Liputan6.com, Jakarta - Lagu Ibu Kita Kartini adalah salah satu lagu yang paling dikenal di Indonesia, khususnya saat peringatan Hari Kartini setiap 21 April. Lagu ini bukan hanya sekadar melodi indah, tetapi juga menyimpan makna yang dalam tentang perjuangan emansipasi wanita, terinspirasi oleh sosok Raden Ajeng Kartini.
Mengutip dari Antara, Senin (21/4/2025), lagu patriotis ini diciptakan oleh komposer legendaris Wage Rudolf Soepratman pada 1928, lagu ini menjadi simbol penghormatan bagi wanita-wanita hebat di Indonesia. WR Supratman menciptakan lagu ini setelah ia menghadiri Kongres Wanita Indonesia I di Yogyakarta pada Desember 1928.
Dalam liriknya, terdapat penggambaran sosok Ibu Kartini sebagai wanita tangguh yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan melawan ketidakadilan. Melalui lirik yang sederhana namun sarat makna, kita diajak untuk mengenang jasa-jasa Kartini yang berjuang demi kesetaraan gender.
Dengan lirik yang menyentuh hati, lagu Ibu Kita Kartini mengajak kita untuk merenungkan keberanian dan keteguhan hati Kartini. Seperti yang tertulis dalam liriknya, "Tetap berdiri walau badai menghantui, tetap kokoh walau tembok mulai diroboh." Pesan ini mengingatkan kita bahwa meskipun ada banyak tantangan, semangat perjuangan harus tetap ada.
Dalam liriknya, terdapat pesan bahwa setiap perempuan memiliki potensi dan hak yang sama untuk berjuang demi martabat dan kesetaraan perempuan. Seperti yang tertulis, "Jasa-jasamu pasti kan kukenang selalu." Ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh Kartini dalam kehidupan perempuan Indonesia.
Relevansi Lagu Ibu Kita Kartini
Lagu 'Ibu Kita Kartini' adalah karya yang tak lekang oleh waktu. Karya ini mengajak kita untuk terus mengenang dan menghargai jasa-jasa Raden Ajeng Kartini serta para pejuang wanita lainnya sebagai sosok Kartini lainnya di masa kini.
Dengan lirik yang menyentuh dan melodi yang indah, lagu penyemangat ini seolah menjadi jembatan antara generasi yang berbeda. Lagu ini juga menjadi simbol harapan, bahwa di tengah tantangan yang ada, akan selalu ada perempuan-perempuan tangguh yang siap untuk berjuang untuk kesetaraan.
Tentang sosok pencipta lagu Ibu Kita Kartini, Wage Rudolf Soepratman diketahui lahir pada 19 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah. Sejak kecil, WR Soepratman tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan musik.
Mengutip dari laman Gramedia yang merangkum profil WR Soepratman dari Buku Pintar Mengenal Pahlawan Indonesia, Senin (21/4/2025) keluarga Soepratman, terutama kakaknya Roekijem, pun sangat mencintai dunia seni dan musik. Hal ini ikut membentuk minat WR Supratman terhadap dunia musik, yang kemudian membawanya untuk menciptakan karya-karya yang bersejarah.
Wage Rudolf Soepratman Pemain Biola yang Handal
Setelah menempuh pendidikan di beberapa sekolah, WR Supratman mulai berkarier di dunia musik. Ia dikenal sebagai seorang pemain biola yang handal dan bahkan mendirikan grup jazz yang bernama Black And White.
Namun, perubahan kondisi sosial dan politik di Indonesia menarik perhatian WR Supratman untuk lebih aktif dalam perjuangan kemerdekaan. WR Supratman terlibat dalam dunia jurnalisme dan politik, yang membawanya berinteraksi dengan banyak tokoh pergerakan.
Melalui pengalaman ini, ia mulai menulis lagu-lagu kebangsaan, termasuk 'Indonesia Raya', yang menjadi lagu nasional Indonesia. Berkat peran dan karya besarnya, pemerintah membangun museum WR Supratman yang terletak di Jl Mangga Nomor 21 Tamansari, Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Museum ini berisi beberapanya barang milik WR Supratman salah satunya adalah biola legendaris Sang Musikus. Museum tersebut rupanya adalah kediaman WR Supratman sebelum ia wafat pada 1938. Sebelum dijadikan museum, tempat ini sempat ditinggali oleh sebuah keluarga hingga 1974 dan akhirnya kosong selama 27 tahun lebih.
Karya Lagu Nasional WR Soepratman
Selain karya lagu-lagu, WR Supratman juga sempat menulis beberapa buku, yakni Perawan Desa yang ditulis pada 1929, Darah Moeda, dan Kaoem Fanatik. Salah satu karya bukunya pernah disita oleh Pemerintah Hindia Belanda dan dilarang beredar yaitu buku Perawan Desa.
WR Supratman menciptakan beberapa lagu kebangsaan yang saat ini kita kenal sebagai lagu wajib nasional. Berikut daftar karya lalu-lagu ciptaan WR Supratman:
Indonesia Raya : Lagu Kebangsaan Republik Indonesia yang diciptakan pada 1924
Ibu Kita Kartini : Lagu Wajib Nasional yang diciptakan pada 1929
Di Timoer Matahari : Lagu Wajib yang diciptakan pada tahun 1931
Indonesia Iboekoe : Diciptakan pada 1926
Bendera Kita Merah Poetih : Yang Diciptakan pada 1928
Bangoenlah Hai Kawan : Diciptakan pada 1929
Mars KBI : Lagu Kepandoean Bangsa Indonesia Diciptakan pada 1930
Mars PARINDRA : Lagu Partai Indonesia yang Diciptakan pada 1930
Mars Soerya Wirawan : Diciptakan pada 1937
Matahari Terbit : Diciptakan pada 1928
Selamat Tinggal : Lagu yang belum selesai WR Supratman tulis di 1938