Liputan6.com, Jakarta - Babak baru perjalanan pengembalian kepingan sejarah Indonesia dari Belanda jadi Top 3 Berita Hari Ini. Fosil The Java Man, sebutan untuk manusia purba Pithecantrophus erectus atau Homo erectus, secara bertahap akan dipulangkan ke Tanah Air mulai tahun ini.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut setidaknya tengkorak dan femur akan dipulangkan di tahap pertama. The Java Man merupakan bagian dari Koleksi Dubois yang disepakati Belanda untuk dikembalikan ke Indonesia.
Topik selanjutnya menyoroti seruan desainer Anne Avantie di momen Hari Batik Nasional 2025. Sebagai desainer yang lama berkecimpung dengan berbagai wastra, terutama batik, ia melihat ada aspek yang belum tergarap dengan baik padahal penting untuk kelangsungan hidup batik di masa depan.
Ia menyatakan, pelestarian batik tidak cukup dengan membuka toko, tapi juga perlu sosok untuk ditonjolkan. Ia mencontohkan dirinya yang sengaja menamai setiap karya dengan namanya.
Tidak ketinggalan, hak penamaan BT Batik Trusmi di Stasiun Cirebon berbuah polemik publik pun menarik perhatian pembaca. Karenanya, keputusan itu tengah dikaji ulang, menurut Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon, Mohamad Arie Fathurrochman.
Ia mengatakan, kajian ulang dilakukan sesuai arahan manajemen pusat, karena "sudah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat Kota Cirebon." Sementara itu, CEO Trusmi Group, Ibnu Riyanto, menyebut, rencana kerja sama terkait naming rights sebenarnya bertujuan mempromosikan batik dengan menyematkan merek BT Batik Trusmi di Stasiun Cirebon.
Berikut ringkasan Top 3 Berita Hari Ini:
Menanti Kepulangan The Java Man dan Ribuan Fosil Koleksi Dubois dari Belanda, Bukti Tuanya Peradaban Indonesia
Jumlah fosil yang sudah teridentifikasi, yakni 28.131 fosil, tapi total koleksi itu diperkirakan lebih dari 30 ribu fosil. Jenisnya beragam, tidak hanya fosil manusia purba, namun juga binatang-binatang purba, seperti Stegodon yang merupakan nenek moyang gajah jawa.
Seruan Desainer Anne Avantie untuk Penjual Batik: Saatnya Naikkan Nilai Jual dengan Branding Personal
Personal branding, sambung Anne, jadi penentu agar publik mengenal dan mengingat sosok pembuat karya tersebut. Hal itu juga akan memberi nilai lebih karya batik tersebut dari batik lain, mengingat saat ini kebanyakan orang hanya ingat nama toko tanpa tahu siapa pembuatnya.
Picu Pro Kontra, Nama Batik Trusmi Batal Mejeng di Stasiun Cirebon
Arie berkata, pihaknya memastikan tetap menampung aspirasi masyarakat terkait penyesuaian nama Stasiun Cirebon agar mencantumkan identitas Kejaksan sebagai kawasan bersejarah di kota tersebut. "Namun, perubahan nama membutuhkan prosedur karena status formalnya diatur secara nasional," katanya.