Kinerja Positif Sektor Ekonomi Kreatif Sepanjang 2025, Nilai Investasi Capai 107 Persen dari Target di Triwulan III

19 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Sektor ekonomi kreatif (ekraf) terus bergeliat sepanjang 2025. Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menyatakan sejumlah indikator menunjukkan bahwa sektor tersebut menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun ini. Salah satunya dari nilai investasi yang ditanamkan di ekraf.

Berdasarkan data kinerja yang dipaparkan pada Ekraf Annual Report (EAR) 2025), realisasi investasi pada triwulan III/2025 berada di rentang Rp 132,04 triliun, atau sekitar 107 persen dari target batas bawah yang ditetapkan, yakni berkisar Rp123,6 triliun hingga Rp 136,3 triliun. Capaian itu utamanya disumbang oleh sektor aplikasi, fesyen, kriya dan kuliner di posisi empat besar.

"Dari sisi provinsi yang diminati oleh investor masuk terkonsentrasi masih di Pulau Jawa. Ke depannya, kami akan mendorong investasi ekrak ke provinsi lainnya di luar Jawa. Rencana ini sudah kami tuangkan di dalam Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif (Rindekraf) 2026-2045 dan strategi penguatan kelembagaan ekraf di daerah," kata Riefky dalam paparan EAR di Jakarta, Senin, 22 Desember 2025.

Indikasi lainnya adalah nilai ekspor ekraf sepanjang Januari--Oktober 2025 mencapai 26,68 miliar dolar AS atau sekitar 11,96 persen dari total ekspor nonmigas nasional. Tiga subsektor penyumbang ekspor teratas diduduki oleh fesyen, kriya, dan kuliner dengan lima besar negara tujuan ekspor adalah Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Thailand, dan Uni Emirat Arab.

"Ke depan kita bisa menjadikan Swiss sebagai hub untuk pasar Eropa, Thailand untuk pasar regional, dan Uni Emirat Arab sebagai hub Timur Tengah," urai Menekraf.

Penguatan Ekraf di Daerah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi PDB sektor ini pada 2024 sebesar Rp1.611,2 triliun atau 7,28 persen dari PDB nasional melebihi pertumbuhan PDB nasional 5,03 persen angka yang menegaskan peran nyata ekraf dalam perekonomian. Sementara dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor ekraf menyerap 27,4 juta orang yang didominasi generasi milenial dan Gen Z.

"Ekonomi kreatif bukan lagi sekadar potensi, melainkan tambang baru yang tumbuh dari daerah dan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi. Data dan kolaborasi yang kuat akan memastikan kebijakan kami tepat sasaran dan berdampak luas," Riefky kembali menekankan.

Dengan capaian itu, ia memandang perlu penguatan lebih lanjut. Salah satunya dengan membentuk dinas ekraf di daerah. Dalam kurun waktu setahun terakhir, Kemenekraf mencatat ada 19 provinsi dan puluhan kabupaten/kota yang membentuk dinas/komite ekraf.

"Selain itu, puluhan kerja sama strategis dengan mitra nasional dan internasional telah ditandatangani. Angka-angka tersebut menjadi bukti ekonomi kreatif mampu menjadi mesin baru pertumbuhan," sambung Riefky.

Program-program Pemberdayaan Ekraf

Sepanjang 2025, Kemenekraf telah menyelenggarakan berbagai program dalam menguatkan fungsi dan peran sebagai akselerator hingga pembuat kebijakan. Program tersebut mulai dari dialog kreatif Tekoteh (Temu Komunitas Talenta Ekraf), Rencana Induk Ekonomi Kreatif (Rindekraf) 2026-2045, Desa Kreatif, Emak-Emak Matic/GenMatic, sampai Wonder Voice of Indonesia. Program-program ini dirancang untuk memperkuat hulu-hilir nilai tambah, membuka akses pasar internasional, serta meningkatkan kapasitas pelaku dan talenta lokal.

"Di tingkat global, kami terus memperkuat kerja sama internasional, salah satunya melalui MoU dengan Pemerintah Perancis, dalam kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia," ujar Menteri Ekraf.

Sementara itu, Wamen Ekraf Irene Umar mengungkapkan para pejuang ekraf di Indonesia saat ini telah diakui seluruh dunia, untuk itu, kehadiran Kementerian Ekraf bukan hanya sebagai regulator, tetapi sebagai fasilitator.

"Karena komitmen kita dari awal adalah mempergunakan produk lokal guna mendorong ekonomi kreatif. Dari semua hexahelix yang ada juga harus bareng-bareng mendorong karena produk ekonomi kreatif itu bukan hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara," ujar Irene.

Rencana Strategis 2026

Kementerian Ekraf telah menyiapkan beragam Program Strategis Ekonomi Kreatif 2026 yang menggambarkan arah kebijakan dan prioritas dalam memperkuat peran ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan ekonomi nasional. Program ini disusun berbasis Indeks Kinerja Utama (IKU) yang mencakup empat pilar utama, yakni investasi ekonomi kreatif, nilai ekspor, tenaga kerja, dan laju pertumbuhan PDB sektor ekraf.

Untuk mendukung pencapaian investasi, Kemenekraf menyiapkan sejumlah program penguatan, antara lain Ekraf Business Forum berskala internasional, World Conference on Creative Economy (WCCE) 2026 dengan partisipasi lebih dari 50 negara, komersialisasi kekayaan intelektual ekonomi kreatif, serta skema insentif bagi subsektor prioritas seperti film, gim, dan aplikasi. Program ini diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing global produk kreatif Indonesia.

Di bidang ekspor, strategi difokuskan pada Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) guna mendorong daya saing dari level nasional ke global. Penguatan identitas merek produk kreatif dilakukan melalui program Creative by Indonesia, didukung Ekraf Hub sebagai platform digital kolaborasi pelaku ekraf, serta skema insentif subsektor seperti fesyen, kriya, kuliner, dan penerbitan.

Sementara itu, penguatan tenaga kerja diarahkan pada peningkatan kapasitas talenta kreatif melalui pelatihan digital marketing seperti Gen Matic dan Emak Matic, pengembangan konten menuju level berikutnya bagi kreator digital, serta Kreasi Laboratorium (Kreatorium) untuk memperkuat ekosistem pekerja gig economy di perkotaan. Pendekatan ini menempatkan SDM sebagai pondasi utama pertumbuhan ekraf.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |