama kedua yang berada di daftar yang sama adalah Hotel Potato Head di Seminyak, Bali. Berada di urutan ke-18, capaian itu menambah prestasi yang diciptakan hotel yang terkenal akan konsep sirkularitas dan ramah lingkungannya. Bahkan karena kosistensinya, Potato Head pernah menyabet gelar di Eco Hotel Award 2025. 

Terlepas dari dua hotel itu, empat dari lima besar daftar 50 Hotel Terbaik Dunia 2025 ternyata berada di Asia. Mengutip AsiaOne, Sabtu, 1 November 2025, urutan pertama diduduki oleh Hotel Rosewood Hong Kong, Hong Kong, yang dibuka pada 2019, disusul oleh Four Seasons Bangkok yang berada di tepi Sungai Chao Phraya Thailand di peringkat 2.

Kemudian, Capella Bangkok menempati urutan ke-3 dan Passalacqua di Danau Como, Italia, di peringkat ke-4. Hotel bintang lima asal Singapura, Raffles Hotel, menggenapi daftar lima besar tersebut.

Mengutip dari laman resmi Potato Head, hotel itu awalnya hanya sebuah beach club yang berevolusi menjadi 'desa kreatif' yang menggabungkan seni, musik, desain, dan filosofi berkelanjutan di bawah satu atap. Mengusung moto Good Times, Do Good, Potato Head menyatakan berhasil mengelola hampir 97,3 persen sampah yang dihasilkan dengan beragam inisiatif.

Misalnya, fasad klub pantainya terbuat dari ribuan jendela kayu daur ulang. Begitu pula dengan amenitas di kamar yang mendaur ulang sabut kelapa dan plastik. Berdasarkan hasil riset yang dikembangkan secara internal, Sweet Potato Lab mengubah limbah yang sulit didaur ulang seperti styrofoam dan tutup botol menjadi bahan bangunan dan dekorasi bernilai seni.

Penghargaan yang diraih dari 50 Best tahun ini ternyata merupakan penghargaan yang sama dalam tiga tahun berturut-turut. Daftar 50 Hotel Terbaik Dunia dipilih oleh lebih dari 600 pemimpin independen yang dipilih berdasarkan pengetahuan mereka tentang dunia perhotelan internasional.

"Kami sangat bersyukur telah diakui dalam industri ini untuk tahun kedua berturut-turut," bunyi pernyataan hotel tersebut saat menerima penghargaan yang sama kedua kalinya pada tahun lalu.

Sementara, Mandapa yang dikelola grup Ritz-Carlton menawarkan pengalaman menginap yang tenang. Terletak di lembah Sungai Ayung, desain properti ini meniru desa tradisional Bali, lengkap dengan sawah bertingkat yang fungsional dan pura pribadi. 

Mengutip laman resminya, resor itu terdiri dari 60 unit suite dan vila yang sangat luas, beberapa di antaranya dilengkapi kolam renang pribadi dan memiliki pemandangan langsung ke hutan hujan atau sungai. Salah satu aspek yang paling dihargai adalah layanan Patih 24 jam. Patih, yang secara harfiah berarti 'perdana menteri' atau 'penjaga', adalah kepala pelayan pribadi yang dirancang untuk mengantisipasi setiap kebutuhan tamu, mulai dari menyiapkan rencana perjalanan hingga mengatur pengalaman kesehatan pribadi.

Fokus kesehatan di Mandapa sangat mendalam, dengan spa yang menawarkan perawatan holistik, studio yoga di tepi sungai, dan program detoksifikasi yang dihilangkan pada penyembuhan tradisional Bali. Restoran Kubu yang ikonik, dengan bilik bambu pribadinya yang menghadap ke sungai, memberikan pengalaman bersantap Mediterania yang intim dan romantis.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyatakan bahwa ada tiga tren pariwisata global yang fundamental yang dapat mengubah lanskap dan membawa peluang bagi pariwisata Indonesia di masa depan, terutama pada 2026. Ketiga tren itu meliputi pergeseran sumber wisatawan, perubahan demografi, dan perubahan pola pemilihan destinasi.

Terkait pola sumber wisatawan, Widi mengungkapkan jika sebelumnya pasar didominasi oleh wisatawan asal Amerika Utara, Eropa Barat, dan Asia Timur,  kini proporsinya semakin beragam.

"Negara-negara dari Amerika Selatan, Asia Selatan, dan Timur Tengah diperkirakan akan masuk ke dalam 15 besar pasar outbound pada tahun 2040," ucap Widi saat memberikan keynote speech dalam acara Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2026 di Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025.

Terkait perubahan demografi, Menpar menyebut Gen Z dan milenial kini menjadi motor baru pertumbuhan pariwisata dunia dengan minat berwisata paling tinggi. "52 persen Gen Z rela mengeluarkan uang lebih untuk pengalaman berwisata jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, misalnya baby boomers," ujarnya.

Sementara dari sisi perubahan pola pemilihan destinasi, Menpar mengungkapkan bahwa destinasi wisata yang sebelumnya bukan top of mind atau sekadar detour, kini justru semakin diminati. Itu karena wisatawan mencari pengalaman baru di destinasi yang unik.