Kabar Gembira, Bayi Hiu Paus Ditemukan di Teluk Saleh NTB

1 day ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah riuhnya kabar muram soal upaya konservasi satwa liar di berbagai daerah, ada kabar bahagia datang dari kelahiran bayi hiu paus di Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB). Penemuan bayi hiu paus sepanjang 135--145 cm itu diumumkan dalam jurnal Diversity, mengutip rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Senin, 15 Desember 2025.

Dengan temuan itu, Teluk Saleh kini ditempatkan sebagai salah satu kandidat terkuat habitat pengasuhan anakan hiu paus di dunia. Temuan itu juga membuka peluang terungkapnya salah satu misteri terbesar dalam biologi laut mengenai lokasi hiu paus melahirkan.

Hiu paus (Rhincodon typus) adalah ikan terbesar di dunia. Namun, ironisnya fase paling awal kehidupannya hampir sepenuhnya tidak pernah teramati. Hingga saat ini, belum ada satu pun lokasi melahirkan atau pupping ground hiu paus yang terkonfirmasi secara ilmiah di dunia.

Dalam lebih dari satu abad penelitian, catatan kemunculan bayi hiu paus berukuran di bawah 1,5-meter secara global baru tercatat sebanyak 33 kali. Sebagian besar di antaranya merupakan hasil observasi singkat, tanpa dokumentasi visual yang memadai, dan tidak terjadi secara berulang di satu lokasi.

Di Teluk Saleh, situasinya berbeda. Pada Agustus hingga September 2024, nelayan lokal melaporkan melihat sedikitnya lima kali kemunculan hiu paus kecil berukuran 1,2–1,5 meter di sekitar bagan. Salah satu individu bahkan sempat terjaring tanpa sengaja sebelum dilepaskan kembali ke laut.

Perkiraan Usia Bayi Hiu Paus di Teluk Saleh

Dalam kejadian tersebut, bayi hiu paus sempat berada di dalam boks styrofoam berisi air laut, yang memungkinkan nelayan mengestimasi ukuran tubuh secara presisi menggunakan analisis visual berbasis objek pembanding. Dengan dimensi boks 120x42x32 sentimeter, panjang total hiu paus itu diperkirakan sekitar 135–145 sentimeter.

Berdasarkan kurva pertumbuhan dari studi Chang et al. (1997) yang mendokumentasikan pertumbuhan neonatal hiu paus dari 60 sentimeter menjadi hampir 140 sentimeter dalam waktu sekitar 120 hari, ukuran bayi baru lahir hiu paus Teluk Saleh ini mengindikasikan usia sekitar empat bulan. Artinya, bayi hiu paus tersebut masih berada pada fase kehidupan yang sangat dini dan sangat jarang berhasil teramati di alam bebas.

"Secara ilmiah, ini adalah sinyal yang sangat kuat dan mengindikasikan bahwa Teluk Saleh kemungkinan besar memiliki fungsi ekologis sebagai area melahirkan dan pengasuhan anakan hiu paus," ujar Mochamad Iqbal Herwata Putra, Focal Species Conservation Senior Manager Konservasi Indonesia.

"Jika nantinya terbukti sebagai lokasi melahirkan, Teluk Saleh akan menjadi lokasi pertama di dunia yang pernah teridentifikasi secara pasti," imbuhnya.

Kemajuan Penting dalam Riset Hiu Paus

Edy Setyawan, Lead Conservation Scientist di Elasmobranch Institute Indonesia, menilai penemuan ini menandai kemajuan yang sangat signifikan dalam riset hiu paus global. "Catatan bayi hiu paus sangat langka di seluruh dunia, dan setiap pengamatan baru memperkuat basis data global. Temuan ini memberikan wawasan krusial tentang di mana dan bagaimana hiu paus memulai kehidupannya," kata Edy.

Namun, para peneliti menegaskan bahwa secara ilmiah Teluk Saleh saat ini masih berada pada status strong potential pupping ground dan belum dapat disebut sebagai lokasi kelahiran yang terkonfirmasi sepenuhnya. Butuh beberapa bukti yang masih dibutuhkan untuk memastikannya.

"Mulai dari memastikan kemunculan bayi secara reguler dalam jangka panjang, bukti keberadaan induk betina yang sedang hamil atau menjelang melahirkan, bukti bahwa bayi benar-benar bertahan di dalam teluk, serta konfirmasi biologis bahwa bayi hiu paus tersebut benar-benar lahir di perairan Teluk Saleh, bukan bermigrasi dari laut dalam," terang Iqbal.

Upaya Lindungi Teluk Saleh NTB

Konservasi Indonesia bersama para mitra tengah bekerja sama dengan otoritas pemerintah untuk membentuk kawasan konservasi perairan (Marine Protected Area/MPA) berbasis hiu paus pertama di Indonesia, di Teluk Saleh. Iqbal menyebut, dengan temuan ini, status kawasan penting Teluk Saleh berpotensi ditingkatkan menjadi lebih tinggi, dan menjadikannya sebagai dasar ilmiah yang lebih kuat untuk perlindungan resmi.

"Perairan Teluk Saleh ini relatif tenang dan terlindung dari gelombang besar laut lepas, sekaligus memiliki produktivitas plankton yang tinggi. Suplai nutrien dari mangrove, padang lamun, dan terumbu karang, ditambah keberadaan bagan yang secara konsisten menarik ikan kecil dan udang rebon, menjadikan Teluk Saleh sebagai ‘meja makan’ alami yang stabil bagi bayi hiu paus yang sedang berada pada fase pertumbuhan kritis," jelas Iqbal.

Di balik potensi ilmiah yang luar biasa, bayi hiu paus di Teluk Saleh juga menghadapi risiko yang nyata seperti jerat jaring nelayan, penurunan kualitas air akibat aktivitas pesisir, serta meningkatnya lalu lintas kapal yang dapat mengancam kelangsungan hidup bayi hiu paus yang masih sangat rentan. Iqbal menilai, tingkat kelangsungan hidup pada fase awal ini akan sangat menentukan masa depan populasi hiu paus secara global. 

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |