Liputan6.com, Jakarta - Jadi Kartini masa kini bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan, termasuk independen secara finansial. Bagi perempuan, kemandirian finansial bukan hanya soal punya uang sendiri, tapi juga tentang memiliki kebebasan dan kendali atas hidup mereka, menurut perencana keuangan, Rista Zwestika CFP, WMI.
"Kemandirian finansial memberi lapisan keamanan yang penting. Perempuan tidak perlu bergantung pada orang lain untuk kebutuhan dasar dan dapat menghadapi situasi tidak terduga, seperti pasangan yang kehilangan pekerjaan, perceraian, bahkan kekerasan dalam rumah tangga, dengan sumber daya sendiri," katanya melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Sabtu (19/4/2025).
Mandiri secara finansial, menurut Rista, memungkinkan perempuan membuat pilihan lebih aman dan tidak terpaksa bertahan dalam situasi yang merugikan. Memiliki kendali atas keuangan juga meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri perempuan.
"Mereka merasa berdaya karena mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri dan berkontribusi pada keluarga tanpa merasa bergantung. Ini juga memungkinkan mereka mengejar impian dan tujuan pribadi tanpa terhambat keterbatasan finansial," ia menambahkan.
Kemandirian finansial pun merupakan pilar penting dalam mencapai kesetaraan gender. Rista berkata, "Ketika perempuan memiliki sumber daya ekonomi sendiri, mereka memiliki suara lebih kuat di keluarga, masyarakat, dan dalam pengambilan keputusan."
"Ini mengurangi kesenjangan kekuasaan dan memungkinkan partisipasi yang lebih setara dalam berbagai aspek kehidupan," imbuhnya. Menyambung itu, perencana keuangan, sekaligus mitra rencana edukasi, Sari Insaniwati, CFP, menyebut bahwa perempuan yang mandiri secara finansial juga berarti bisa mendukung orang lain.
"Perempuan biasanya peduli dengan orang lain, entah anak, orangtua, maupun keluarga dekat. Dengan memiliki kebebasan finansial, mereka bisa membantu sesama tanpa khawatir akan memberat keuangan keluarga," kata dia melalui pesan terpisah, Sabtu.
Apa Saja Indikasi Perempuan Mandiri Secara Finansial?
Ditanya indikator kemandirian finansial bagi perempuan, Sari mengatakan, "Pertama, memiliki penghasilan sendiri. Tidak harus kerja secara formal, yang penting memiliki penghasilan sendiri yang mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa tergantung pada orang lain."
Kemudian, memiliki dana darurat, sehingga tidak mengganggu cash flow biaya hidup sehari-hari, bahkan sampai berutang saat terjadi kondisi yang mengharuskan kita mengeluarkan dana besar. Selanjutnya, perempuan mampu menabung dan berinvestasi secara rutin.
Rista menambahkan, perempuan mandiri secara finansial juga berarti memiliki tujuan finansial yang jelas. Artinya, mereka memahami kondisi keuangan saat ini dan memiliki rencana yang jelas untuk mencapai tujuan finansial di masa depan.
Jadi, bagaimana caranya perempuan meraih kemandirian finansial? "Meningkatkan literasi keuangan. Memahami konsep dasar keuangan, seperti anggaran, tabungan, investasi, dan utang. Banyak sumber belajar yang tersedia, baik online maupun offline," ungkap Rista.
Selain, bisa juga dengan mencari dan mempertahankan pekerjaan dengan penghasilan yang layak. "Pendidikan dan keterampilan yang relevan sangat penting untuk mendapat pekerjaan yang baik. Perempuan sebaiknya mengembangkan diri dan mencari peluang karier yang lebih baik," ujar dia.
Ia menambahkan, "Jangan takut menegosiasikan gaji yang sesuai dengan kualifikasi dan nilai yang Anda bawa ke perusahaan." Berinteraksi dengan perempuan lain yang sukses secara finansial pun dapat memberi inspirasi, dukungan, dan wawasan berharga. "Mencari mentor bisa sangat membantu," imbuhnya.
Hambatan Perempuan dalam Meraih Kemandirian Finansial
Rista juga mengatakan pentingnya mencatat semua pemasukan dan pengeluaran untuk memahami ke mana uang pergi dan mengidentifikasi area pengeluaran yang dapat dikurangi. "Hindari utang konsumtif yang tidak perlu. Jika memiliki utang, buat rencana pelunasan yang jelas dan prioritaskan utang dengan bunga tertinggi," tuturnya.
Di sisi lain, ada beberapa kendala yang sering dihadapi perempuan dalam mencapai kemandirian finansial. Pertama, kata Sari, beban ganda dan peran tradisional yang menuntut perempuan bertanggungjawab mengurus urusan domestik, sehingga membatasi waktu dan kesempatan membangun karier.
Kesenjangan gaji berdasarkan gender, sambung Rista, juga jadi kendala lain. Ia berkata, "Perempuan sering kali dibayar lebih rendah daripada laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Ini secara signifikan mengurangi potensi pendapatan, kemampuan menabung, serta berinvestasi."
"Stereotipe tentang peran perempuan dalam masyarakat dapat memengaruhi pilihan karier dan ambisi finansial mereka. Tekanan sosial untuk menikah muda dan mengandalkan suami secara finansial juga dapat jadi kendala," ia menyambung.
Kemudian, menurut Rista, perempuan yang mengalami Kekerasan Berbasis Gender (KBG), termasuk kekerasan ekonomi, sering kali kehilangan kendali atas keuangan mereka dan jadi lebih rentan secara finansial. "Ketergantungan finansial membuat perempuan sangat rentan terhadap perampasan hak-hak mereka," kata dia.
Ketika seorang perempuan tidak memiliki sumber daya ekonomi sendiri, ia jadi lebih sulit untuk meninggalkan hubungan yang abusif, membuat keputusan sendiri, memperjuangkan hak-haknya, serta mengakses keadilan.
Bisakah Memulainya di Tengah Kondisi Ekonomi Sekarang?
Di tengah kondisi ekonomi saat ini, apakah mungkin perempuan memulai langkah-langkah mencapai kemandirian finansial? Sari menjawab, "Sangat mungkin. Saat ini, akses digital membuka peluang bagi siapa pun untuk bekerja secara fleksibel dan remote, tanpa harus meninggalkan rumah."
"Perempuan bisa mendapat penghasilan sebagai freelancer, bisnis online, bahkan influencer," imbuhnya. "Berbagai program literasi keuangan dan digital bisa dengan mudah didapatkan melalui ponsel, sehingga perempuan dapat mengatur keuangan pribadi maupun keluarga dengan lebih baik."
Selain itu, kata Sari, pemerintah mengeluarkan berbagai program pendampingan bagi UMKM yang ingin memulai maupun sudah berbisnis berupa pelatihan, pendanaan, dan pendampingan. "Meski ada tantangan ekonomi, peluang mencapai kebebasan finansial bagi perempuan Indonesia tetap terbuka lebar."
"Dengan memanfaatkan teknologi dan meningkatkan literasi keuangan, perempuan dapat mengambil langkah konkret untuk mencapai kebebasan finansial," tandasnya. Narasi senada disuarakan Rista, menyebut, "Kemandirian finansial adalah sebuah perjalanan."
"Mulailah dengan langkah-langkah kecil, seperti menabung sejumlah kecil uang secara teratur atau mempelajari dasar-dasar investasi. Setiap langkah kecil akan membawa Anda lebih dekat ke tujuan Anda," sebut dia.
Rista menambahkan, kondisi ekonomi saat ini justru menekankan pentingnya memiliki kendali atas keuangan sendiri. "Dengan perencanaan yang matang, disiplin, dan pemanfaatan peluang yang ada, perempuan dapat dan harus mengambil langkah-langkah aktif untuk mencapai kemandirian finansial mereka," tutupnya.