Liputan6.com, Jakarta - Suara rintik hujan menyambut saat kami masuk ke The Warehouse, Rabu malam, 1 Oktober 2025, mengucapkan selamat datang pada para penonton yang diantar menuju perjalanan mimpi IKAT Indonesia by Didiet Maulana. Koleksi Spring/Summer teranyar bertajuk "The Isle of Reverie" ini sekaligus menandai 14 tahun perjalanan jenama mode tersebut.
Didiet menjelaskan seusai show Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) di Jakarta, Rabu, "Kami membuat gambaran sebuah pulau (fiksi), di suatu tempat di Indonesia, di mana ada berbagai macam keragaman yang menciptakan estetika yang berasal dari alam dan orang-orangnya."
Rangkaiannya terinspirasi dari momen ketika seseorang larut dalam imajinasi. Koleksi ini adalah sebuah ajakan melintasi perjalanan mimpi ke alam tropis Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya. Setiap rancangan menangkap harmonisasi pesona alam dengan kekayaan budaya Nusantara.
Terdiri dari rangkaian busana ready-to-wear pria dan wanita, visualnya menerjemahkan lanskap tropis alam Indonesia ke dalam pilihan warna, eksplorasi motif tenun, dan detail aksesori. Seluruhnya, sebut Didiet Maulana, diinterpretasi dengan sentuhan modern.
Spirit Keberagaman
Merangkul semangat keberagaman, Didiet bermain-main dengan wastra dari berbagai daerah dalam koleksi teranyarnya. "(Di antaranya) ada tenun dari Bali, tenun Kediri, kemudian lurik dari Klaten, lurik dari Jogja. Ada manik-manik dari Kalimantan, kemudian bordir dari Tasikmalaya, dari Garut," bebernya.
Pemilihan warna pada total 30 tampilan looks yang terdiri dari 22 looks wanita dan delapan looks pria ini tercipta dari keindahan keberagaman alam Indonesia, dengan nuansa warna alam yang vibrant, seperti kuning dan biru yang dipadukan dengan sentuhan warna yang hangat, termasuk marun, terakota, dan cokelat.
Berangkat dari pemilihan warna tersebut, koleksi ini dibuat dengan material bahan motif tenun Indonesia dan bersiluet leisure yang tetap modern dan memiliki potongan loose, seperti hawaiian shirt, outerwear, skirt, boxer pants, trouser pants, dan dress, dengan motif tenun Indonesia.
Dikawinkan dengan Karya Musik Spesial
Tapi, Anda jangan hanya membayangkan kain tenun konvensional, karena di beberapa potongan, Didiet mentransfer motif tenun ke bahan-bahan transparan, entah dalam bentuk atasan maupun bawahan. Ini, kata dia, merupakan bagian dari sentuhan modern yang dijanjikan.
Kontras modern juga dihadirkan lewat sentuhan embellishment dan bordir, yang memberi nuansa urban sekaligus memperkuat karakter motif tradisional ikat dalam koleksi ini. Menyempurnakan presentasi koleksi tersebut, Didiet menggandeng komposer musik Eka Gustiwana dan Andien Aisyah sebagai pengisi vokal.
"Fashion show-nya terdiri dari tiga sequence, dan di awal, atas diskusi dengan Mas Didiet, beliau maunya yang tradisional," kata Eka di kesempatan yang sama. "Jadi, kami buatkanlah musik tradisional dari Kalimantan sebagai (sequence) pembuka."
Sequence kedua merupakan transisi menuju modern, sebut Eka. "Ada musik tradisional dan modern," ujar dia.
Malam Keajaiban
Pertunjukan ditutup dengan lantunan musik modern. Eka bercerita, "Makanya baru ada vokal (yang diisi Andien) di sequence terakhir. Itu liriknya ditulis Mas Didiet."
Kolaborasi ini, juga bersama Andien, disebut Didiet sebagai "ketika energi berbicara." "Karena sebenarnya lirik baru jadi beberapa hari lalu, langsung dikasih ke Eka. Eka kemudian translate menjadi nada-nada yang indah banget, dan baru kemarin recording sama Mbak Andien."
"Dalam waktu beberapa jam, Eka sudah kirim (hasilnya) ke kami, dan kami kayak yang, 'Oh my God.' Jadi benar-benar keajaiban lah malam ini," Didiet menyambung. Hasil kolaborasi ini, kata dia, akan dirilis. Namun, teknisnya belum bisa dibocorkan. "Tunggu tanggal mainnya," goda sang desainer.
Memeriahkan presentasi, Angga Yunanda dan Maudy Ayunda, yang merupakan wajah perayaan ulang tahun ke-35 Plaza Indonesia, turut berjalan di landasan pacu.