Liputan6.com, Jakarta - Tak selalu hal yang positif dianggap baik sepenuhnya oleh semua orang. Ini juga berlaku pada bisnis penyewaan hanbok, pakaian tradisional Korea Selatan, terutama di sekitar Istana Kerajaan Korea di Seoul.
Mengenakan hanbok sambil berjalan-jalan di kawasan istana telah menjadi pengalaman pokok bagi turis. Menurut Korea Heritage Service (KHS), hampir 1,72 juta pengunjung yang mengenakan hanbok memasuki Istana Gyeongbok tahun lalu. Rata-rata sekitar 4.700 orang sehari.
Mengutip Korea Times, Selasa (9/9/2025), sebagian besar turis memilih fusion hanbok yang menampilkan lingkaran kawat yang berlebih untuk rok berkibar, dekorasi dan pola emas yang banyak, dan pita yang terinpirasi dari pakaian pernikahan - elemen yang tidak terlihat di hanbok tradisional.
Fusion hanbok banyak disukai karena dianggap lebih cantik dan menonjol ketika mereka difoto. Hal itu diamini Park (22) yang mengunjungi Istana Gyeongbok dengan hanbok emas merah muda yang semarak.
"Saya memilih pakaian itu hanya karena itu cantik. Meskipun terlihat berbeda dari hanbok tradisional, saya pikir sangat bagus bahwa begitu banyak orang mendapatkan kesempatan untuk mencoba versi modern dan menikmati budaya Korea," ujarnya.
Fusion Hanbok Incaran Utama Turis
Tingginya permintaan hanbok fusion disampaikan pula oleh salah seorang penjual, Jeong (65) yang membuka toko penyewaan hanbok di lorong utama, di dekat pintu keluar 2 dan 3 stasiun Gyeongbokgung di Seoul Metro Line 3. Di lorong tersebut terdapat lebih dari 30 toko penyewaan hanbok yang mendapat pelanggan lokal dan asing secara stabil.
"Turis sering meminta 'Demon Hunter Style' Hanbok dan terutama Gat setelah menonton film hari ini," kata Jeong.
"Sekitar delapan dari 10 pengunjung lebih suka fusion hanbok. Meskipun sebagian besar toko menawarkan jenis tradisional dan fusi, hampir semua pengunjung memilih gaya fusi," tambahnya. "Butuh banyak waktu untuk mendandani setiap turis dalam pakaian tradisional."
Sementara, Seol Ji, seorang pekerja di toko penyewaan hanbok lainnya mengatakan, "Hanbok tradisional tidak menjual." "Semua orang menginginkan sesuatu yang mengkilap yang terlihat bagus di foto," sambungnya yang tokonya memajang rok yang berhiasan emas.
Dinilai Lemahkan Identitas Pakaian Nasional
Biaya penyewaan hanbok berkisar 15 ribu won--30 ribu won (Rp178 ribu--Rp355 ribu) untuk dua jam. Atraksi ini mulai diperkenalkan pada Oktober 2013 saat Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata menawarkan pengunjung yang mengenakan hanbok masuk istana gratis.
Sejak itu, atraksi itu telah menjadi bagian utama pengalaman pengunjung, terutama turis asing, ketika berkunjung ke istana. Namun, sejumlah pihak merasa tergelitik dengan perkembangan hanbok fusion yang pesat. Menurut kritikus, hal itu justru melemahkan identitas pakaian nasional Korea, dan regulator sejauh ini tidak dapat mengekang proliferasi gaya yang diubah.
"Membuat Hanbok lebih populer itu hebat, tetapi itu mengganggu saya ketika orang memperlakukan kostum ini sebagai pakaian nasional," kata Lee, seorang pemilik toko tradisional Hanbok. "Bahkan, hanbok tradisional bisa menjadi jelas dan cantik."
Rencana untuk Hanbok Modifikasi
Mantan kepala distrik Jongno Kim Young-Jong mengkritik kostum sewa yang sangat dimodifikasi, bahkan mengadvokasi untuk menghapuskan kebijakan masuk gratis. Meski para pejabat mengakui tantangan yang ditimbulkan oleh varian hanbok nontradisional ini, mereka belum mengambil langkah formal untuk membatasi penggunaannya.
Pada 2024, mantan Kepala KHS Choi Eung-Chon berkomentar, "Banyak wisatawan meminjam hanbok dan memposting foto di media sosial, tetapi seringkali pakaian tidak cocok dengan pola tradisional atau begitu berubah sehingga mereka kehilangan identitas nasional mereka. Sudah waktunya bagi Badan Warisan Nasional untuk mengklarifikasi dan meningkatkan konsep hanbok asli kami."
Namun, para pejabat menyatakan saat ini tidak berencana untuk mengatur hanbok modifikasi. "Hanbok terus berevolusi lintas generasi," kata seorang juru bicara agensi. "Kami berharap pengalaman Istana Hanbok akan mengarah pada pengakuan dan penghargaan global yang lebih besar."