Mengenal Konsep Fine Ingredient untuk Investasi Kulit Sehat Jangka Panjang, Konsentrasi Tinggi Bukan Patokan

2 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Membahas perawatan kulit tak ada habisnya. Istilah dan inovasi muncul silih berganti dan yang terbaru dengan prediksi bahwa Skinvestment alias berinvestasi pada perawatan kulit untuk jangka panjang akan semakin diminati di tahun mendatang. Bersamaan dengan itu, konsep fine ingredient diperkenalkan. Apa itu?

"(Bahan bakunya) harus yang berkualitas tinggi. Dia juga pure, stabil, dan punya manfaat spesifik untuk kebutuhan kulit kita masing," kata dermatolog dr. Claudia Christin, MBBS, PhD, di sela peluncuran rangkaian produk Sungboon Editor di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2025.

Dalam produk perawatan kulit, konsep fine ingredient tidak berbanding lurus dengan produk yang mengandung banyak material atau konsentrasi senyawa aktifnya paling tinggi. Yang dibutuhkan terutama adalah yang kandungannya tepat dengan takaran tepat mengingat stressor atau pemicu masalah kulit di Indonesia sudah beragam.

"Kita analogikan ke bumbu makanan ya. Kalau misalnya fine ingredients itu, bumbunya segar, bersih, high quality. Terus udah ditakar setiap minggu untuk punya manfaat atau menciptakan rasa yang cocok. Kan itu enggak berari pakai bumbu semakin banyak, akan semakin bagus, karena malah nanti bumbunya overpowering. Rasanya jadi enggak enak," tutur dr. Claudia.

"Jadi, enggak perlu terbanyak, tertinggi konsentrasinya, tapi kita lihat dari kualitasnya," imbuhnya. Penentuan suatu bahan termasuk berkualitas atau tidak, sambung dia, bisa dilihat dari manfaatnya, dari fungsinya secara spesifik dalam perawatan kulit dan harus didukung studi ilmiah. 

Contoh Fine Ingredient

Konsep itu juga diadopsi oleh Sungboon Editor, merek perawatan kulit asal Korea Selatan, yang baru saja bermitra dengan platform ritel kecantikan Sociolla. "Bahan-bahan yang kami gunakan ini, bukan hanya bahan-bahan yang viral saja, tapi memang kita lihat apa saja yang bisa memberikan perubahan yang pasti untuk kulit setiap orang," kata Yewon Wang, Brand Director Sungboon Editor.

Untuk menggaet pasar Indonesia yang beriklim tropis, jenama itu memperkenalkan tiga seri perawatan kulit, masing-masing berbahan utama tomat hijau, kulit apel, dan anggur Meoru. Setiap bahan diekstraksi menggunakan teknologi yang sudah dipatenkan untuk mendapatkan komponen terbaiknya.

Bahan utama tomat hijau yang dipakai adalah protein yang sudah terpurifikasi. Bahan tersebut bekerja pada tiga tipe pori, yakni vertical pores, horizontal pores, dan melanin pores, yang menjadi salah satu masalah kulit yang sering dialami orang Indonesia.

Kombinasi kandungannya diklaim efektif dalam mengontrol produksi sebum, mengurangi volume pori hingga 80 persen, serta memberi efek mengencangkan. Formulanya diperkuat Anti Sebum P, Hyaluronic Acid, PHA, Tannin Complex, dan Collagen agar hasilnya lebih optimal untuk kulit berminyak dan berpori besar.

Anggur dan Kulit Apel untuk Atasi Masalah Kulit

Fine ingredient berikutnya adalah kulit apel. Pihaknya memadukan ekstrak kulit apel dan Ursolic Acid dan PHA. Ketiga bahan itu bekerja mengangkat sel kulit mati secara terukur tanpa mengganggu skin barrier. Produk ini ditujukan membantu mengatasi masalah tektur kulit yang tak rata karena pori-pori tersumbat dan masalah lainnya.

Produk tersebut juga dilengkapi dengan Ceramide dan Natural Moisturizing Factors untuk memastikan kulit tetap terhidrasi dan nyaman setelah proses eksfoliasi, sehingga rangkaian ini aman digunakan oleh kulit sensitif yang membutuhkan perbaikan tekstur kulit harian.

Fine ingredient ketiga adalah anggur Meoru yang kaya Vitamin C. Dikombinasikan dengan ellagic acid, niacinamide, dan tranexamic acid, produk tersebut bertujuan menyamarkan hiperpigmentasi secara stabil, masalah kulit ketiga yang juga banyak dialami orang Indonesia. 

Dengan tambahan Hyaluronic Acid dan Cica, Meoru Grape Line diklaim memberi efek menenangkan sekaligus menjaga hidrasi sehingga aman digunakan oleh pemilik kulit sensitif yang ingin merawat dark spots tanpa rasa perih atau ketidaknyamanan.

Tak Bisa Disamakan dengan Penggunaan Bahan Mentah Langsung ke Kulit

"Itu semuanya sebenarnya dari alam ya. Alam itu luar biasa banget, banyak banget kandungan-kandungan yang bagus. Tapi, harus kita ekstrak dengan cara yang benar agar bagus di kulit kita," kata dr. Claudia.

Penggunaan teknologi ekstraksi jadi kata kunci yang ditekankan dr. Claudia. Menurut dia, dengan ekstraksi, kandung-kandungan aktif yang ada dalam bahan baku terkonsentrasi tinggi sehingga lebih efektif saat diaplikasikan ke kulit. "Jadi, beda sama DIY ya, beda sama yang langsung dipakai ke kulit dalam bentuk aslinya," ujarnya.

Belum lagi produk tersebut juga diperkaya dengan beragam senyawa aktif lain yang bisa meningkatkan kefektivannya. "Untuk atasi polusi, antioksidan, dan perlindungan jangka panjang, masih banyak kandungan lain, seperti Astaxanthin, kolagen, peptide yang mungkin sudah sering didengar."

Pada akhirnya, produk tersebut dihadirkan merespons konsumen Indonesia yang semakin kritis. "Mereka mulai mencari lebih dalam lagi, Kalau dari insight kita, dari platform Sociolla, yang kita dapatkan dari Insight Factory adalah banyak search lebih dalam. Contohnya, skin barrier strengthening, Udah bukan cari kaya serum, jerawat, bukan," kata Chrisanti Indiana, Co founder dan CMO Social Bella Indonesia.

Semakin detailnya yang dicari konsumen, semakin menunjukkan bahwa mereka bukan mencari produk yang hasilnya instan saja, tapi juga bermanfaat jangka pankang. "Skinvestment istilahnya," imbuhnya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |