Kisah Sepatu Sederhana Paus Fransiskus dan Gelar Pria Berpakaian Terbaik 2013 Versi Esquire

7 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Banyak kenangan baik yang diingat sepeninggal Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025. Di antaranya soal pilihan gaya busananya. Bapa Suci dikenal memiliki selera yang unik nan sederhana, seperti jubah krem simpel dan sepatu pantofel kulit hitam lawas yang dilaporkan dibuat oleh seorang teman di Buenos Aires, kota kelahirannya.

Mengutip CNN, Jumat (25/4/2025), pilihan alas kaki Paus pertama kali dicatat The New York Times, hanya 24 jam setelah terpilih pada 2013. Ia dengan cepat dikenal karena pakaiannya yang sederhana dan seringkali tanpa hiasan, kontras dengan pendahulunya, Paus Benediktus XVI yang memilih liontin salib bertahtakan permata, sepatu loafer merah cerah karya desainer, dan berbagai aksesori lawas, seperti camauro tradisional beludru dan ermine yang mirip topi Santa.

Menyusul sorotan atas gayanya, sejumlah media internasional memberikan penghargaan khusus pada Paus Gereja Katolik ke-266 itu. The Cut misalnya, menyatakan Fransiskus sebagai 'paus normcore' dunia untuk pendekatannya yang sederhana dan pakaian tanpa renda.

Paus Fransiskus juga menjadi paus pertama yang menghiasi sampul Rolling Stones, sementara Esquire menggelarinya sebagai Pria Berpakaian Terbaik 2013. "Meskipun Bradley Cooper, Chris Pine, dan Joseph Gordon-Levitt semuanya memiliki tahun-tahun yang sukses, pilihan pakaian mereka dimulai dan berakhir di karpet merah," tulis Max Berlinger dari Esquire.

Keputusan pakaian Paus Fransiskus secara halus telah menandakan era baru bagi Gereja Katolik. Tak lama kemudian muncul meme yang tak terhitung jumlahnya dan merchandise Etsy yang tidak resmi, dengan wajah Fransiskus ditampilkan pada sejumlah kemeja, kaus kaki, dan cangkir dalam desain bootleg era '90-an.

Artikel tersebut merupakan salah satu cerita Esquire yang paling sukses selama berbulan-bulan, menurut Berlinger, yang kemudian diundang ke beberapa acara berita pagi untuk menjelaskan keputusannya yang kontroversial. Namun, ia menolak tampil.

"Saya hanya berpikir itu keren dan layak disebutkan," katanya kepada CNN dalam sebuah wawancara telepon. "Paus sebelumnya mengenakan banyak pakaian yang sangat rumit dan mahal. (Fransiskus) pergi ke penjara dan mencuci kaki para tahanan. Saya ingat berpikir bahwa ini adalah bagian dari perubahan yang lebih besar, dan bahwa pakaiannya adalah manifestasi visual."

Makna Tersirat dari Pilihan Busana Paus Benediktus dan Paus Fransiskus

Sebelum konklaf kepausan pada 2013, Paus Fransiskus yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio itu bahkan tidak dianggap sebagai salah satu dari tiga kandidat teratas untuk posisi tersebut. Ia tampak sederhana, rendah hati, dan sebagian besar tidak diketahui. Tetapi sebagian besar sikapnya yang sederhana ini, yang sangat berbeda dengan pendahulunya, itulah yang memicu minat.

"Sebagai uskup agung Buenos Aires, Bergoglio tidak pernah menjadi pembicara publik yang berbakat," tulis Mark Binelli dalam cerita sampul Rolling Stone. "Tetapi sekarang setelah ia menjadi Paus Fransiskus, kemanusiaannya yang dapat dikenali terasa revolusioner."

Meskipun gaya Fransiskus sering dianggap sebagai pertunjukan kerendahan hati atau asketismenya, Carol Richardson, seorang sejarawan gereja dan seni di University of Edinburgh, mengatakan bahwa kontras sartorial kedua paus itu mewakili perbedaan yang lebih dalam dalam pandangan mereka tentang peran mereka sebagai kepala Gereja Katolik.

"Benediktus XVI sedang bermain dengan periode waktu yang berbeda melalui apa yang ia kenakan," jelasnya dalam panggilan video. "Sebagai seorang tradisionalis, (ia) menegaskan kontinuitas historis kepausan."

Beda Makna Pilihan Busana Paus Benediktus dan Paus Fransiskus

Menurut Richardson, dengan muncul dalam kasula Kristen awal (jubah luar tanpa lengan yang dikenakan selama misa) dan pallium Romawi Kuno (pita kain yang melingkar di leher), Paus Benediktus terkesan menegaskan hubungan yang tak terputus dari Yesus ke Santo Petrus, paus pertama, dan terus-menerus hingga Benediktus sendiri.

Sementara, Fransiskus, sebagai paus Jesuit pertama, tampaknya memiliki prioritas yang berbeda. Richardson mengamati bahwa Jesuit (awalnya dikenal sebagai Serikat Yesus) cenderung mempelajari bahasa, filsafat, dan teologi, sejarah, retorika.

"Semuanya tentang aplikasi, proses menjadi seorang imam di dunia," jelasnya. "Jadi ada aplikasi praktis, yang datang di atas minat teoritis atau historis apa pun."

Terlepas dari minimisasi simbolisme Fransiskus, pakaian serba putihnya memang mengandung makna. Putih dan merah adalah warna utama pakaian kepausan, dengan putih mewakili kemurnian dan amal, dan merah mewakili kasih sayang dan pengorbanan.

Tidak ada persyaratan kepausan untuk warna alas kaki, meskipun kaus kaki secara tradisional berwarna putih atau merah juga. (Fransiskus memakai hitam; Benediktus, putih bersih). Hitam, warna sepatunya, tidak memiliki simbolisme resmi, meskipun Richardson menunjukkan bahwa para biarawan Fransiskan, yang mengkhotbahkan kemiskinan dan amal, dikenal memakai sepatu dan sandal hitam.

Sepatu Paus Fransiskus Saat Kunjungi Indonesia

Sepatu Paus Fransiskus juga disorot saat mengunjungi Indonesia pada September 2024. Mengutip Fimela, Uskup Agung Ignatius Kardinal Suharyo mengungkapkan kepada media bahwa Paus Fransiskus mengenakan sepatu pantofel lamanya dengan bagian kulit yang terangkat. Terlihat juga tambahan tali pada sepatu pemimpin Vatikan ini.

"Kemarin saya sengaja memperhatikan sepatunya. Saya kan dekat ya, jadi bisa melihat dengan jelas. Biasanya Bapa Suci memakai sepatu merah atau putih, tetapi kemarin saya melihat sepatunya hitam dan sudah lekuk-lekuk, menandakan sudah lama dipakai," jelas Uskup Agung Ignatius Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.

Ignatius Suharyo mengungkapkan bahwa pilihan Paus Fransiskus untuk mengenakan sepatu lamanya bukanlah suatu kebetulan. Ini adalah keputusan yang diambil oleh Bapa Suci yang berlatar belakang sebagai anggota Ordo Serikat Yesuit, sebuah ordo dalam Gereja Katolik Roma yang dikenal dengan kedisiplinan serta tiga kaul sucinya, yaitu ketaatan, kesucian, dan kemiskinan, pilihan ini sangat mencerminkan nilai-nilai tersebut.

Sepatu yang dikenakan Paus Fransiskus disebutkan sebagai buatan merek ternama Stefanelli. Adriano Stefanelli, seorang perancang sepatu berbakat asal Novara, Italia, telah lama menjadi sosok di balik sepatu-sepatu yang dikenakan oleh Paus. Mengutip dari Aleteia, Stefanelli telah menjadi langganan pembuat sepatu untuk tiga paus, yaitu Paus Yohanes Paulus II, Paus Benediktus XVI, dan kini Paus Fransiskus.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |