Menpar Widiyanti Tanggapi Isu Minta Disiapkan Mandi Pakai Air Galon: Itu Hanya Karangan Saja

3 weeks ago 35

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana akhirnya menanggapi isu yang menyebut dirinya meminta perlakuan spesial saat kunjungan kerja ke daerah. Sebelumnya, media sosial diramaikan kabar tentang Menpar Widi yang meminta disiapkan air galon untuk mandi di hotel di daerah.

"Saya mesti luruskan bahwa tidak ada saya mandi pakai air galon. Itu hanya karangan saja," kata Menpar dikutip dari chanel Youtube Helmy Yahya, Sabtu (27/9/2025).

Ia menilai isu itu sengaja digelontorkan untuk mencoreng nama baik hotel-hotel di Indonesia. "Bagi saya, isu itu bukan pada diri saya terganggunya karena saya melihat, kalau ada isu harus mandi air galon, berarti hotel-hotel di Indonesia tidak ada air bersih dong. (Padahal) tidak begitu. Jadi, itu mencoreng nama baik hotel-hotel di indonesia," ia menjelaskan

Ia pribadi tak merasa terganggu dengan kabar tersebut dan menganggapnya sebagai risiko pekerjaan sebagai pejabat publik. "Saya terima dengan baik. Kritikan... biasa itu kritikan, yang lain ada yang lebih parah. Selama itu bukan dari kinerja saya, saya rasa enggak masalah," kata Widi lagi.

Pakai Uang Pribadi untuk Perjalanan

Ia juga mengaku tidak berburuk sangka pada ASN, khususnya yang berada di Kementerian Pariwisata, karena semuanya dinilainya baik. "Kemungkinan orang-orang di luar barangkali, membuat-buat cerita atau mungkin ada pengalihan isu dari beberapa orang di luar sana, saya kurang tahu," duganya.

Dalam kesempatan itu pula, Widi menyatakan bahwa dirinya paling jarang merepotkan jajaran kementerian untuk mengurus perjalanan, termasuk kunjungan kerja. "Kalau dari booking hotel atau apapun, biasanya kami lakukan sendiri. Saya kan punya karyawan lama dari kantor," kata dia.

Ia juga mengaku jarang meminta disiapkan sesuatu kepada pemerintah daerah. "Bayar sendiri?" tanya Helmy yang diiyakan oleh Widi.

Ia menolak disebut sering membatalkan jadwal yang sudah disusun jauh hari. Kalau pun itu terjadi, menurutnya, karena ia dipanggil presiden atau DPR secara mendadak. Ia mengungkapkan seringkali harus mengejar penerbangan terdekat agar bisa memenuhi undangan presiden atau DPR, terutama jika ia sudah berada di daerah.

Kunjungan ke Luar Kota Usahakan PP

Widi juga mengungkapkan bahwa ia jarang menginap saat kunjungan kerja. Sedapat mungkin seluruh agenda yang ada di daerah diselesaikan hanya dalam waktu sehari sehingga bisa pulang pada hari yang sama.

"Bisa dandan dari jam 3 pun saya jabanin, Pak. jam 3 dandan, berangkat jam 6, sampai di sana kegiatan-kegiatan, pulang jam 6," katanya.

"Tapi kalau saya memang harus menginap, saya menginap di hotel. tentu saya kan juga harus mendukung industri perhotelan. jadi saya memilih hotel-hotel, saya me-review," imbuhnya.

Dengan masa jabatan hampir genap dua tahun, Widi meyakini kinerjanya cukup memuaskan Presiden Prabowo Subianto. Utamanya karena capaian target kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan tren positif hingga Juli 2025, yakni tumbuh 10 persen menurut data BPS.

"Akhir tahun kita proyeksikan mencapai target. Target kita baru direvisi oleh Pak Presiden. 14--15 juta kunjungan, jadi kita optimis mencapai target," ucapnya.

Belajar Banyak Jadi Menteri

Sementara itu, Widi mengaku tidak pernah terbayangkan menjadi seorang pejabat publik. Dukungan dari sang suami, Wisnu Wardhana yang seorang pendiri PT Indika Energy lah yang meyakinkannya untuk menerima tawaran menteri dari Prabowo.

"Bapak (Prabowo) bilang jangan nolak, saya tidak bisa nolak. Jadi saya pikir, ini waktunya berbakti pada negeri. Lima tahun itu kan tidak lama dan saya bisa berikan ide-ide bagi kebaikan pariwisata Indonesia," ujarnya.

Meski begitu, ia mengakui butuh waktu beradaptasi mengingat iklim kerja yang berbeda antara menjadi pengusaha dan pejabat publik. Saat menjadi pengusaha, ia baru bisa bicara ke publik setelah seluruh rencana kerja terealisasi. Tapi, kebalikannya berlaku di kementerian.

Widi mengaku bahagia dengan tantangan yang dijalaninya sekarang. "I'm happy. I'm learning a lot. Beda dengan Widi yang dulu. Karena dulu tidak boleh menceritakan kalau belum realized, sekarang harus ekstrovert. PR-ing," ucapnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |