Maskapai Swiss Batalkan 1.400 Penerbangan hingga Oktober 2025 karena Kekurangan Pilot

3 days ago 25

Liputan6.com, Jakarta - Pelancong yang menuju atau melalui Swiss musim panas ini mungkin akan mengalami pembatalan penerbangan yang tidak terduga. Swiss, maskapai nasional negara itu, telah mengonfirmasi akan membatalkan sekitar 1.400 penerbangan sekarang hingga Oktober karena kekurangan pilot.

Mengutip dari laman Euronews, Jumat (30/5/2025), pemotongan tersebut akan memengaruhi beberapa rute jarak pendek dari Zurich dan Jenewa, termasuk penerbangan di seluruh Eropa. Beberapa layanan jarak jauh, seperti ke Shanghai dan Chicago, juga akan beroperasi lebih jarang.

Selain itu, beberapa rute termasuk layanan musim panasnya ke Hurghada di Mesir, telah ditangguhkan sepenuhnya. Swiss mengatakan bahwa pihaknya 'sangat menyesalkan' situasi tersebut dan telah memperkenalkan berbagai perbaikan jangka pendek untuk mengatasi kekurangan pilotnya.

Disebutkan bahwa kekurangan pilot juga imbas termasuk program penangguhan pensiun sukarela, skema pembelian kembali liburan dan mendorong pilot paruh waktu untuk menambah jam kerja. Maskapai ini juga bekerja sama dengan serikat pilotnya, Aeropers, untuk meningkatkan fleksibilitas jadwal dan mengurangi ketidakhadiran di menit-menit terakhir yang disebabkan oleh kelelahan. 

Tak Hanya Terjadi di Swiss

Swiss telah berjanji untuk memberi tahu penumpang tentang perubahan tersebut sedini mungkin. Penumpang yang terdampak akan dipesankan ulang pada penerbangan dengan Swiss, Lufthansa Group, maskapai lain dalam jaringan Star Alliance. Penumpang juga dapat memesan ulang atau meminta pengembalian uang penuh.

Swiss bukan satu-satunya maskapai yang menghadapi turbulensi. Maskapai di seluruh Eropa memangkas jadwal dan membentuk rencana darurat untuk mengatasi kekurangan kru kokpit yang terus meningkat.

KLM secara terbuka mengakui kesulitan menyediakan staf untuk penerbangan jarak jauh musim panas ini, meskipun mengklaim memiliki lebih banyak pilot daripada sebelumnya dalam jadwalnya. "Cuti sakit dan pekerjaan paruh waktu telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kami kehilangan sekitar 50 pekerjaan penuh waktu per tahun karena semua pekerjaan paruh waktu," kata Eimerd Bult, kepala layanan penerbangan KLM, September lalu, seperti dilansir surat kabar Belanda Telegraaf. 

Krisis Pilot Setelah Pandemi

Pilot Air France untuk sementara mengoperasikan penerbangan KLM pada rute tertentu, termasuk Amsterdam ke New York, mulai Juli hingga Oktober tahun ini. Sementara itu, British Airways dan easyJet secara agresif merekrut staf baru, saling bersaing dengan fasilitas kompetitif untuk merebut dari pesaing mereka dan menarik kembali pilot yang sudah pensiun.

British Airways, misalnya, telah menawarkan untuk membiayai pelatihan pilot yang biayanya bisa mencapai 100 ribu euro yang setara 1,8 miliar hingga 60 calon pilot per tahun. Ini terjadi setelah maskapai menangguhkan beberapa rute jarak pendek musim panas ini, termasuk penerbangan dari London Gatwick ke Santorini dan Mykonos, dan rute tertentu dari Heathrow ke Yunani dan Kroasia.

Lalu mengapa jumlah pilot sangat sedikit? Pandemi menghentikan pelatihan pilot baru dan mempercepat pensiun, pukulan ganda yang belum pulih dari industri ini. Di AS saja, FAA memproyeksikan sekitar 4.300 pilot pensiun setiap tahun hingga 2042. 

Eropa menghadapi krisis serupa. Meskipun beberapa maskapai penerbangan sebelumnya memiliki daftar tunggu yang panjang untuk mendapatkan slot pilot, kini mereka melonggarkan persyaratan bahasa dan kewarganegaraan untuk memperluas jumlah kandidat.

Antisipasi Pelancong

Namun masalah kekurangan pilot bukan hanya karena pensiun, melainkan jalur produksi. Prospek jangka panjang Boeing memperkirakan bahwa dunia akan membutuhkan 674.000 pilot baru selama dua dekade mendatang.

Pada 2032, firma konsultan Oliver Wyman mengatakan sektor ini bisa kekurangan hampir 80.000 pilot secara global. Eropa sendiri bisa kekurangan 19.000 pilot dari permintaan.

Pelancong dengan pemesanan jarak pendek, terutama yang melibatkan koneksi, harus bersiap menghadapi gangguan karena maskapai Eropa mengurangi jadwal musim panas mereka. Para ahli memperingatkan bahwa jadwal yang lebih ketat ini dapat mengakibatkan lebih sedikit penerbangan langsung, persinggahan yang lebih lama, dan persaingan yang lebih ketat untuk mendapatkan tempat duduk.

Pelancong disarankan untuk memesan tiket lebih awal, menyediakan waktu tambahan untuk transfer, dan memantau pemberitahuan maskapai penerbangan dengan saksama. Meskipun kebijakan pemesanan ulang dan pengembalian uang sudah berlaku, mendapatkan alternatif terbaik dapat bergantung pada seberapa cepat Anda pindah.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |