Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Cathay Pacific merilis permintaan maaf kepada para pelanggan setelah penerbangan rute Boston-Hong Kong kembali ke bandara awal hanya beberapa saat setelah lepas landas. Pesawat mendarat darurat karena ada laporan asap di kokpit dan kabin.
Melansir SCMP, Selasa (21/1/2025), penerbangan CX811 meninggalkan Bandara Internasional Boston Logan pada Senin, 20 Januari 2025, pukul 2.23 pagi, waktu setempat, menurut situs web pelacakan Flightradar24. Tidak lama setelah lepas landas, pesawat Airbus A350 itu mulai berputar-putar di atas Teluk Massachusetts.
Dalam manuver seperti itu, sebuah pesawat mungkin membuang bahan bakar sebelum mendarat darurat. Cathay Pacific mengatakan pada Senin bahwa penerbangan itu telah kembali sesuai prosedur standar setelah adanya laporan asap di kokpit dan kabin.
"Pesawat mendarat normal pukul 3.31 pagi waktu setempat dan kembali ke gerbang tempat teknisi kami sekarang sedang menyelidiki dan melakukan inspeksi. Tidak ada laporan cedera di antara pelanggan atau awak kami," kata juru bicara Cathay.
Maskapai penerbangan itu mengatakan telah meminta maaf pada pelanggan yang terdampak. Ini adalah penerbangan kedua maskapai yang berbasis di Hong Kong itu yang mengalami masalah dalam waktu kurang dari sebulan.
Pada Desember 2024, maskapai tersebut mengalihkan CX812 rute Hong Kong-Boston ke Tokyo, menyebabkan penundaan selama 15 jam. Seorang penumpang yang mengganggu memaksa pesawat mendarat di ibu kota Jepang, dan persyaratan hukum mengenai operasi awak pesawat mengharuskan penerbangan kembali ke Hong Kong.
Kejadian Sebelumnya
Pada September 2024, inspeksi Cathay Pacific membuat 15 armada pesawat Airbus A350 dikandangkan karena komponen mesin dalam harus diganti. Pemeriksaan itu dipicu kerusakan mesin pesawat Airbus A350 tujuan Zurich pada Senin, 2 September 2024. Saat itu, pesawat terpaksa kembali ke landasan pacu di Hong Kong setelah satu jam lepas landas.
Mengutip Chanel News Asia, Rabu, 4 September 2024, Aviation Herald, sebuah publikasi keselamatan udara, melaporkan bahwa pesawat tersebut berbalik arah setelah kokpit memperingatkan adanya kebakaran di salah satu dari dua mesin Rolls-Royce XWB-97. Setelah diperiksa dan mengeluarkan botol pemadam kebakaran, para kru membuang bahan bakar dan kembali ke pangkalan.
Seorang sumber menyebut, dugaan kebocoran pada sistem bahan bakar menyebabkan kebakaran mesin yang dengan cepat dipadamkan awak pesawat. Belum ada tanda-tanda bahwa insiden itu memicu tindakan regulasi yang signifikan yang melibatkan armada A350, tambah sumber tersebut.
Cathay Pacific mengatakan, tiga dari 48 pesawat bermesin Rolls-Royce telah diperbaiki dan diharapkan dapat kembali beroperasi pada Sabtu, 7 September 2024. Maskapai yang berbasis di Hong Kong itu membatalkan setidaknya 34 penerbangan pulang pergi karena gangguan pada armadanya.
Insiden Pesawat Airbus di Indonesia
Terkait insiden pesawat Airbus di dalam negeri, pesawat Super Air Jet penerbangan IU-765 rute Lombok-Jakarta sebelumnya mendarat darurat di Bandara Juanda Surabaya Senin, 6 Januari 2025. Atas kejadian itu, pihak maskapai menyampaikan permintaan maaf.
Direktur Utama SUPER AIR JET, Ari Azhari, mengatakan melalui keterangan pers pada Lifestyle Liputan6.com, Senin, "Keputusan mengalihkan pendaratan ke Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, diambil pilot sebagai langkah tepat dan preventif demi mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan."
"Sebelum keberangkatan," ia menyambung. "Pesawat Airbus A320-200 dengan registrasi PK-SJV itu telah menjalani pemeriksaan ketat dan dinyatakan layak terbang."
Saat penerbangan berlangsung, sistem pesawat mendeteksi "indikasi pada salah satu komponen yang memerlukan pengecekan segera di darat," kata dia. "Sebagai respons, masker oksigen turun dari tempatnya. Turunnya masker oksigen menunjukkan bahwa sistem keselamatan pesawat berfungsi dengan baik untuk melindungi seluruh pelanggan dan awak pesawat," sebut Ari.
Pesawat itu dilaporkan "mendarat dengan aman" di Surabaya pukul 15.44 WIB. Seluruh pelanggan kemudian mendapat penanganan sesuai prosedur. "Kami memastikan kebutuhan mereka terpenuhi selama proses ini berlangsung," imbuhnya.
Gagal Mendarat
Pihak maskapai penerbangan telah menyiapkan pesawat pengganti supaya penumpang bisa melanjutkan perjalanan dari Surabaya ke Jakarta. "Saat ini, Super Air Jet bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan investigasi mendalam guna mengetahui penyebab teknis yang terjadi," Ari menyebut.
"Kami berkomitmen untuk tidak berspekulasi sebelum hasil investigasi selesai dan memastikan bahwa langkah-langkah perbaikan akan dilakukan sesuai kebutuhan. Kami berterima kasih atas pengertian dan kesabaran para pelanggan. Keselamatan dan kenyamanan selalu jadi prioritas utama kami," tandasnya.
Akhir Desember 2024, Super Air Jet jadi salah satu maskapai yang pesawatnya gagal mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali akibat cuaca buruk. General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab menyebut, sebanyak tujuh penerbangan pada Sabtu, 28 Desember 2024, tidak dapat mendarat di Pulau Dewata, sehingga dialihkan ke Surabaya dan Lombok.
Ia mengatakan, prosedur mendarat di bandara lain dilakukan dampak cuaca buruk akibat hujan lebat sejak Sabtu pagi. "Ketujuh penerbangan tersebut terdiri dari lima penerbangan domestik dan dua penerbangan internasional," kata dia, lapor Antara.