Sosok Lucy Guo yang Kalahkan Taylor Swift Jadi Miliarder Perempuan Termuda di Dunia, Hartanya Capai Rp21 Triliun

13 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Lucy Guo mengalahkan penyanyi-penulis lagu Taylor Swift dan jadi miliarder perempuan termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri. Ia mengumpulkan kekayaan senilai 1,25 miliar dolar Amerika Seriikat (AS), atau sekitar Rp21 triliun, melalui perusahaan rintisan AI dan teknologinya.

Melansir VN Express, Rabu, 23 April 2025, Taylor Swift telah menyandang gelar tersebut sejak ia dinobatkan sebagai miliarder pada akhir tahun 2023. Ia dan Guo adalah dua dari enam miliarder perempuan di seluruh dunia yang merintis usahanya sendiri dan berusia di bawah 40 tahun.

Sebagian besar kekayaan Guo berasal dari saham senilai 1,2 miliar dolar AS, atau sekitar Rp20 triliun, di Scale AI, perusahaan rintisan yang ia ditinggalkannya beberapa tahun lalu. Sisanya terkait dengan bisnis lain, termasuk perusahaan rintisan barunya, Passes.

Meski Guo membangun kariernya di bidang perusahaan rintisan teknologi, ketertarikan awalnya pada industri ini adalah hal yang praktis. Dibesarkan dengan sederhana oleh orangtua imigran China yang merupakan insinyur listrik, tapi kehilangan pekerjaan saat Guo kecil, perempuan berusia 30 tahun ini melihat teknologi hanya sebagai jalur cepat menuju kekayaan.

"Saya dirundung di sekolah karena miskin," kata Guo pada Business Insider. "Jadi saya berpikir, oke, saya harus menghasilkan uang."

Ia mulai belajar coding di sekolah menengah sebelum melanjutkan studi ilmu komputer dan interaksi manusia-komputer di Universitas Carnegie Mellon. Seiring waktu, ia menemukan apa yang ia gambarkan sebagai "keinginan untuk membangun perusahaan."

Dorongan yang semakin besar itu membuatnya keluar dari kampus pada 2014, ketika hanya tinggal beberapa mata kuliah lagi untuk menyelesaikan gelar ganda. Saat itu, Lucy Guo bergabung dengan Thiel Fellowship, sebuah program yang dibuat investor miliarder Peter Thiel untuk mendanai perusahaan rintisan wirausahawan muda.

Jejak Karier Lucy Guo

Tahun berikutnya, Guo bekerja sebagai desainer produk di platform Tanya Jawab Quora, tempat ia bertemu Alexandr Wang. Keduanya bekerja sama pada 2016 untuk mendirikan Scale AI, sebuah perusahaan yang juga menjadikan Wang sebagai miliarder termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri, menurut Forbes.

Saat itu, Guo berusia 21 tahun dan Wang berusia 19 tahun. Scale dimulai sebagai layanan yang mempekerjakan kontraktor bergaji rendah dalam memberi label pada kumpulan data untuk pelatihan AI, khususnya di sektor kendaraan self-driving.

Perusahaan rintisan tersebut dengan cepat mendapat klien besar, termasuk Cruise dan Tesla, dan memperluas basis kontraktornya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Perusahaan tersebut kemudian mengamankan kontrak dengan pemerintah AS, membantu analisis citra satelit selama perang di Ukraina, dan dengan OpenAI, membantu melatih model bahasa besar, seperti ChatGPT.

"Kami menggunakan tim manusia untuk memberi label pada data dan, secara bersamaan, kami dapat melatih model pembelajaran mesin," jelas Guo pada New York Post. "Pembelajaran mesin membuat tebakan terbaik, dan manusia masuk untuk mengoreksi kesalahan pembelajaran mesin."

Ide di balik perusahaan rintisan tersebut muncul dari saran salah satu teman sekamar mereka, yang mengusulkan untuk membuat "API untuk manusia," menurut Guo. Dengan Wang mengambil peran sebagai CEO, sementara Guo memimpin operasi dan desain produk, Scale AI tumbuh pesat, mendorong para pendirinya masuk ke daftar Under 30 versi Forbes pada 2018.

Pisah Jalan

Namun, pada tahun yang sama, perselisihan mengenai arah perusahaan dilaporkan menyebabkan Wang memecat Guo. "Kami memiliki perbedaan pendapat, tapi saya bangga dengan apa yang telah dicapai Scale AI," kata Guo.

Ia masih memegang hampir lima persen saham di perusahaan tersebut. Setelah kepergiannya, Guo meluncurkan Backend Capital, sebuah dana modal ventura yang mendukung perusahaan rintisan tahap awal. Di antara kemenangannya adalah investasi enam digit pada 2020 di perusahaan perangkat lunak keuangan Ramp.

Namun, "rasa gatal" untuk membangun perusahaan lagi-lagi mendorongnya memulai Passes, sebuah platform yang membantu para kreator mendapat uang melalui saluran, seperti langganan, siaran langsung, dan toko daring.

"Para kreator adalah wirausahawan," kata Guo. "Jika Anda memiliki seribu penggemar berat yang bersedia menghabiskan lima dolar (AS) sehari untuk Anda, itu adalah pendapatan."

Passes dengan cepat berkembang pesat, mengumpulkan 50 juta dolar AS melalui tiga putaran pendanaan pada tahun 2022–24 dan mencapai valuasi sebesar 150 juta dolar AS. Rencana jangka panjang Guo untuk perusahaan tersebut adalah mendukung "para kreator jadi wirausahawan dan mulai menciptakan kekayaan lintas generasi."

Di luar kegiatan profesionalnya, Guo aktif di media sosial, menonjolkan kepribadian yang suka berpesta dan berenergi tinggi. Ia pernah mengadakan pesta ulang tahun, yang dijuluki Lucypalooza, dan jadi berita utama karena gelaran meriah itu, lengkap dengan seekor lemur dan ular hidup, di apartemen mewahnya di Miami.

Di Luar Kegiatan Profesional

Dalam sebuah wawancara dengan Fortune, Guo menggambarkan perjalanan hariannya dilakukan menggunakan papan luncur listrik atau diantar asistennya. Rutinitas hariannya dimulai dengan berolahraga, diikuti kerja 12 jam yang berlangsung hingga pukul 10 malam. Ia tidak memasak, dan sepenuhnya mengandalkan Uber Eats untuk makan.

Ia tidak asing dengan pencarian adrenalin, karena menekuni terjun payung dari ketinggian 10 ribu kaki sebagai hobi. Ia juga telah memulai perjalanan 24 jam keliling dunia.

Namun, Guo bersikeras bahwa hidupnya "cukup membosankan," sering kali terpaku pada laptop atau ponselnya, mengecek email, dan menanggapi pertanyaan kreator. "Saya tidak pernah benar-benar menikmati liburan," katanya, sambil menjelaskan bahwa dia bekerja sedikitnya delapan jam per hari, bahkan saat liburan.

Meski gaya hidupnya yang mewah sangat kontras dengan pola asuhnya yang hemat, dia tidak langsung berfoya-foya setelah mulai menghasilkan uang. Sebaliknya, setelah menghasilkan satu juta dolar pertamanya, dia terus hidup hemat hingga mengumpulkan 10 juta dolar AS.

Karena itu, sarannya bagi mereka yang ingin membangun kekayaan adalah "hiduplah sesuai kemampuan."

"Banyak orang meningkatkan gaya hidup mereka saat mulai menghasilkan lebih banyak uang, yang menyebabkan mereka tidak banyak menabung," katanya. "Semakin banyak uang yang Anda tabung, semakin banyak yang dapat Anda investasikan, yang akan terus bertambah selama bertahun-tahun."

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |