Liputan6.com, Jakarta - Dua penumpang asal China ditangkap dan didakwa atas pencurian uang tunai milik penumpang lain dalam penerbangan dari Makau ke Bangkok. Kedua tersangka itu diidentifikasi sebagai pria bermarga Han (54) dan Wang (46).
Mereka ditahan setelah pesawat Air Macau NX996 mendarat di Bandara Suvarnabhumi pada Kamis, 10 April 2025, menurut Kolonel Polisi Seksan Thiraruangrit dari Biro Kepolisian Wisata Thailand. Mengutip Bangkok Post, Minggu, 13 April 2025, kedua pria yang dicurigai sebagai pelaku kejahatan ditangkap setelah maskapai penerbangan memeringatkan terjadinya kasus pencurian di pesawat.
Kolonel Polisi Seksan mengatakan seorang penumpang melihat Wang menggeledah ransel milik penumpang lain, yang hanya dikenal sebagai Trang, yang diletakkan di bagasi kabin atas dan mencuri kantong plastik berisi uang baht Thailand. Penumpang lain juga memperhatikan Wang dan Han meninggalkan tempat duduk mereka untuk mencari tas milik orang lain.
Polisi meminta Wang dan Han untuk diperiksa setelah mereka tampak mencurigakan saat keluar dari pesawat, dan menemukan uang tunai 30.000 baht (sekitar Rp15 jutaan) milik Trang. Penumpang lain, Ding, juga dari China, kemudian melaporkan kehilangan 50.000 baht (sekitar Rp25 juta) selama penerbangan.
Uang tersebut ditemukan dalam kepemilikan kedua pria tersebut. Mereka didakwa atas pencurian di tempat umum. Penerbangan Air Macau NX996 berangkat dari Macau pukul 7.40 pagi waktu setempat dan tiba di Suvarnabhumi pukul 9.35 pagi.
Beberapa maskapai penerbangan telah memperingatkan penumpang tentang kemungkinan pencurian di pesawat dan menyarankan pelancong untuk menjaga barang-barang berharga mereka dekat sepanjang waktu.
4 Destinasi dengan Kasus Pencurian Terbanyak
Sebelumnya, otoritas Hong Kong mencatat 169 kasus pencurian di pesawat terjadi dalam sepuluh bulan pertama pada 2024. Sekitar 70 persen terjadi pada rute penerbangan regional dari Thailand, Vietnam, Malaysia, dan India.
Target utamanya adalah penumpang yang sering tertidur di kabin yang remang-remang. Pencuri mengincar uang tunai, perhiasan, dan barang-barang mewah yang tersimpan di bagasi kabin.
Mengutip The Thaiger, Sabtu, 15 Februari 2025, Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Sorawong Thienthong menyerukan agar maskapai meningkatkan inspeksi kabin dan memperingatkan penumpang untuk melindungi barang-barang mereka. Beberapa maskapai juga memperketat langkah-langkah pengamanan sebagai tanggapan atas risiko pencurian yang meningkat.
Meskipun tren yang mengkhawatirkan, Sorawong tetap yakin bahwa hal itu tidak akan berdampak pada pasar pariwisata internasional Thailand. "Saya tidak berpikir insiden pencurian di pesawat akan memengaruhi pasar turis internasional di Thailand."
Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) Thapanee Kiatphaibool menyebut bahwa pencurian di pesawat bukanlah masalah baru, dengan kasus serupa menjadi berita utama secara global. Dia mendesak penumpang dan staf maskapai untuk tetap waspada, menambahkan bahwa para pelanggar harus menghadapi konsekuensi hukum, termasuk pencabutan visa atau pencekalan.
Kasus Pencurian Bisa Rusak Reputasi Negara Asal Pencuri
Sisdivachr Cheewarattanaporn, Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Thailand (ATTA), memeringatkan bahwa kejahatan semacam itu merusak reputasi negara asal pelaku, yang menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap pelancongnya. Namun, dia meyakinkan bahwa peningkatan kasus pencurian tidak menghalangi para turis yang malah makin berhati-hati.
James Tong, Managing Director dari atraksi kereta gantung Ngong Ping 360 Hong Kong, menekankan perlunya intervensi pemerintah tetapi menegaskan bahwa pariwisata di Hong Kong tetap tidak terpengaruh. Maskapai bahkan telah meningkatkan penerbangan dan kapasitas kursi antara Thailand dan Hong Kong meskipun lonjakan pencurian, seperti yang dilaporkan The Nation.
Sebelumnya, Chanel News Asia, dikutip Kamis, 9 Januari 2025, melaporkan bahwa 207 kasus kejahatan dalam penerbangan menuju Hong Kong terjadi dalam 10 bulan pertama 2024, meningkat 75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut SCMP pada November 2024.
Kemudian, surat kabar Jepang The Mainichi pada Kamis, 2 Januari 2025 melaporkan bahwa Bandara Internasional Narita Tokyo menangani 19 kasus pencurian di pesawat dari Januari hingga Oktober 2024, meningkat signifikan dari tujuh kasus pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Singapura Minta Negara-negara Makin Tegas Tindak Kasus Pencurian di Pesawat
Sementara di Singapura, Kepolisian Singapura (SPF) menyebut terdapat empat kasus orang yang didakwa dengan tuduhan pencurian di atas pesawat antara Januari 2023 hingga September 2024. Satu kasus bahkan melibatkan seorang pria yang mencuri sekitar 120 ribu dolar Singapura, atau lebih dari Rp1,4 miliar, dari seorang pedagang perhiasan pada penerbangan Singapore Airlines (SIA), Maret 2024.
Polisi bandara Singapura telah memperingatkan calon penumpang untuk waspada di tengah meningkatnya ancaman pencurian di pesawat. Masalah itu pun dibahas pada November 2024 selama Rapat Umum Tahunan Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia-Pasifik (AAPA).
Direktur Jenderal AAPA Subhas Menon mengatakan pada CNA bahwa tantangan dalam memerangi pencurian di pesawat terletak pada jurang yurisdiksi. "Terdapat peraturan di bawah Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) tentang cara menangani pencurian di pesawat, tapi tidak semua yurisdiksi mematuhinya," kata Menon.
Ia meminta lebih banyak negara untuk bertanggung jawab dalam menuntut para pencuri. Singapura telah meratifikasi dan memasukkan peraturan ICAO yang berkaitan dengan penanganan pencurian di pesawat ke dalam undang-undang tersendiri, kata para ahli hukum penerbangan. Hal ini dijabarkan dalam Konvensi tentang Pelanggaran dan Tindakan Tertentu Lainnya yang Dilakukan di Atas Pesawat Udara, juga dikenal sebagai Konvensi Tokyo tahun 1963.