Belajar dari Restoran Indonesia di Luar Negeri yang Sudah Tembus Michelin Guide

2 days ago 19

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak restoran di berbagai negara yang mendapat gelar Michelin Star dari Michelin Guide. Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand pun memiliki restoran hingga tempat makan kategori 'street food' yang telah mendapat gelar bintang Michelin.

Namun kenapa, sampai sekarang, restoran Indonesia belum ada yang mendapat gelar Michelin Star? Menurut Executive Chef di Amuz Gourmet Restaurant di Jakarta, alasannya simpel saja yaitu karena Michelin Guide belum masuk ke Indonesia. Restoran di sebuah negara bisa mendapat gelar Michelin Star atau Bintang Michelin, ternyata negara tersebut harus melakukan kerja sama dengan Michelon terlebih dahulu.

"Awalnya Michelin membiayai sendiri buku panduan restoran terbaik di beberapa negara Eropa, setelah itu meluas ke Asia dan Amerika dan setelah reputasinya diakui dunia dan potensinya sangat besar di bidang wisata kuliner, mereka mengubah sistemnya," terang Chef Stefu pada tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 30 Mei 2025.

"Itu sekitar pertengahan tahun 2000an, mereka mengubah bisnis model mereka dalam bentuk 'partnership'. Mereka akan menerima tawaran partnership dengan Kementerian Pariwisata maupun lembaga lain termasuk swasta di sebuah negara," sambungnya.

Michelin Belum Kunjung Masuk

Chef Stefu menambahkan, ia tak tahu pasti kenapa Michelin tidak masuk ke Indonesia padahal potensi pasarnya sangat besar. Namun ia mengaku sekitar dua tahun lalu sudah ada pihak yang berupaya mendatamgkan Michelin tapi tidak menca;pai kesepakatan dengan alasan yang belum diketahui.

"Iya ada yang menyebut Kemenpar tapi saya juga tidak tahu pasti, dan kemungkinan gagal karena tidak ada kesepakatan soal fee karena memamg biayanya samgat besar. Baru-baru ini katanya juga ada pihak yang berusaha mendatangkan Michelin tapi saya belum tahu bagaimana perkembangannya, kita lihat saja nanti," terangnya.

Jika memang Michelin Guide akhirnya benar-benar masuk ke Indonesia, Chef Stefu mengingatkan untuk bisa mendapatkan Michelin Star biayanya sangat tinggi. Ketika sudah mendapatkan Michelin Star, biaya untuk bisa mempertahankan status tersebut juga tidak kalah sulit.

"Semua hal dinilai, mulai dari pelayanan dari mulai masuk restoran, memesan menu, makan sampai membayar dan pergi dari restoran diperhatikan dengan detail. Selain itu yang jadi penilaian adalah koleksi wine yang sesuai dengan menu yang disajikan, peralatan reestoran, kebersihan, unsur keberlanjutan sampai koleksi pajangan di restoran itu," tuturnya.

Michelin Star Gelar Bergengsi tapi...

"Biasaya tim dari Michelin akan datang tanpa pemberitahuan, istilahnya jadi tamu misterius dan menilai restoran yang dia datangi, itu bisa beberapa kali jadi bisa menilai banyak hal," tambahnya.

Pendapat senada juga dikatakn Chef Agus Hermawan dari Ron Gastrobar, restoran di Amsterdam, Belanda yang menyajikan makanan khas Indonesia dan sudah mendapat Michelin Star.

"Biaya untuk mendapatkan status dan mempertahankan Michelin Star sangat tinggi. Kalau Ron Gastrobar ini termasuk unik karena menyajikan makanan khas Indonesia dengan sentuhan Eropa. Selain itu cara kita melayani, koleksi restoran termasuk koleksi wine, kondisi dapur dan tempat pembuangan sampai ambience restoran juga termasuk dalam penilaian," ungkap Chef Agus Hermawan pada tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 30 Mei 2025.

Ia menambahkan, mendapat gelar Michelin Star memang sangat bergengsi, tapi setelah mendapatkannya biasanya mempertahankannya bukan hal yang mudah.

Penilaian Michelin terus berjalan dan ada sedikit saja kekurangan atau tidak konsisten dalam satu hal saja maka statusnya dari bintang dua bisa turun jadi bintang satu. Setelah diturunkan ternyata kembali ditemukan ada yang kurang, maka status Michelin Star restoran tersebut bisa terancam dicabut.

Biaya Tinggi untuk Status Michelin Star

"Kalau sudah dicabut, dari pengalaman selama ini restoran itu sulit buat bangkit lagi. Di Eropa termasuk di Belanda belakangan ini bahkan ada yang sengaja mencabut status bintang mereka karena merasa tidak sanggup lagi membiayai pemeliharaan sebagai restoran berstatus Michelin Star," jelasnya.

"Jadi sebelum status bintangnya diturunkan atau dicabut mereka memilih untuk mencabutnya dan mengakhiri kerja sama dengan Michelin karena tidak mendapatkan untung dari usaha mereka karena pengeluaran untuk mempertahankan status bintang yang sangat tinggi," lanjutnya.

Chef Agus pun mengingatkan restoran di Indonesia jika Michelin sudah masuk dan ingin mendapatkan status bintang, harus menyiaplan biaya yang tidak sedikit dan jangan sampai keuntungan jadi berkurang justru setelah berstatus bintang.

"Intinya punya usaha itu termasuk restoran kan mencari untung, kalau kita tidak dapat untung hanya menang status ya sangat disayangkan. Jadi harus pertimbangkan semuanya dengan matang sebelum mengambil keputusan," pungkasnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |