Beyonce hingga Anna Wintour Jadi Co-chair Met Gala 2026, Lisa BLACKPINK Masuk Host Comittee

2 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Daftar co-chair Met Gala 2026 diumumkan. Beyonce, Venus Williams, Nicole Kidman, dan Anna Wintour bergabung dalam dafter tersebut. Sementara, Lisa BLACKPINK untuk pertama kalinya menjadi Host Committee Met Gala 2026, menjadikannya artis K-pop pertama yang pernah terpilih menjadi anggota komite tersebut, mengutip Kbizoom, Kamis (11/12/2025).

Lisa bergabung dengan Anthony Vaccarello, direktur kreatif Yves Saint Laurent, dan aktris Zoë Kravitz yang ditunjuk menjadi ketua bersama komite penyelenggara Met Gala. Selain mereka, Doja Cat, Sabrina Carpenter, Gwendoline Christie, Lena Dunham, dan penerus Wintour di Vogue, Chloe Malle, juga masuk ke dalam keanggotaan.

Di sisi lain, dilansir The Guardian, gala yang dijuluki malam terbesar dunia mode itu juga akan menjadi momen kembalinya Beyonce ke Met Gala sejak penampilan terakhirnya pada 2016. Ketika itu, ia mengenakan Givenchy untuk menghadiri Met Gala bertema Manus x Machina: Fashion in an Age of Technology.

Peran para co-chair adalah mengawasi segala hal, mulai dari desain interior hingga katering hingga daftar tamu, serta menjadi tuan rumah, mungkin tampil, dan yang terpenting, berpakaian sesuai tema. Tahun ini, Met Gala mengusung tema Seni Kostum yang berkaitan dengan pameran Costume Institute untuk musim semi 2026.

Gambaran Pameran Met Gala 2026

Pameran yang akan dibuka untuk umum mulai 10 Mei 2025 itu bertujuan mengeksplorasi tubuh dan mode dalam seni dengan memasangkan lukisan, patung, dan objek lain dari koleksi Met dengan 200 pakaian bersejarah dan kontemporer dari Costume Institute. Misalnya, lukisan Adam dan Hawa abad ke-16 karya Albrecht Düre dengan busana karya desainer Belgia Walter Van Beirendonck, atau foto tubuh yang disebut La Poupeé dengan kreasi Rei Kawakubo untuk Comme des Garçons.

"Saya ingin fokus pada sentralitas tubuh yang berpakaian di dalam museum, menghubungkan representasi artistik tubuh dengan mode sebagai bentuk seni yang terwujud," kata Andrew Bolton, kurator pameran itu.

Pameran Met tahun depan itu akan diorganisir ke dalam serangkaian tipe tubuh tematik, termasuk tubuh telanjang, tubuh anatomi, tubuh yang menua, dan tubuh hamil. Ini akan menjadi pameran pertama di galeri permanen baru Costume Institute di Met: Galeri Condé M Nast yang baru, seluas hampir 929 meter persegi, dinamai menurut nama mendiang pendiri perusahaan tersebut.

Selain jajaran ketua bersama, nama sponsor Met Gala 2026 juga disorot. Pasangan Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Bezos diumumkan sebagai penyandang dana, menjadi langkah terbaru pasangan tersebut dalam upaya mereka berevolusi dari "sekadar" miliarder jadi pakar gaya. 

Selain menghadiri gala pada 2024 dan berpose untuk sampul Vogue AS, Earth Fund milik Sánchez baru-baru ini mengumumkan kemitraan senilai 6,25 juta dolar AS dengan Dewan Perancang Mode Amerika (CFDA) untuk mempromosikan keberlanjutan dalam fesyen. Namun, kehadiran mereka tak lepas dari kritis pedas.

Para kritikus merasa mereka 'membeli budaya,' tidak selaras dengan mode kelas atas, dan keterlibatan mereka menyoroti kesenjangan kekayaan mengingat Condé Nast menghadapi PHK, menimbulkan kekhawatiran tentang kendali miliarder atas lembaga budaya. Kecaman berpusat pada kemunafikan, elitisme, dan pergeseran fokus dari artistik ke kepentingan komersial, dengan banyak yang merasa kehadiran mereka yang "tanpa gaya" merusak integritas acara tersebut, meskipun Anna Wintour membela mereka.

Debut Lisa di Met Gala 2025

Pada 2025, Lisa melakukan debutnya di Met Gala dan langsung menarik perhatian global dengan busana Louis Vuitton yang mencolok. Ia mengenakan blazer peplum hitam berpotongan rapi yang dilapisi payet, dipadukan dengan bodysuit ketat dan ikat pinggang rantai mutiara.

Namun, penampilan tersebut juga memicu kontroversi. Setelah acara tersebut, beberapa unggahan mengklaim bahwa karya seni renda pada celananya menggambarkan aktivis hak sipil Rosa Parks dalam penempatan yang sensitif. Meskipun Louis Vuitton mengklarifikasi bahwa desain tersebut terinspirasi oleh potret karya seniman Amerika Henry Taylor, insiden tersebut menjadi salah satu kontroversi mode terbesar tahun ini.

Terlepas dari kontroversi itu, Lisa terus memperkuat statusnya sebagai ikon mode. Dalam beberapa bulan terakhir, ia mendominasi pekan mode, karpet merah, dan acara mewah, secara konsisten mendapatkan pujian atas penampilannya, kepercayaan dirinya, dan gaya yang terus berkembang.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |