Beredar Kabar Hoaks Phuket Thailand Berisiko Tenggelam karena Gempa

5 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Antiberita Palsu Thailand menyoroti kabar hoaks yang mengklaim bahwa Phuket berisiko tenggelam akibat gempa. Klarifikasi ini dikeluarkan setelah misinformasi yang tersebar luas memicu kepanikan di antara penduduk di Phuket dan daerah sekitarnya.

Melansir The National, Selasa (29/4/2025), klaim palsu tersebut menyatakan bahwa pulau resor populer di Thailand selatan tersebut dapat tenggelam akibat gempa besar, dengan perkiraan korban jiwa berkisar antara 40 ribu hingga 60 ribu orang. Sebagai tanggapan, pusat yang beroperasi di bawah Kementerian Ekonomi dan Masyarakat Digital Thailand itu membantah klaim, menyebutnya sebagai berita palsu.

"Departemen Sumber Daya Mineral Thailand mengonfirmasi bahwa Phuket terletak jauh dari episentrum gempa besar yang dapat menimbulkan dampak cukup parah hingga menyebabkan kejadian seperti itu. Karena itu, kemungkinan terjadinya gempa besar di Phuket sangat rendah," kata pusat tersebut.

Lebih lanjut, mereka menekankan bahwa informasi yang disebarkan tidak berasal dari sumber resmi pemerintah, dan menghimbau masyarakat memeriksa berita dengan saksama sebelum mempercayai atau membagikannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebingungan yang tidak perlu dan kepanikan publik.

Yang bukan kabar palsu dari Phuket, Thailand, adalah masalah sampah. Destinasi wisata itu "tertelan" limbah, terutama botol plastik dan kaleng bir kosong yang menggelinding sampai ke dasar laut.

Mengutip AsiaOne, Senin, 20 Januari 2025, di salah satu sudut pulau, truk dan traktor berlalu lalang memindahkan tumpukan sampah di sekitar tempat pembuangan akhir. Dalam beberapa bulan, tempat pembuangan sampah telah meluas hingga menggantikan pemandangan gunung yang tenang.

Sampah Menumpuk di Phuket

"Tidak ada kehidupan di luar rumah, (kami) hanya tinggal di rumah. Baunya sangat kuat, Anda harus memakai masker," kata Vassana Toyou, seorang warga Phuket yang rumahnya berdekatan dengan TPS.

Untuk mengatasi bau busuk tersebut, Vassana selalu menyalakan AC dan pemurni udara, yang menggandakan tagihan listriknya. Jika tidak dilakukan, organ pernapasannya yang dipertaruhkan.

Sektor pariwisata Phuket berkembang pesat sejak pandemi berlalu. Dari 35,5 juta kedatangan wisatawan asing ke Thailand pada 2024, sekitar 13 juta mengunjungi pulau tersebut.

Sektor itu berdampak positif pada pendapatan ekonomi Phuket, tapi juga menimbulkan banyak masalah baru. Pada akhir tahun lalu, sekitar 1.400 ton sampah per hari dihasilkan di pulau itu, yang terpaksa ditampung satu-satunya tempat pembuangan sampah di sana.

"Pertumbuhan kota (Phuket) jauh lebih cepat daripada seharusnya," kata Suppachoke Laongphet, wakil wali kota kotamadya utama pulau itu. Ia menjelaskan bagaimana ledakan pariwisata dan konstruksi telah mendorong volume sampah di atas tingkat pra-COVID.

Tidak Hanya Masalah Sampah

Pihak berwenang tengah mendorong rencana mengurangi timbulan sampah sebesar 15 persen dalam enam bulan, memperluas tempat pembuangan sampah, dan membangun insinerator baru, kata Laongphet, karena Phuket berupaya jadi tujuan wisata yang lebih berkelanjutan.

Tapi, meningkatkan kapasitas dan insinerator hanyalah sebagian dari solusi, kata para ahli. "Jika Anda hanya terus memperluas lebih banyak insinerator sampah, saya tidak berpikir itu akan jadi solusi," kata Panate Manomaivibool, asisten profesor manajemen sampah di Burapha University. "Mereka perlu fokus pada pengurangan dan pemisahan sampah."

Kendati demikian, sampah bukanlah tantangan tunggal pariwisata Phuket. Akhir tahun lalu, lebih dari 100 penumpang pesawat Air India menuju New Delhi terdampar di pulau itu selama lebih dari 80 jam. Penerbangan yang dimaksud mengalami serangkaian penundaan karena masalah teknis yang terus-menerus terjadi pada pesawat mereka.

Melansir The Thaiger, Jumat, 22 November 2024, ini bermula ketika penerbangan, yang awalnya dijadwalkan berangkat pada Sabtu malam, 16 November 2024, ditunda selama enam jam. Saat itu, maskapai penerbangan tersebut menyebut kesalahan teknis sebagai penyebabnya.

Kekecewaan Penumpang Pesawat

Penumpang yang telah menghabiskan waktu berjam-jam di bandara akhirnya diizinkan naik pesawat untuk kembali diturunkan sejam setelahnya, karena penerbangan tiba-tiba dibatalkan. Rangkaian kejadian ini menyebabkan meningkatnya rasa frustrasi di antara para pelancong.

Banyak di antaranya yang turun ke media sosial untuk mengungkap ketidakpuasan mereka terhadap penanganan situasi tersebut. "Sementara staf kami di darat berupaya meminimalkan ketidaknyamanan mereka, menyediakan semua bantuan, termasuk akomodasi hotel dan makanan, beberapa tamu juga ditampung kembali pada penerbangan alternatif yang tersedia," sebut pihak maskapai.

Pihaknya menyambung, "Penumpang juga ditawarkan opsi pengembalian uang penuh atas pembatalan dan penjadwalan ulang gratis. Di Air India, keselamatan dan keamanan penumpang dan awak kami adalah prioritas utama."

Meski ada jaminan ini, penumpang menggambarkan pengalaman mereka sebagai "kacau," dengan alasan kurangnya informasi terkini dan dukungan dari perwakilan maskapai. Media sosial dipenuhi unggahan dari penumpang yang frustrasi.

Mereka menandai akun media sosial Air India dan menuntut penjelasan. Banyak yang mengaku menerima sedikit atau tidak ada tanggapan yang berarti, yang meningkatkan ketidakpuasan mereka.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |