Liputan6.com, Jakarta - Meski bukan tokoh fesyen, penampilan para pemimpin tertinggi Gereja Katolik kerap mengundang perhatian. Banyak cerita menarik di baliknya, termasuk sosok desainer yang bertanggung jawab merancang busana untuk para paus. Dia adalah Filippo Sorcinelli, desainer Italia yang membuat pakaian untuk Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus yang baru saja wafat.
"Berita kematian Paus Fransiskus membuat saya sangat sedih," Sorcinelli berbagi dengan Vogue. "Bagi seorang Kristiani seperti saya, sosok Paus adalah pilar utama kehidupan."
Kenangan Sorcinelli tentang Paus Fransiskus lalu melayang pada 2013, saat ia menerima panggilan dari Kantor Perayaan Liturgi Paus Agung. Mengutip Vogue, Minggu (27/4/2025), Sorcinelli begitu terkejut dan emosional baginya saat itu. Tekanannya cukup besar karena tenggat waktu penyelesaiannya sangat singkat.
Ia diminta untuk membuat 'jubah kebesaran' Paus Fransiskus dengan instruksi yang jelas. Sorcinelli langsung terinspirasi dari kunjungannya sebelumnya ke Vatikan. Ia pun menciptakan sepotong pakaian sederhana berwarna krem, putih, dan emas untuk misa pertama Paus Fransiskus yang bersejarah sebagai Paus.
Keterampilan Sorcinelli dalam merancang busana terus dipakai hingga bertahun-tahun kemudian. Desainnya mencerminkan kepribadian mendiang Paus yang lebih rendah hari dengan pakaian yang terinspirasi oleh lukisan dinding abad pertengahan karya pelukis Renaisans Italia Giotto, terutama yang ada di Assisi, sebagai penghormatan kepada nama santo yang diambil Paus.
Kreasinya mayoritas dibuat di studionya yang berada di sebuah desa bernama Santarcangelo di Romagna di Rimini. Selama proses perancangan jubah paus, Sorcinelli selalu berunding dengan Kantor Kepausan di Vatikan dan tidak berbicara langsung dengan Bapa Suci.
Namun, ia mengaku bertemu dengan Benediktus dan Fransiskus secara informal. "Pertemuan itu memang terjadi, tetapi saya menyimpannya dalam hati," katanya. "Seiring waktu, saya mengembangkan kepekaan yang membantu saya memahami ciri-ciri karakter dan preferensi [Paus Fransiskus]," jelasnya.
Ingatan Masa Kecil dan Pengalaman Pertama Rancang Jubah untuk Pendeta
Sorcinelli adalah seorang pria gay yang tinggi, tampan, bertato yang mengenakan setelan jas yang anggun dan rapi, kemeja yang terbungkus, dan celana kerja—semuanya hitam. Iman telah lama menjadi bagian dari hidupnya.
"Saya selalu membawa dalam hati saya langkah pertama saya sebagai seorang anak: Saya biasa menemani ibu saya membersihkan gereja paroki di kota kelahiran saya," kata Sorcinelli.
"Sikap sederhana dan rendah hati ini sebenarnya memiliki makna yang besar dan menjadi ciri khas hidup saya. Mudah untuk membayangkan keingintahuan seorang anak di dalam gereja kuno yang besar, penuh dengan rangsangan, materi artistik, iman, kain, dupa, dan musik…semuanya berbicara dengan kuat dalam satu arah: Keindahan."
"Bagi saya, beriman berarti memperoleh manfaat dari kekayaan manusia ini. Menciptakan seni sakral saat ini berarti menyampaikan pesan ini kepada dunia. Saya tidak dapat mengatakan bahwa saya masih hidup saat ini jika saya tidak mengalami momen-momen itu."
Pada 2001, saat berusia 23 tahun, Sorcinelli menerima panggilan telepon dari seorang teman yang sudah lama tidak berkabar. Ia memberi tahu Sorcinelli bahwa ia akan ditahbiskan sebagai pendeta. "Saya secara naluriah berkata, 'Jangan beli apa pun, saya ingin mendesain sendiri busana pertamamu!'" katanya.
Momen Penting di Perjalanan Karier Sorcinelli
"Seketika, saya teringat momen-momen masa kecil saat membuka laci-laci di sakristi, dan saya memutuskan bahwa gaya yang paling mewakili saya berasal dari periode sejarah yang kuat: Abad Pertengahan—arsitektur, patung, lukisan. Periode ini memiliki budaya simbolisme, bentuk, geometri yang mengakar kuat [dan] menghindari godaan dekorasi belaka."
Tapi, ia mulai dapat pengakuan luas setelah Uskup Agung Genoa mengenakan salah satu rancangannya dalam sebuah acara yang disiarkan di televisi pada 2003. Itu memicu banyaknya pesanan dari seluruh liturgi Katolik di seluruh dunia. Kini, studio Atelier Lavs miliknya sebagian besar beroperasi berdasarkan pesanan.
Desain mencolok Sorcinelli menonjol di dunia pakaian liturgi kontemporer karena fokusnya pada gaya abad pertengahan, yang ditafsirkan ulang menggunakan bahan-bahan modern dan teknologi kontemporer. Selama hampir 25 tahun, Sorcinelli berupaya keras untuk mencapai narasi busana yang selaras dengan gereja.
"[Kami] sangat menghormati Gereja, klien utama kami, dan menyadari bahwa kami tidak sekadar membuat kostum teater," katanya.
Pada 2007, ia mulai mendandani Paus Benediktus XVI—merancang lebih dari 50 jubah berhias dan terperinci selama masa jabatannya—dengan gaya yang sangat berbeda dari gaya penggantinya sebagai paus. Penting bagi Sorcinelli untuk mencerminkan kepekaan masing-masing Paus.
Rancangan Paling Berkesan Sorcinelli untuk Paus Fransiskus
Sorcinelli mengingat salah satu pakaian favorit yang ia buat untuk Paus Fransiskus, yakni jubah untuk perjalanan apostolik ke L’Aquila dan untuk Misa penutup. "Saya hadir pada pembukaan Pintu Suci di Basilika Collemaggio—saya hampir tidak pernah hadir," jelasnya.
Itu adalah momen yang mengharukan. Ia tiba pukul 4 pagi untuk menyiapkan jubah di ruangan tempat Paus akan berpakaian. Sorcinelli menggambarkan penampilan tersebut sebagai sesuatu yang mempertahankan rasa 'kesederhanaan yang mulia' yang 'sangat dituntut oleh Konsili Vatikan Kedua dan sangat disayangi oleh Paus Fransiskus'.
Evolusi gaya pasti dipengaruhi oleh budaya, teknologi, perubahan politik dan sosial yang lebih luas—dan itu juga berlaku untuk estetika lembaga suci dan para penjaganya. Sorcinelli secara ketat menggunakan sutra dan wol Italia dan tetap enggan melakukan terlalu banyak modernisasi.
"Ada risiko massifikasi," katanya, "yang dapat membahayakan sifat abadi dan tak lekang oleh waktu yang ingin disampaikan oleh ritus-ritus sakral melalui keindahan."
Sementara, rancangan Sorcinelli terakhir yang dikenakan Paus Fransiskus adalah mitra berhias sutra putih dan emas yang dibuat oleh Atelier Lavs saat disemayamkan di Basilika Santo Petrus di Vatikan. Sang Paus setia dengan kesederhanaan.