Kuliner Padang Terenak Selain Rendang, Ini 14 Hidangan Khas yang Wajib Dicoba

1 week ago 6

Liputan6.com, Jakarta Sumatera Barat tidak hanya terkenal dengan rendang sebagai makanan khasnya, tetapi juga memiliki beragam kuliner Padang terenak selain rendang yang tak kalah menggugah selera. Kekayaan kuliner Minangkabau ini telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Ranah Minang, seperti yang disebutkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Dari sate Padang yang kaya rempah hingga ayam pop yang berwarna putih khas, setiap hidangan memiliki karakteristik unik yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Minangkabau.

Eksplorasi kuliner Padang terenak selain rendang akan membawa Anda pada petualangan citarasa yang tak terlupakan. Masakan Padang dikenal dengan penggunaan rempah-rempah yang kompleks dan teknik memasak tradisional yang telah diwariskan turun-temurun. Setiap daerah di Sumatera Barat memiliki spesialisasi hidangan tertentu, mulai dari Bukittinggi dengan ayam popnya, Pariaman dengan lontong sayurnya, hingga Agam yang terkenal dengan itiak lado mudonya.

Mengenal kuliner Padang terenak selain rendang menjadi penting bagi para pecinta kuliner Indonesia maupun mancanegara. Keunikan cita rasa pedas, gurih, dan kaya santan menjadi ciri khas yang membedakan masakan Padang dengan daerah lainnya. Berikut ini telah Liputan6.com kupas tuntas berbagai kuliner Padang terenak selain rendang yang wajib Anda coba ketika berkunjung ke Sumatera Barat, lengkap dengan latar belakang sejarah dan tempat terbaik untuk menikmatinya.

Hidangan Daging Khas Padang

Sate Padang: Variasi Cita Rasa dalam Satu Tusukan

Sate Padang merupakan salah satu ikon kuliner Sumatera Barat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan sate dari daerah lain. Hidangan ini hadir dalam berbagai variasi seperti sate Padang biasa, sate Padang panjang, dan sate Pariaman, masing-masing dengan karakteristik saus yang berbeda, dari yang kental seperti bubur hingga yang berwarna merah atau kuning cerah.

Sate Padang mengandung protein tinggi dan rempah-rempah yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti kunyit dan cabai yang memiliki sifat antiinflamasi. Sate ini biasanya menggunakan daging sapi pilihan yang dipotong kecil dan dipanggang dengan teknik khusus untuk menghasilkan tekstur yang empuk namun tidak kering.

Dendeng Balado: Daging Kering Berbalut Sambal Pedas

Dendeng balado adalah kreasi kuliner khas Padang yang menggabungkan teknik pengawetan daging tradisional dengan cita rasa balado yang khas. Daging sapi dipotong tipis, dikeringkan, kemudian digoreng dan dibalut dengan bumbu balado yang kaya akan cabai dan rempah-rempah. Proses pembuatan dendeng balado memerlukan keahlian khusus untuk menghasilkan tekstur yang renyah namun tidak keras.

Berdasarkan catatan sejarah kuliner Minangkabau dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat, dendeng balado telah menjadi bagian dari budaya merantau orang Minang karena kepraktisannya. Kandungan protein yang tinggi dan bumbu rempah yang kaya antioksidan membuat dendeng balado tidak hanya lezat tetapi juga bergizi.

Ayam Pop: Keunikan Warna Putih yang Menawan

Ayam pop merupakan inovasi kuliner khas Bukittinggi yang terkenal karena warna putihnya yang unik setelah digoreng. Keunikan ini dihasilkan dari proses perebusan ayam menggunakan air kelapa muda yang dicampur dengan bumbu bawang putih dan garam sebelum digoreng. Teknik memasak ini menghasilkan ayam yang empuk di bagian dalam namun crispy di bagian luar dengan aroma yang harum dan khas.

Menurut dokumentasi dari Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi, ayam pop pertama kali diciptakan pada era 1960-an dan menjadi trademark kuliner kota tersebut. Kandungan nutrisi dari air kelapa memberikan tambahan elektrolit alami yang membuat daging ayam menjadi lebih lembut dan beraroma segar.

Itiak Lado Mudo: Kelezatan Bebek Pedas dari Agam

Itiak lado mudo adalah hidangan bebek khas daerah Agam yang terkenal dengan cita rasa pedas dan gurihnya. Daging bebek dimasak dengan bumbu lado mudo (cabai hijau) yang memberikan sensasi pedas yang berbeda dari cabai merah biasa. Hidangan ini menjadi favorit tidak hanya di kalangan wisatawan domestik tetapi juga mancanegara, terutama yang berkunjung ke kawasan Ngarai Sianok.

Berdasarkan penelitian etnobotani dari Institut Pertanian Bogor, cabai hijau yang digunakan dalam lado mudo mengandung capsaicin yang lebih tinggi dan vitamin C yang melimpah, memberikan manfaat kesehatan tambahan selain kelezatan rasanya. Teknik memasak yang digunakan adalah slow cooking untuk memastikan bumbu meresap sempurna hingga ke dalam daging.

Hidangan Seafood dan Ikan Khas Padang

Ikan Asam Padeh: Harmoni Rasa Asam dan Pedas

Ikan asam padeh merupakan salah satu hidangan seafood paling populer di Sumatera Barat yang menggabungkan rasa asam dan pedas dalam harmoni yang sempurna. Hidangan ini dapat menggunakan berbagai jenis ikan seperti tongkol, kakap, gurame, hingga kembung, tergantung ketersediaan dan preferensi daerah. Bumbu asam padeh terdiri dari campuran cabai, bawang, jahe, kunyit, dan yang terpenting adalah asam kandis atau asam gelugur yang memberikan rasa asam khas.

Ikan asam padeh mengandung omega-3 tinggi dari ikan dan antioksidan dari rempah-rempahnya, menjadikannya makanan yang sangat bergizi dan menyehatkan. Setiap daerah memiliki variasi bumbu dan teknik memasak yang sedikit berbeda, menciptakan keragaman cita rasa dalam satu hidangan yang sama.

Gulai Tauco: Perpaduan Tradisional dan Pengaruh Tionghoa

Gulai tauco merupakan bukti akulturasi budaya dalam kuliner Padang yang memadukan tauco (fermentasi kedelai) dengan rempah-rempah khas Minangkabau. Hidangan ini biasanya berisi irisan buncis, tahu, dan udang yang dimasak dalam kuah santan dengan tauco sebagai bumbu utamanya. Perpaduan ini menghasilkan cita rasa umami yang khas dan berbeda dari gulai Padang lainnya.

Hidangan ini berkembang pada abad ke-19 ketika pedagang Tionghoa mulai menetap di wilayah pesisir Sumatera Barat. Fermentasi tauco yang digunakan memberikan manfaat probiotik yang baik untuk pencernaan, sementara udang dan sayuran memberikan protein dan serat yang seimbang.

Hidangan Berkuah dan Santapan Berat

Lontong Padang: Sarapan Tradisional yang Mengenyangkan

Lontong Padang atau lontong sayur merupakan hidangan sarapan tradisional yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Padang. Hidangan ini terdiri dari lontong yang disajikan dengan sayur labu, sayur nangka muda, dan kuah santan kental yang kaya rempah. Keunikan lontong Padang terletak pada kuahnya yang tidak hanya kental tetapi juga memiliki kompleksitas rasa dari berbagai rempah yang digunakan.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, lontong Padang mengandung karbohidrat kompleks, serat, dan lemak baik dari santan yang memberikan energi tahan lama untuk memulai aktivitas harian. Tradisi menyantap lontong Padang sebagai sarapan telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian dari identitas kuliner masyarakat setempat.

Gulai Itiak: Kekayaan Rempah dalam Setiap Suapan

Gulai itiak merupakan hidangan bebek yang dimasak dengan bumbu gulai khas Padang yang kaya akan rempah-rempah. Yang membedakan gulai itiak dari hidangan bebek lainnya adalah kemampuan bumbu Padang untuk menghilangkan aroma amis yang biasanya terdapat pada daging bebek. Proses memasak yang panjang dengan api kecil memungkinkan rempah-rempah meresap sempurna ke dalam daging, menghasilkan cita rasa yang mendalam dan kompleks.

Kombinasi rempah dalam gulai itiak mengandung senyawa bioaktif yang memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi, memberikan manfaat kesehatan di samping kelezatan rasanya. Rempah-rempah yang digunakan meliputi lengkuas, serai, daun jeruk, cabai, bawang, dan berbagai bumbu halus lainnya yang diracik dengan proporsi tertentu.

Makanan Ringan dan Kudapan Tradisional

Lamang: Ketan Bambu dengan Cita Rasa Autentik

Lamang merupakan kudapan tradisional khas Sumatera Barat yang terbuat dari beras ketan dicampur dengan santan, dibungkus daun pisang, kemudian dipanggang dalam bambu. Proses pembuatan lamang memerlukan waktu yang cukup lama karena harus dipanggang dengan panas yang merata untuk menghasilkan tekstur yang sempurna. Aroma khas dari bambu yang terbakar memberikan citarasa unik yang tidak dapat ditemukan pada makanan serupa dari daerah lain.

Menurut dokumentasi dari Balai Bahasa Sumatera Barat, lamang telah menjadi bagian dari tradisi Minangkabau sejak abad ke-16 dan memiliki nilai filosofis tentang kebersamaan dan kesabaran dalam prosesnya. Tradisi membuat lamang biasanya dilakukan secara gotong-royong dan menjadi bagian dari acara-acara adat atau keagamaan.

Bika Talago: Manisnya Tradisi Bukittinggi

Bika talago adalah kue khas Bukittinggi yang disajikan dalam keadaan hangat dengan cita rasa yang gurih dan manis. Kue ini terbuat dari tepung beras, kelapa parut, gula merah, dan gula putih yang dipanggang dengan teknik khusus untuk menghasilkan tekstur yang empuk namun tidak lembek. Nama "talago" sendiri berasal dari bahasa Minangkabau yang berarti "telur", merujuk pada bentuk kue yang bulat seperti telur.

Berdasarkan catatan sejarah kuliner dari Dinas Kebudayaan Kota Bukittinggi, bika talago telah ada sejak era kolonial Belanda dan menjadi camilan favorit para wisatawan yang berkunjung ke Jam Gadang. Kue ini biasanya dijual oleh pedagang keliling dengan suara khas yang menjadi penanda kehadirannya di sekitar Bukittinggi.

Sala Lauak: Gorengan Krispy dari Pariaman

Sala lauak merupakan gorengan khas Pariaman yang terbuat dari teri atau udang halus dengan tekstur yang krispy di luar namun lembut di dalam. Pembuatan sala lauak memerlukan teknik khusus dalam mengolah teri atau udang hingga menjadi adonan yang dapat dibentuk dan digoreng. Hasilnya adalah camilan yang menyerupai combro khas Jawa Barat namun dengan cita rasa yang distinctly Minangkabau.

Sala lauak mengandung protein tinggi dari seafood dan kalsium yang baik untuk kesehatan tulang, menjadikannya camilan yang tidak hanya lezat tetapi juga bergizi. Teri dan udang yang digunakan biasanya adalah hasil tangkapan lokal yang segar, memberikan rasa laut yang khas pada camilan ini.

Kerupuk Jangek: Camilan Renyah dari Kulit Sapi

Kerupuk jangek atau kerupuk kulit merupakan salah satu camilan favorit masyarakat Minangkabau yang terbuat dari kulit sapi. Proses pembuatannya melibatkan tahapan yang cukup panjang, mulai dari pemilihan kulit sapi yang berkualitas, perebusan, penyangraian, penjemuran, hingga penggorengan. Setiap tahap memerlukan ketelitian khusus untuk menghasilkan kerupuk yang renyah dan gurih.

Kerupuk jangek berkualitas baik harus memiliki warna yang merata, tidak tengik, dan memiliki daya tahan yang cukup lama jika disimpan dengan benar. Selain sebagai camilan, kerupuk jangek juga sering dijadikan pelengkap berbagai hidangan Padang lainnya seperti sate atau lontong.

Hidangan Fermentasi dan Minuman Tradisional

Dadiah: Yogurt Kerbau Autentik Minangkabau

Dadiah merupakan produk fermentasi susu kerbau yang memiliki tekstur serupa dengan yogurt modern namun dengan proses pembuatan yang sangat tradisional. Fermentasi dadiah dilakukan dalam wadah bambu yang ditutup dengan daun pisang dan daun waru yang telah dipanaskan, menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri baik. Proses fermentasi ini biasanya memakan waktu 1-2 hari tergantung suhu dan kondisi lingkungan.

Dadiah mengandung probiotik alami yang sangat baik untuk kesehatan pencernaan dan sistem imun tubuh, dengan kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan yogurt komersial. Rasa dadiah yang sedikit asam dan creamy memberikan sensasi yang menyegarkan dan mengenyangkan.

Kalio Jariang: Kelezatan Jengkol ala Padang

Kalio jariang adalah hidangan khas Padang yang menggunakan jariang (jengkol) sebagai bahan utamanya dengan teknik memasak yang mirip rendang. Perbedaannya terletak pada konsistensi kuah yang tidak dikering-keringkan seperti rendang, tetapi dibiarkan agak berkuah namun kental. Proses memasaknya memerlukan waktu yang cukup lama agar jengkol menjadi empuk dan bumbu meresap sempurna.

Jengkol mengandung senyawa aktif yang memiliki manfaat sebagai antioksidan dan antimikroba, meskipun konsumsi berlebihan perlu dihindari karena dapat menyebabkan kristalisasi asam jengkolat. Bagi pecinta jengkol, kalio jariang menawarkan pengalaman citarasa yang unik karena kombinasi aroma khas jengkol dengan kompleksitas bumbu Padang.

Nilai Gizi dan Manfaat Kesehatan

Analisis Kandungan Nutrisi Kuliner Padang

Kuliner Padang kaya akan kandungan nutrisi yang beragam karena penggunaan rempah-rempah alami dan bahan-bahan segar. Sebagian besar hidangan Padang mengandung protein tinggi dari daging, ikan, atau kacang-kacangan, serta lemak sehat dari santan dan minyak kelapa. Penggunaan kunyit, jahe, lengkuas, dan cabai memberikan tambahan antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba yang bermanfaat bagi kesehatan.

Hidangan berkuah santan khas Padang mengandung asam lemak jenuh yang dalam jumlah moderat dapat memberikan energi instan dan membantu penyerapan vitamin larut lemak. Rempah-rempah yang digunakan juga terbukti memiliki indeks glikemik yang rendah, membantu mengontrol kadar gula darah.

Manfaat Rempah-rempah dalam Masakan Padang

Rempah-rempah yang digunakan dalam masakan Padang tidak hanya berfungsi sebagai pemberi rasa tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Kunyit mengandung curcumin yang berperan sebagai antiinflamasi alami, jahe membantu pencernaan dan mengurangi mual, sementara cabai mengandung capsaicin yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Kombinasi rempah-rempah ini menciptakan sinergi yang memberikan manfaat kesehatan maksimal.

Konsumsi rutin rempah-rempah dalam masakan Padang dapat membantu meningkatkan sistem imun tubuh dan mengurangi risiko penyakit degeneratif. Lengkuas dan serai mengandung senyawa antibakteri yang membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan, sementara daun-daunan seperti daun jeruk dan daun kunyit memberikan vitamin dan mineral tambahan yang penting bagi tubuh.

QnA (Questions and Answers)

Q: Apa perbedaan utama antara sate Padang dengan sate dari daerah lain? 

A: Sate Padang memiliki keunikan pada sausnya yang kental dan kaya rempah, berbeda dengan sate Madura yang menggunakan bumbu kacang. Saus sate Padang bervariasi dari yang kental seperti bubur hingga berwarna merah atau kuning, tergantung daerah asalnya. Selain itu, sate Padang selalu disajikan dengan ketupat dan kerupuk jangek sebagai pelengkap.

Q: Mengapa ayam pop berwarna putih setelah digoreng? 

A: Warna putih ayam pop dihasilkan dari proses perebusan menggunakan air kelapa muda yang dicampur dengan bumbu bawang putih sebelum digoreng. Air kelapa mengandung enzim dan mineral yang mencegah reaksi Maillard (pencoklatan) saat penggorengan, sehingga ayam tetap mempertahankan warna putihnya sambil tetap matang sempurna.

Q: Apakah dadiah aman dikonsumsi dan apa manfaat kesehatannya? 

A: Ya, dadiah aman dikonsumsi karena dibuat melalui proses fermentasi alami yang menghasilkan bakteri baik (probiotik). Menurut penelitian Fakultas Peternakan Universitas Andalas, dadiah mengandung probiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan, protein tinggi, dan kalsium yang bermanfaat untuk tulang. Namun, pastikan dadiah dibuat dengan higiene yang baik dan dikonsumsi fresh.

Q: Bagaimana cara memilih ikan yang baik untuk membuat ikan asam padeh? 

A: Pilih ikan yang masih segar dengan ciri-ciri mata jernih, insang berwarna merah segar, dan tekstur daging yang kenyal. Untuk ikan asam padeh, ikan tongkol, kakap, atau kembung adalah pilihan terbaik karena dagingnya padat dan tidak mudah hancur saat dimasak dengan bumbu asam yang kuat. Hindari ikan yang sudah berbau amis atau bertekstur lembek.

Q: Apakah semua hidangan Padang pedas? Adakah alternatif untuk yang tidak suka pedas? 

A: Tidak semua hidangan Padang pedas. Ada beberapa hidangan yang mild seperti ayam pop, dadiah, bika talago, dan lamang. Untuk hidangan yang biasanya pedas, Anda bisa meminta tingkat kepedasan yang lebih rendah atau memilih bagian yang kuahnya tidak terlalu banyak mengandung cabai.

Q: Berapa lama daya tahan makanan khas Padang dan bagaimana cara penyimpanannya? 

A: Daya tahan bervariasi tergantung jenis makanan. Dendeng balado dan kerupuk jangek dapat tahan 1-2 minggu jika disimpan dalam wadah kedap udara. Hidangan berkuah seperti gulai sebaiknya dikonsumsi dalam 1-2 hari dan disimpan di kulkas. Lamang dan bika talago paling baik dikonsumsi fresh atau maksimal dalam sehari.

Q: Dimana tempat terbaik untuk mencoba kuliner Padang yang autentik? 

A: Untuk kuliner autentik, kunjungi daerah asal masing-masing hidangan seperti Bukittinggi untuk ayam pop, Pariaman untuk lontong sayur dan sala lauak, atau Solok untuk ikan asam padeh. Di Padang sendiri, cari rumah makan tradisional atau warung nasi kapau yang sudah lama berdiri dan memiliki reputasi baik di kalangan masyarakat lokal.

Foto Pilihan

Penari Reog Ponorogo dari Sedulur Warok Ponorogo Bekasi beraksi saat pembukaan acara Parade Wastra Nusantara 2025 yang di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (8/8/2025). (KapanLagi.com/Budy Santoso)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |