Liputan6.com, Jakarta - Bertempat di Gedung Plaza Insan Berprestasi, Kompleks Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Hari Museum Nasional 2025 dengan mengusung tema Museum Berkelanjutan, Budaya Bermartabat. Tema tersebut bermakna bahwa museum bukan sekadar tempat penyimpanan benda kuno, tetapi merupakan lembaga yang adaptif dan aktif dalam menanamkan nilai-nilai budaya serta menjadi penghubung antargenerasi.
"Museum, sebuah etalase budaya bagi suatu bangsa, menjadi garda terdepan dalam merawat berbagai artefak dan ekofak penting yang menceritakan kisah perjuangan, kebudayaan, dan kehidupan bangsa Indonesia di masa lalu," kata Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon di Jakarta, Minggu, 12 Oktober 2025.
Museum, sambung dia, juga turut bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat melalui penerapan praktik berkelanjutan, mulai dari konservasi koleksi, edukasi, pelibatan komunitas, dan inovasi serta tata kelola museum yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ia menyebut penguatan payung hukum terus digencarkan yang dimulai dengan menyusun Registrasi Nasional Museum. Itu berfungsi untuk memetakan keberadaan seluruh museum di Indonesia. Regulasi tersebut diklaim juga memastikan kualitas tata kelola, membuka ruang kolaborasi lintas sektor dan negara, dan inventarisasi faktual artefak.
Payung Hukum Permuseuman
Dalam kesempatan itu, Fadli Zon juga menyinggung soal payung hukum permuseuman. Ia menyebut sudah berlangsung Diskusi Kelompok (DKT) Rancangan Undang-Undang tentang Permuseuman pada 29 September 2025.
Dukungan atas RUU Permuseuman disampaikan Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana. Ia juga menyerahkan draf RUU Permuseuman bersama dengan Surat Keputusan Pengurus AMI kepada Menbud Fadli Zon. Momentum itu disebut sebagai simbol penguatan kelembagaan dan komitmen bersama dalam membangun tata kelola museum yang profesional, inklusif, dan berkelanjutan.
"AMI mendorong pemerintah dalam mewujudkan RUU Permuseuman, memastikan lembaga sertifikasi dan kelembagaan permuseuman, mengatur anggaran yang komprehensif, meningkatkan kualitas sumber daya manusia museum hingga daerah, dan menggerakkan spirit untuk menikmati dan mengenali museum sejak dini, ujarnya Putu.
Sertifikat Pendaftaran Museum
Hari Museum Indonesia menjadi momentum penyerahan Sertifikat Pendaftaran Museum kepada delapan perwakilan museum negeri dan swasta dan Kementerian Kebudayaan. Delapan museum tersebut adalah Museum Pidie Jaya, Aceh; Museum Prabu Siliwangi, Jawa Barat; Museum POLRI, Jakarta; Museum Negeri Provinsi Kalimantan Barat; Museum Daerah Kabupaten Banggai Laut; Museum Rudana, Bali; Museum Neka, Bali; dan Museum Tari dan Musik Nusantara, Banten.
"Kita berharap dalam waktu dekat akan ada penganugerahan kepada museum yang ada di Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan. Dari pihak swasta sudah ada, semakin banyak yang mengapresiasi, semakin baik dalam mendukung majunya museum kita," ucap Menbud.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Museum dan Cagar Budaya Abi Kusno mengungkapkan rencana mengubah wajah museum dengan layanan berstandar mal agar lebih diminati generasi yang lebih muda. "Harusnya itu (museum) akan jadi tempat kumpul, tempat ngobrol orang-orang," kata ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Siapkan Paket Wisata ke Museum
MCB telah memulai dari Museum Nasional Indonesia yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Jam buka museum kini diperpanjang hingga pukul 8 malam. Di lantai bawah museum sengaja dibuka pujasera agar mereka yang baru pulang kantor, mampir dulu ke museum sembari menunggu jalanan lebih lengang.
Selanjutnya, ia berencana membuat paket wisata ke museum, khususnya museum yang sudah direvitalisasi tetapi kurang populer seperti Museum Sangiran di Sragen, Jawa Tengah. Museum itu, kata dia, berpotensi berkembang karena menyimpan cerita menarik tentang peradaban manusia purba di Nusantara yang diyakini menjawab missing link dalam teori evolusi manusia di dunia.
Abi mengungkapkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kebudayaan untuk merancang paket wisata yang bisa menarik pengunjung. Program aktivasi juga perlu disiapkan agar bisa memenuhi ekspektasi pengunjung.
"Bagaimana caranya source-nya dari kita, objek-objek mana yang siap untuk dijual paket wisatanya, dan nanti dari Kementerian Pariwisata yang akan mem-promote ke agen-agen wisata," katanya.