Terapkan Layanan Darurat Berstandar Internasional, IGD RSUD Iskak Tulungagung Perkuat Respons Cepat

Liputan6.com, Jakarta - Guna memberi pelayanan darurat yang cepat, RSUD Dr Iskak Tulungagung menerapkan pelayanan pra-rumah sakit yang disebut Tulungagung Emergency Medical Services (TEMS).

“Pelayanan IGD RSUD Dr. Iskak Tulungagung dilengkapi dengan pelayanan pra-rumah sakit yaitu Tulungagung Emergency Medical Services (TEMS) dimana call center berada di RSUD Dr. Iskak,” mengutip laman resmi rumah sakit. 

Layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) memang harus cepat karena menyangkut nyawa pasien. Dalam situasi genting, pasien menghadapi risiko kematian dan disabilitas jika tak segera mendapat penanganan.

IGD di RSUD Dr. Iskak Tulungagung menerapkan TEMS dan secara terpadu melibatkan multidisiplin ilmu. IGD ini siaga 24 jam dengan tiga shift dan dokter jaga 24 jam selalu ada di tempat.

Pelayanan IGD ini mengacu pada standar internasional dan dirancang khusus sesuai dengan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan darurat yang terdiri dari:

• Triase primer
• Triase sekunder
• Area non kritis (green zone)
• Area semi kritis (yellow zone)
• Asthma bay
• Area kritis (red zone)
• Kamar operasi
• Area emergensi psikistri
• Ruang radiologi
• Ruang observasi intensif (ROI).

Sistem pelayanan IGD menerapkan Instalasi Kegawatdaruratan Modern (Instagram) yaitu sistem pelayanan kegawatdaruratan yang mengutamakan kecepatan, ketepatan dan keakuratan dalam penanganan kasus pasien gawat darurat dengan pemilahan tingkat kegawatan dengan menggunakan metoda zonasi.

Pada Januari 2016 pelayanan IGD ini dikembangkang dengan pelayanan Sindroma Koroneria Akut (SKA). Suatu sistem pelayanan jemput bola/ proaktif terhadap pasien yang mengalami serangan jantung.

Pada Agustus 2018 TEMS terintegrasi dengan Emergency Button PSC yaitu aplikasi berbasis android pengembangan dari nomor telepon PSC (0355) 320119. Dengan Emergency Button masyarakat tinggal memencet tombol di smartphone selama 1 detik, operator akan menerima dan merespons.

Sistem triase ganda (double triage) diterapkan di IGD RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Terdiri dari triase primer dan triase sekunder.

Triase primer adalah ruang identifikasi cepat kegawatan yang mengancam jiwa secara visual dan pro aktif pada semua pasien yang datang ke IGD untuk mendapatkan pertolongan medis. Identifikasi visual dilakukan oleh perawat triase primer yang bisa melihat kondisi pasien hanya dengan melihat ekspresi dan keadaan sekilas dari pasien (eagle eye) dengan standing order (instruksi).

Sedangkan, triase sekunder adalah ruang untuk memeriksa dan mengidentifikasi dengan cepat kegawatan yang mengancam jiwa pada pasien. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter dan perawat triase kemuadian ditentukan prioritas penanganannya sesuai dengan model PAC (Patient Acuity Category/kategori keparahan pasien) yang dimodifikasi.

Terkait zona pelayanan pasien, ini adalah zona yang digunakan untuk pasien dengan berbagai tingkat keparahan. Zona ini dibagi tiga, ada green, yellow, dan red zone.

Green Zone atau zona hijau digunakan untuk pasien non gawat dan non darurat yang ada di IGD.

Sementara, Yellow Zone digunakan untuk pasien yang memerlukan observasi maksimal 6 jam dan ruang astma bay.

Terakhir, Red Zone adalah prioritas tertinggi yang memerlukan intervensi segera untuk menyelamatkan nyawa dengan respons waktu 0 menit alias tak bisa menunggu.

RSUD dr Iskak Tulungagung sempat dinobatkan sebagai rumah sakit terbaik di dunia. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ini menjadi satu-satunya wakil Indonesia dan berhasil meraih Gold Award dalam forum International Hospital Federation Congress and Award ke-43 di Oman, Uni Emirat Arab pada 2019.

Keberhasilan meraih predikat rumah sakit terbaik di dunia ini didapatkan berkat adanya sistem pelayanan terpadu dan modern serta manajemen baru yang berbasis jaminan kesehatan nasional. Rumah Sakit ini meraih gelar di bidang layanan publik Corporate Social Responsibility.

Pencapaian tersebut itu tentu tak bisa lepas dari peran Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung Supriyanto Dharmoredjo. Supriyanto pun meraih gelar Direktur Rumah Sakit Terbaik Dunia Tahun 2019 dari Kongres Federasi Rumah Sakit Dunia atau International Hospital Federation (IHF) yang berpusat di Basle, Swiss.

"Mendapatkan penghargaan sebagai manager rumah sakit terbaik sedunia tentu saja saya senang dan bangga karena bukan hanya sekadar mengharumkan nama institusi dan Kabupaten Tulungagung, tetapi juga negara Indonesia," tulis Supriyanto Dharmoredjo dalam testimoninya dikutip Kamis (2/11/2023) mengutip Regional Liputan6.com.

RSUD dr. Ishak Tulungagung menyisihkan ratusan rumah sakit dari 78 negara yang dinilai IHF. Rumah sakit ini mampu menggeser rumah sakit di negara negara maju seperti di Amerika, Eropa, dan lain-lain untuk kategori corporate social responsibility.

Dia mencontohkan seperti Dubai Health Authority dari Dubai yang memperoleh Silver Award. Lalu, Aster DM Healthcare juga dari Dubai Uni Emirat Arab, Auna dari Peru, KPJ Pasir Gudang Specialist Hospital dari Malaysia, dan Manila Doctors Hospital dari Pilipina.

“Kategori corporate social responsibility ini adalah penghargaan tertinggi. Karena menguji kemampuan rumah sakit dalam merespons keluhan kesehatan masyarakat tanpa melihat status eknominya. Semua orang datang ke rumah sakit, ingin mendapatkan kepastian untuk dilayani, untuk diobati penyakitnya," terangnya.

Karenanya, IHF sangat kagum dengan inovasi yang digagas Mas Pri—begitu akrab dipanggil—dengan layanan publik rumah sakit berkonsep The New Concept Hospital Management combined with PSC. Inovasi PSC atau Public Safety Center ini mampu mengkombinasikan antara inovasi dengan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat.