Migrain Lebih dari Seminggu? Jangan Anggap Biasa, Begini Cara Mengatasinya

Liputan6.com, Jakarta - Sakit kepala sebelah atau migrain memang sering datang tanpa permisi. Rasa nyeri berdenyut yang muncul tiba-tiba ini bisa berlangsung selama berjam-jam, bahkan hingga berhari-hari, dan jelas bikin aktivitas jadi berantakan. Apalagi kalau migrain muncul terus-menerus lebih dari satu minggu, kondisi ini patut diwaspadai.

Migrain bukan sekadar sakit kepala biasa. Ada berbagai sinyal yang biasanya muncul sebelum atau saat migrain menyerang. Yuk, kenali satu per satu gejalanya agar kamu bisa lebih sigap mengatasinya.

1. Gangguan penglihatan

Sebelum migrain datang, sebagian orang mengalami gangguan visual. Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya terang, mudah silau, hingga penglihatan terasa buram atau seperti bergoyang.

2. Sensitif terhadap suara

Saat migrain menyerang, telinga seolah jadi lebih ‘peka’ dari biasanya. Suara-suara yang terdengar normal bisa mendadak terasa sangat mengganggu. Bahkan bunyi ketikan keyboard atau langkah heels rekan kerja saja bisa bikin kepala terasa nyut-nyutan, jadi tanda kalau migrain yang datang bisa saja lebih parah.

3. Sensitif terhadap bau

Baik aroma tak sedap maupun wangi yang biasanya menyenangkan, keduanya bisa sama-sama bikin kepala terasa makin pusing saat migrain datang. Bahkan, aroma makanan favorit yang biasanya menggugah selera bisa tiba-tiba terasa memuakkan. Hal ini terjadi karena indra penciuman menjadi jauh lebih sensitif menjelang migrain menyerang.

4. Mual hingga muntah

Kombinasi sensitivitas terhadap cahaya, suara, dan bau sering kali berujung pada rasa mual. Pada kondisi tertentu, migrain juga bisa menyebabkan muntah bahkan pingsan.

5. Kehilangan keseimbangan

Tubuh dan pikiran terasa seperti nggak sejalan, sampai-sampai koordinasi jadi berantakan. Kalau tetap memaksakan diri beraktivitas, bukan tidak mungkin kamu jadi mudah kehilangan keseimbangan saat berjalan atau tanpa sadar menjatuhkan barang yang sedang dipegang.

6. Sulit berkonsentrasi

Fokus jadi berantakan saat migrain melanda. Meski ada pekerjaan di depan mata, rasanya sulit memusatkan pikiran, bahkan saat diajak bicara pun kepala terasa kosong.

7. Perubahan mood

Menjelang migrain datang, tubuh biasanya sudah memberi sinyal kalau kondisi sedang tidak baik-baik saja. Dampaknya, suasana hati jadi gampang berubah. Bisa tiba-tiba lebih sensitif, mudah marah, atau justru terlalu bersemangat. Perubahan mood yang cepat dan cukup ekstrem ini juga bisa jadi salah satu tanda migrain.

8. Keringat dingin

Pada sebagian orang, migrain juga ditandai dengan munculnya keringat dingin, meski berada di ruangan ber-AC. Biasanya muncul di area pelipis dan telapak tangan.

Meski penyebab pasti sakit kepala sebelah belum sepenuhnya diketahui, para ahli kesehatan menyebut migrain berkaitan dengan faktor genetik yang diturunkan dalam keluarga. Selain itu, kondisi ini juga dipicu oleh gangguan pada sistem saraf serta perubahan aktivitas otak yang dipengaruhi oleh berbagai faktor tertentu.

1. Perubahan hormon

Migrain sebenarnya bisa dialami oleh siapa saja. Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh National Migraine Centre menyebutkan bahwa kaum wanita memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk mengalaminya. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya perubahan hormon, terutama pada saat menstruasi. Keluhannya pun akan semakin parah saat menjelang maupun setelah menstruasi.

2. Makanan dan minuman tertentu

Migrain juga bisa dipicu oleh konsumsi makanan dan minuman tertentu yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Beberapa jenis minuman yang kerap memicu migrain antara lain produk susu, minuman berkafein seperti teh dan kopi, alkohol, serta minuman dengan pemanis buatan. Sementara dari sisi makanan, dark chocolate, daging olahan atau diawetkan, makanan tinggi MSG, makanan olahan, hingga produk olahan susu juga sering dikaitkan dengan munculnya sakit kepala sebelah.

3. Pola tidur yang buruk

Pola tidur yang kurang teratur juga bisa meningkatkan risiko sakit kepala sebelah, terutama bagi mereka yang sering begadang. Karena itu, penting untuk mencukupi waktu tidur setiap malam, idealnya sekitar enam hingga delapan jam untuk orang dewasa. Mengutip artikel dari laman Popbela.com, waktu tidur yang dianjurkan adalah mulai sekitar pukul 22.00 malam dan bangun pada pukul 06.00 pagi.

4. Perubahan cuaca ekstrem

Perubahan cuaca yang cukup ekstrem juga bisa menjadi salah satu pemicu sakit kepala sebelah. Saat cuaca berubah secara mendadak, tubuh harus bekerja lebih keras untuk beradaptasi, yang akhirnya memicu munculnya rasa nyeri berdenyut di kepala.

5. Stres

Baik stres fisik akibat aktivitas berlebihan maupun stres mental karena beban pikiran menjadi pemicu utama migrain. Tak heran jika migrain sering muncul saat tekanan sedang tinggi.

Sakit kepala sebelah bisa menjadi kondisi yang berisiko jika tidak segera ditangani dengan tepat. Saat migrain menyerang, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk membantu meredakan keluhannya, antara lain sebagai berikut:

1. Mencari tempat yang lebih tenang dengan pencahayaan redup, karena migrain umumnya membuat penderitanya lebih sensitif terhadap cahaya dan suara. Tujuannya agar rasa nyeri tidak semakin bertambah.

2. Menerapkan pola hidup sehat sekaligus mulai mengenali respons tubuh, dengan mengurangi bahkan menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu munculnya sakit kepala sebelah.

3. Berolahraga secara teratur. Tidak perlu aktivitas berat, cukup dengan jogging, berenang, bersepeda, yoga, atau melakukan peregangan ringan di rumah yang dipercaya dapat membantu meredakan sakit kepala sebelah.

4. Redakan dengan bodrex Migra, Solusi Khusus Migrain

Untuk membantu meredakan migrain, kamu juga bisa mengandalkan bodrex Migra, solusi khusus migrain dengan Triple Active Formula yang bekerja cepat. Dapat diminum sebelum makan dan tidak menyebabkan ngantuk. bodrex Migra, Solusi Khusus Migrain! Terus Menangkan Harimu!

Kapan Harus ke Dokter?

Melansir Halodoc.com, migrain umumnya akan membaik dalam beberapa hari. Namun, jika kamu sering mengalaminya, berlangsung lebih dari satu minggu, atau disertai gejala yang makin mengganggu aktivitas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.