Ketahui Kondisi Mental dengan Minnesota Multiphasic Personality Inventory, Ini 6 Fungsi Utamanya

1 day ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi mental dapat tergambar melalui asesmen Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI).

Ini adalah sebuah instrumen psikometri yang kerap digunakan sebagai alat asesmen objektif untuk menggambarkan karakteristik kepribadian dan kondisi mental seseorang.

MMPI kini berkembang menjadi MMPI-2. Instrumenya telah diperbarui untuk meningkatkan akurasi dan validitasnya, dan kini menjadi salah satu alat penilaian klinis standar yang paling sering digunakan, terutama untuk orang dewasa.

MMPI-2 berisi 567 butir pertanyaan dengan jawaban benar atau salah yang membutuhkan waktu pengerjaan sekitar 60 sampai 90 menit.

Dokter spesialis kedokteran jiwa, Eduardo Renaldo dari RS EMC Pekayon & Tangerang mengatakan, ada setidaknya enam fungsi utama tes MMPI, yakni:

Menggambarkan Gangguan Psikologis

MMPI digunakan untuk menggambarkan masalah kesehatan mental seseorang, atau kecurigaan gangguan klinis lainnya.

Penyusunan Rencana Perawatan

MMPI memberi informasi untuk merancang dan mengukur efektivitas program terapi.

Evaluasi Kepribadian

MMPI memberikan pemahaman tentang pola pikir, emosi, dan perilaku seseorang.

Pengukuran Kapasitas Mental

Tes MMPI digunakan secara luas dalam konteks profesional, seperti dalam persyaratan pendidikan, seleksi kerja, dan pertimbangan promosi. Tujuannya, menilai stabilitas emosional, karakter, serta kemampuan individu menghadapi stres dan bekerja di bawah tekanan.

Penilaian dalam Proses Hukum

MMPI digunakan pula dalam asesmen forensik dan berbagai kebutuhan di ranah hukum.

Penelitian Psikologi

MMPI digunakan sebagai alat dalam penelitian untuk memahami hubungan antara kepribadian, perilaku, dan kondisi psikologis lainnya.

Persiapan Tes MMPI

Untuk menjalani tes ini, kata Eduardo, disarankan minimal usia peserta adalah 16 tahun. Peserta juga setidaknya tamat SMP, mampu membaca serta memahami bahasa yang digunakan, tidak memiliki gangguan fisik yang dapat menghambat pengerjaan tes, dan telah menerima penjelasan yang memadai mengenai prosedur pemeriksaan.

“Secara keseluruhan, dalam menjalani tes MMPI tidak diperlukan persiapan khusus. Peserta tes diharapkan dapat menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur,” kata Eduardo mengutip laman EMC, Kamis (11/12/2025).

Dia menyampaikan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar prosesnya berjalan lebih nyaman, seperti:

  • Istirahat dan tidur yang cukup sebelumnya agar tubuh tetap segar saat mengerjakan tes.
  • Makan secukupnya terlebih dahulu supaya dapat fokus saat menjalani tes.
  • Menjawab pertanyaan sesuai apa yang pertama terlintas dalam diri.
  • Memastikan menjawab semua pertanyaan dengan jujur sesuai kondisi pikiran dan perasaan agar hasil yang diperoleh konsisten dan lebih akurat.

Hal yang Diukur dalam Tes MMPI

Sebagai sebuah alat ukur psikologis, pengukuran dan interpretasi MMPI perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan jiwa yang terlatih, seperti psikiater yang memiliki kompetensi khusus dalam penggunaan alat ukur tersebut.

Kesalahan dalam menafsirkan hasil dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi individu yang menjalani tes, sehingga proses evaluasinya harus dilakukan dengan cermat dan bertanggung jawab.

Dalam interpretasinya, tes MMPI memiliki beberapa skala klinis yang dapat menggambarkan kondisi psikologis seseorang. Setiap skala disusun berdasarkan kelompok pertanyaan tertentu, tetapi susunannya tidak ditampilkan secara jelas kepada peserta.

Hasil MMPI-2 dilaporkan dalam bentuk skor-T dengan rentang 0–120, di mana sebagian besar populasi normal berada pada kisaran rentang nilai antara 50 hingga 65. Bila skor-T di luar kisaran tersebut maka diperlukan interpretasi lebih lanjut karena dapat mengindikasikan adanya masalah psikologis pada skala terkait.

Secara umum, MMPI terbagi menjadi 14 skala yakni 4 skala validitas dan 10 skala klinis. Skala Validitas (4 Skala Pertama) digunakan untuk menilai kejujuran, konsistensi, dan sikap peserta saat mengerjakan tes. Selanjutnya, terdapat 10 skala klinis yang dapat mendeskripsikan kondisi psikologis seseorang.

Menyikapi Hasil dan Interpretasi Tes MMPI

Penting untuk diingat, sambung Eduardo, bahwa MMPI bukanlah sekedar tes yang menentukan seseorang “lulus” atau “tidak lulus”.

Tes ini merupakan bagian dari proses evaluasi psikologis yang dilakukan oleh profesional kesehatan jiwa. Melalui hasil MMPI, psikiater dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi psikologis yang dialami pasien.

Hasil MMPI dapat membantu psikiater menentukan langkah penanganan yang sesuai dengan kondisi mental pasien. Karena itu, jika berencana melanjutkan studi atau pekerjaan profesional, atau sedang mengalami gejala seperti kecemasan berlebih, disarankan melakukan konseling dengan psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |