Liputan6.com, Jakarta Dieng dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit dengan panorama alam yang memukau dan udara sejuk khas pegunungan. Namun, selain keindahan alamnya, kawasan ini juga menyimpan beragam kuliner lezat yang sayang untuk dilewatkan. Ashanty dan keluarganya turut membagikan pengalaman kulinernya saat berkunjung ke Dieng, memberikan inspirasi bagi wisatawan yang ingin menjelajahi cita rasa khas daerah tersebut.
Rekomendasi kuliner ala Ashanty ini bukan hanya menyajikan makanan tradisional khas Dieng, tetapi juga beberapa pilihan kuliner populer yang tengah hits di kalangan wisatawan. Mulai dari makanan hangat untuk melawan dinginnya udara, hingga jajanan khas yang menggugah selera, semua bisa menjadi referensi menarik. Artikel ini akan mengulas kuliner enak di Dieng yang sempat dicicipi Ashanty, lengkap dengan nuansa pengalaman kuliner yang memanjakan lidah dan hati.
1. Warung Mie Ongklok Bang Amer
Salah satu kuliner yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Dieng adalah mie ongklok. Makanan tradisional khas Wonosobo ini memang terkenal dengan cita rasa kuahnya yang kental dan unik, sangat cocok dinikmati saat udara dingin Dieng.
Ashanty secara khusus merekomendasikan Warung Mie Ongklok Bang Amer, sebuah warung sederhana yang berhasil mencuri hati dan lidahnya. Mie Ongklok khas Wonosobo-Dieng ini memiliki keunikan pada kuahnya yang kental, gurih, dan sedikit manis, serta isian mie, kol, dan kucai yang diolah dengan cara "diongklok" (dicelup-celup dalam saringan bambu).
Dilengkapi topping tahu goreng, perpaduan rasa gurih dan tekstur kuah yang lengket menjadikan hidangan ini favorit banyak orang. Pengalaman ini membuktikan bahwa Mie Ongklok adalah pilihan tepat untuk mengawali petualangan kuliner di Dieng.
Bagi yang kurang suka rasa manis, Ashanty punya kiat khusus: jangan ragu menambahkan sambal yang banyak agar sensasi pedasnya seimbang dengan kuah kentalnya yang kaya bumbu. Tak hanya mie-nya yang juara, Ashanty juga memuji kelezatan sate yang disajikan sebagai pendamping Mie Ongklok
2. Manisan Carica Khas Dieng
Berkunjung ke Dieng, tentu saja harus mencicipi manisan Carica! Buah Carica adalah buah endemik khas Dataran Tinggi Dieng yang sering dijuluki "pepaya gunung". Dalam kemasan gelas atau botol kecil, manisan Carica menawarkan perpaduan rasa manis dan sedikit asam yang sangat menyegarkan. Ashanty dan Anang langsung mencoba dan tak menyembunyikan kekaguman mereka terhadap cita rasa unik buah mungil berwarna kuning ini.
Manisan Carica menjadi simbol wajib bawaan dari Dieng, terutama karena buah ini hanya tumbuh subur di ketinggian pegunungan seperti Wonosobo dan Dieng. Teksturnya yang lembut dan kuahnya yang legit membuat manisan ini terasa nikmat saat disantap dingin, sangat cocok sebagai penutup setelah menyantap makanan gurih.
3. Opor Entog Pak Zen
Petualangan kuliner keluarga Anang Hermansyah dan Ashanty di Dieng semakin seru saat mereka menjajal Opor Entog Pak Zen. Rumah makan sederhana yang terletak strategis di Jalan Dieng No. 11-13, Desa Buntu, Kecamatan Kejajar, Wonosobo ini seolah menjadi pemberhentian wajib bagi para wisatawan yang hendak menuju atau baru turun dari Dataran Tinggi Dieng.
Opor Entog Pak Zen bukan sekadar opor biasa; ia menyajikan sensasi daging entog (sejenis itik) yang empuk dan tebal, dimasak dengan resep turun-temurun menggunakan bumbu alami khas pegunungan, termasuk kunyit, ketumbar, dan lada, yang memastikan kuah santannya kaya rasa, gurih, dan tidak amis.
Daya tarik utama Opor Entog Pak Zen adalah keunikan cita rasa yang diracik Pak Zen, dipadukan dengan lauk pendamping yang tak kalah istimewa. Selain menu utama opor, tersedia juga pilihan lain seperti Rica-Rica Entog dan Entog Goreng. Warung ini telah terbukti laris manis, mampu menghabiskan puluhan ekor entog setiap hari, menjadikannya ikon kuliner yang benar-benar mewarisi kelezatan leluhur.
4. Sensasi Makan Mie dan Ngopi di Pelataran Sikunir
Tak hanya mie ongklok, keluarga Ashanty juga merasakan pengalaman unik menyantap mie di lokasi yang tak biasa. Mereka menikmati hidangan mie di sebuah warung sederhana yang berlokasi di atas Bukit Sikunir.
Momen ini menjadi lebih istimewa karena diselimuti pemandangan indah dari puncak bukit. Kabut tebal yang menyerupai lautan awan menambah nuansa magis pada pengalaman bersantap mereka. Menikmati mie hangat di tengah pemandangan 'di atas awan' tentu menjadi pengalaman tak terlupakan.
Selain hidangan berat, Ashanty juga melengkapi petualangan kuliner mereka dengan 'ngopi cantik'. Momen ini juga dilakukan di Bukit Sikunir pada pagi hari. Sambil menyeruput kopi hangat, mereka disuguhkan pemandangan yang memukau dan hamparan kabut yang indah.
5. Prasmanan di Dapur Bu Tie
Wisata kuliner Ashanty dilanjutkan dengan gaya yang merakyat di Dapur Bu Tie. Warung prasmanan ini terletak di lokasi yang sangat strategis, yaitu di kawasan Kompleks Candi Arjuna, Dieng Kulon, dan menjadi salah satu destinasi favorit karena menyajikan suasana makan seperti di rumah sendiri.
Dapur Bu Tie terkenal dengan konsep prasmanannya, di mana pengunjung, termasuk Ashanty dan keluarga, bebas memilih sendiri beragam lauk pauk rumahan khas Jawa Tengah yang menggugah selera. Menu andalannya mencakup nasi yang beragam (seperti Nasi Kuning, Nasi Uduk, dan Nasi Putih), serta lauk-pauk lokal seperti olahan ayam, aneka sayuran, hingga kuliner wajib Dieng yaitu Tempe Kemul yang renyah dan hangat.
Kesederhanaan tempat dan kehangatan menu rumahan inilah yang membuat Dapur Bu Tie menjadi pilihan tepat untuk mengisi perut setelah lelah menjelajah situs candi. Meskipun berkonsep sederhana, cita rasa masakannya otentik dan harganya sangat bersahabat, menjadikannya magnet bagi wisatawan dan penduduk lokal.
Momen Ashanty dan Anang menyantap hidangan prasmanan ini membuktikan bahwa kenikmatan kuliner di Dieng tidak hanya ditemukan di restoran mewah, tetapi juga di warung-warung lokal yang jujur pada rasa. Jika Anda berkunjung ke Candi Arjuna, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi "masakan ibu" ala Dapur Bu Tie yang telah dijamin kelezatannya.
6. Ketan Bakar di Titik 0 Dieng
Petualangan kuliner Ashanty dan keluarga di Dieng terasa semakin lengkap saat mereka mencicipi jajanan kaki lima yang sederhana namun legendaris: Ketan Bubuk. Jajanan ini mudah ditemukan di area ikonik Titik Nol Dieng, menjadi penawar rasa dingin yang paling dicari.
Berbeda dengan hidangan berat sebelumnya, Ketan Bubuk menyajikan kombinasi tekstur yang unik dan rasa yang kaya. Ketan yang disajikan hangat, pulen, dan legit, ditaburi melimpah dengan bubuk kedelai yang gurih dan sedikit asin, menciptakan perpaduan rasa manis-gurih yang sangat memanjakan lidah.
7. Bakso Sirandu
Berlokasi di area strategis Titik Nol Dieng, warung bakso ini menjadi tempat ideal untuk mengisi perut setelah lelah berwisata atau berburu sunrise. Meskipun sederhana, Bakso Sirandu berhasil memikat lidah Ashanty dengan kuahnya yang kaya rasa kaldu sapi, gurih, dan menghangatkan.
Bola-bola bakso yang disajikan memiliki tekstur yang kenyal dan padat, dipadukan dengan mie kuning, bihun, dan taburan bawang goreng yang melimpah, menciptakan sensasi kenikmatan klasik yang sangat pas disantap di tengah dinginnya udara Dieng.
People Also Ask
1. Apa kuliner khas yang wajib dicoba saat ke Dieng?
Mie ongklok, tempe kemul, dan carica adalah beberapa kuliner khas yang wajib dicoba.
2. Apakah kuliner di Dieng cocok untuk wisata keluarga?
Ya, banyak pilihan makanan tradisional dan modern yang ramah untuk segala usia.
3. Apakah harga kuliner di Dieng terjangkau?
Umumnya harga kuliner di Dieng cukup ramah di kantong, terutama di warung lokal.
4. Apa saja rekomendasi kuliner enak di Dieng yang dicicipi Ashanty?
Ashanty dan keluarga mencicipi Mie Ongklok khas Wonosobo, mie di warung atas Bukit Sikunir, serta menikmati 'ngopi cantik' dengan pemandangan Dieng.