Liputan6.com, Jakarta - Kreator konten jadi pekerjaan yang menjanjikan di era digital, seiring peningkatan kebiasaan orang berbelanja online. Lewat video promosi produk, Anda bisa mendapat komisi yang jumlahnya bisa saja lebih besar dari gaji bulanan seorang karyawan.
Pekerjaan kreator konten maupun afiliator yang tidak terikat tempat membuat ibu rumah tangga bisa ikut menggelutinya. Terlebih, tidak ada batasan umur terkait pekerjaan tersebut dan mereka bisa leluasa memilih satu atau lebih platform media sosial sebagai "lapak jualan."
Di TikTok, tren membuat video promosi berdurasi kurang dari satu menit terbilang efektif menjangkau audiens. "Mengapa short video itu penting bagi seller? Karena cocok untuk mobile users (pengguna ponsel)," ungkap Education Tokopedia and TikTok E-commerce, Surya Sastriando, di acara Creators Lab Emak-Emak Matic di Makassar, Rabu, 23 April 2025.
Video pendek, menurutnya, efektif meningkatkan kesadaran merek yang akhirnya bisa memengaruhi keputusan konsumen membeli sebuah produk. Lewat video singkat, brand juga bisa membangun kepercayaan dan membuka interaksi dengan konsumen.
Membuat video yang menjual, seorang kreator konten harus bisa memilih jenis rekaman. Bila menargetkan audiens membeli produk lewat tautan yang disertakan di video, pendekatannya disarankan agresif dan persuasif.
"Tujuannya mendorong calon pelanggan untuk segera membeli produk atau layanan tanpa banyak pertimbangan. Biasanya wajib menggunakan keranjang kuning dan di akhir video, ditambah CTA (Call to Action) berupa ajakan untuk klik keranjang atau check out produknya," papar Surya.
Kenali Jenis Video yang Bisa Menarik Audiens
Ada video edukasi atau tutorial yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk. Misalnya, dengan membuat video tutorial hijab sambil memberi tahu pengguna soal bahan dan kelebihannya.
Jenis video edukasi biasanya dipakai brand untuk memperkenalkan merek, visi, dan nilai produk dengan cara menarik. Selanjutnya, ada jenis video hiburan dan tren, biasanya digunakan menggunakan sound viral yang menantang keingintahuan audiens, serta memakai humor untuk meningkatkan engagement.
Klip pendek juga bisa dibuat untuk promosi di momen atau tanggal tertentu, seperti twindate dan payday. Setelah memilih jenis video, seorang kreator konten juga harus memerhatikan aspek penting yang bisa membuat video viral.
Pertama, buat struktur video yang baik, dengan pembukaan atau hook singkat berdurasi tiga sampai lima detik pertama. "Tujuannya menarik perhatian sejak awal agar audiens tidak scroll," sebut Surya.
Pembukaannya bisa menggunakan pertanyaan, seperti, "Pernah ngalamin ini?" atau buat pernyataan mengejutkan, "90 persen orang salah pakai produk ini." Anda juga bisa menambahkan tampilan visual unik atau ekspresi menarik lewat close up wajah dan animasi cepat.
Urgensi dan Ajakan Membeli di Konten
Setelah pembukaan, isi video sekitar 10─40 detik harus menampilkan informasi utama dengan cara engaging. Ini bisa menggunakan story telling ditambah teks, animasi, maupun efek transisi untuk memperkuat pesan.
Tidak ketinggalan, bagian akhir video harus memuat Call to Action (CTA) pada 5─10 detik terakhir menggunakan teks maupun pesan klik link di bio. Tambahkan juga pernyataan urgensi, "Hanya hari ini" atau "Stok terbatas." Anda juga bisa memberi ajaka, "Tag temanmu yang butuh ini."
Menurut Surya, tidak perlu memakai peralatan kamera canggih saat membuat konten. Cukup dengan kamera ponsel pribadi dan aplikasi edit video yang mudah dikerjakan lewat ponsel.
Memakai musik atau sound yang sedang tren juga jadi cara lain bikin konten FYP. Pakai juga tagar yang relevan dengan konten, serta memastikan durasi video efektif dan tidak terlalu panjang.
"Video pendek 10─30 detik lebih cepat viral. Pastikan retensi penonton tinggi," sarannya.
Surya menambahkan, interaksi dengan audiens dengan mengajak mereka berkomentar hingga membalas komentar video pun bisa dipertimbangkan. Konsistensi dalam mengunggah konten juga memengaruhi engagement. "Lalu, unggah di jam prime time, seperti jam makan siang, saat orang sedang menggunakan media sosial," ia merekomendasikan.
Kolaborasi TikTok Shop by Tokopedia dengan Kemenekraf
Creators Lab Emak-Emak Matic di Makassar merupakan kegiatan edukasi yang diselenggarakan Tokopedia dan TikTok Shop yang berkolaborasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf). Acara ini merupakan bagian dari peningkatan kapasitas ibu-ibu komunitas kreator konten di Makassar.
Menurut data terbaru, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan berada di kisaran 50 persen selama 20 tahun terakhir, jauh di bawah laki-laki, yaitu 80 persen. Untuk mendorong TPAK perempuan, pekerjaan informal bisa jadi pilihan karena berdasarkan data, sekitar 66 persen pekerja informal di Indonesia adalah perempuan.
Ribuan perempuan dalam program Emak-Emak Melek Teknologi (Matic) dieukasi untuk bisa jadi affiliat dan content creator yang profesional, berkualitas, dan berdaya saing tinggi, lewat Creators Lab. Program ini telah berlangsung di Bekasi dan Tangerang, sebelum terselenggara di Makassar.
"Bersama sejumlah mitra, seperti Tokopedia dan TikTok Shop, kami menargetkan pemberdayaan 10 ribu perempuan dan generasi muda hingga akhir tahun melalui program Emak-Emak Matic," kata Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya di Makassar, Rabu, 23 April 2025.
Pelatihan ini, kata dia, memberi pemahaman mengenai pentingnya merekomendasikan produk atau penjual terpercaya untuk mendukung belanja aman di e-commerce platform. "Pelatihan ini sangat penting mengingat kontribusi e-commerce ke ekonomi kreatif sangat signifikan," imbuh Menekraf.
Di kesempatan yang sama, Presiden Direktur Tokopedia dan TikTok E-commerce, Melissa Siska Juminto, "Konten video, baik short video maupun live streaming, adalah faktor kunci yang bisa mendorong pertumbuhan bisnis UMKM."
"Di Ramadan tahun ini, misalnya, live streaming di TikTok ditonton 2,8 miliar pengguna. Kenaikan nilai transaksi di TikTok Shop karena live streaming saat sahur bahkan mencapai 24 kali lipat," tandasnya.