Mengenal ROSA, Robot Asisten Bedah yang Bantu Dokter dalam Operasi Lutut

3 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi robotik kini mulai digunakan dalam dunia bedah ortopedi, khususnya untuk tindakan pergantian sendi lutut. Salah satu sistem yang digunakan adalah ROSA (Robotic Surgical Assistant), robot asisten bedah yang membantu dokter mencapai tingkat presisi lebih tinggi selama operasi dengan dukungan data real-time.

Dr. dr. Franky Hartono, SpOT (K) menjelaskan bahwa dalam bidang ortopedi, khususnya pertulangan, memiliki pendekatan yang berbeda dibanding jaringan lunak.

“Kalau saya ini kaum golongan keras. Pertulangan. Nah, itu kan ilmunya beda ya. Kalau kita itu ilmu konstruksi,” ujarnya dalam Press Conference dan Grand Launching Siloam Robotic Center, Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).

Menurutnya, ROSA merupakan robot asisten bedah yang berfungsi membantu dokter selama operasi, bukan menggantikan peran dokter.

“ROSA itu kan Robotik Surgical Assistant. Artinya itu alat yang memfasilitasi kita, membantu kita melihat, ada matanya, navigasi, dan ada tangannya yang membantu kita menstabilkan gerakan-gerakan,” jelasnya.

ROSA dilengkapi sistem navigasi visual dan panduan lengan robotik yang membantu menentukan sudut, rotasi, serta kesejajaran sendi dengan tingkat akurasi tinggi. Teknologi ini juga mendukung pemasangan implan yang lebih tepat dibandingkan teknik manual.

Perencanaan Operasi Berbasis Data 3 Dimensi

Sebelum operasi dilakukan, data pasien diambil menggunakan X-ray alignment, lalu diubah menjadi data tiga dimensi (3D).

“Data pasien sebelum operasi di-convert menjadi data 3 dimensi sehingga bisa mengukur lebih cepat, dimasukkan ke dalam komputer robotnya. Dari sana baru ditentukan kurang lebih di mana motongnya, di mana ukurannya,” katanya.

Perencanaan ini dilakukan tanpa CT-scan, sehingga lebih aman bagi pasien dan lebih efisien dari sisi biaya, sekaligus tetap memberikan gambaran anatomi lutut secara menyeluruh.

Akurasi Saat Operasi Berlangsung

Saat operasi berjalan, ROSA mengumpulkan data anatomi lutut secara langsung sesuai kondisi pasien. Franky menyebutkan bahwa lutut tidak hanya terdiri dari tulang, tetapi juga otot dan ligamen yang dapat berubah posisi.

“Di program pasti kan posisinya berubah-berubah. Nah, itu yang kita harus ukur, biar akurat,” tuturnya.

Franky juga menambahkan bahwa ROSA membantu menjaga ketepatan posisi lutut, baik saat ditekuk maupun diluruskan, serta memberikan sinyal jika terjadi penyimpangan ke kiri atau ke kanan selama operasi berlangsung.

ROSA Seperti GPS di Ruang Operasi

Franky mengibaratkan ROSA seperti sistem navigasi selama operasi berlangsung.

“GPS itu kayak kita nyetir mobil kan kita enggak tahu di mana yang sepi, di mana yang ramai,” katanya.

“Nih kayaknya kurang pas, dia kasih sinyal, kita bisa berubah-berubah,” tambahnya.

Meski dokter tetap memegang kendali penuh, sistem ini memberi panduan agar setiap langkah tetap berada di jalur yang tepat.

Dampak bagi Pasien Pascaoperasi

Franky menyebutkan bahwa dengan bantuan ROSA, hasil pemasangan implan menjadi lebih sesuai dengan anatomi pasien. “Hasil akhirnya pasien merasa lebih nyaman,” ungkapnya.

Dari sisi pemulihan, Franky mengungkapkan bahwa pasien umumnya dapat kembali pulang dalam waktu relatif singkat.

“Rata-rata kita ambil patokan sekitar 4 harian sudah bisa kembali pulang,” katanya.

ROSA juga memiliki sejumlah keunggulan lain, seperti membantu menurunkan risiko ketidaksejajaran implan, mendukung mobilisasi pasien yang lebih cepat, serta menghasilkan biomekanik lutut yang lebih natural sesuai kondisi masing-masing pasien.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |