Hari Kartini 2025, Retno Marsudi sampai Najeela Shihab Bicara Peran Perempuan Membangun Masa Depan Bangsa

6 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Tujuh perempuan Indonesia digandeng dalam inisiasi "Terang dari Hati" oleh ParagonCorp dalam rangka perayaan Hari Kartini 2025. Di sesi intimate talk itu, mereka menyuarakan peran perempuan dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih setara, inklusif, dan penuh harapan. 

Ketujuhnya adalah Retno Marsudi, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Air; Najeela Shihab, pendidik, sekaligus pendiri Sekolah Cikal dan Semua Murid Semua Guru; Gina S. Noer, sineas dan pendiri Wahana Kreatif; Prof. Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) dan aktivis kesehatan komunitas; Tien Agustina, pendidik dan alumni Wardah Inspiring Teacher (WIT); Nicky Clara, disability womenpreneur, founder Berdayabareng.com; serta Azalea Ayuningtyas, co-founder dan komisaris Du Anyam

Dalam rilis pada Lifestyle Liputan6.com, Jumat (25/4/2025), perwakilan Corporate Communication and Employer Branding Lead ParagonCorp, Husna Sani Razanah, mengatakan, "Kami percaya setiap perempuan memiliki terang dalam dirinya. Ketika mereka diberi ruang untuk bersinar, mereka tidak hanya menerangi dirinya, tapi juga komunitas dan masa depan bangsa."

Di sesi diskusi, Retno menyebut bahwa perjuangan perempuan memiliki dampak universal. Ia berbagi, "Kita berjuang bukan hanya untuk perempuan, tapi untuk manusia. Kata-kata penting, tapi hanya tindakan yang bisa mengubah keadaan. Jadi mari kita lakukan bersama, untuk semua."

Sementara itu, Najeela Shihab menekankan pentingnya ketangguhan dalam memperjuangkan cita-cita. Sepakat dengannya, Prof. Cita mengajak perempuan tetap menyalakan harapan untuk membentuk generasi baru yang berani dan peduli bahkan di tengah situasi sulit.

Didik Juga Anak Para Lelaki

Gina kemudian menyoroti pentingnya keragaman cerita perempuan dalam narasi media, menyebut, "Semakin banyak kisah perempuan yang ditampilkan, semakin banyak perempuan yang merasa dirinya pantas untuk bersuara. Karena setiap kisah layak didengar, dan tidak ada perjuangan yang terlalu kecil.”

Tien juga menegaskan bahwa kerja keras semua perempuan berkontribusi nyata dan mendorong perubahan. Sedikit berbeda, Nicky lebih menegaskan pentingnya support system dalam pemberdayaan perempuan. Maka itu, menurut Azalea, edukasi dalam keluarga untuk membentuk generasi laki-laki yang mendukung kesetaraan dan kehidupan yang selaras dengan lingkungan pun tidak kalah krusial.

Menggenapi itu, Dewi Sandra, sebagai duta merek Wardah, salah satu brand unggulan ParagonCorp, mengatakan, "Kartini mengajarkan kita bahwa terang tidak selalu datang dari sorotan, tapi dari hati yang terus menyala dengan tulus dan tenang."

Ketujuh perempuan yang dipilih dinilai merepresentasikan sosok wanita berdampak di sektor-sektor krusial. Mari berkenalan lebih jauh dengan mereka!

Tien Agustina

Sebagai alumni WIT 2019 dan seorang pengajar aktif, Tien adalah representasi dari ribuan guru yang terus berinovasi di tengah keterbatasan. Selain aktif melakukan pengajaran, ia terus berinovasi menghadirkan media ajar yang efektif bagi murid.

Ia telah mematenkan metode pembelajaran videografi melalui board game "Sang Legenda" yang ia buat. Ini merupakan terobosan kreatif yang mengajak guru untuk jadi sosok menyenangkan dan menginspirasi bagi murid.

Retno Marsudi

Mantan Menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia ini adalah simbol diplomasi yang memanusiakan. Selama masa baktinya, Retno aktif mendorong peran perempuan lebih luas dalam menerangi perdamaian dunia. Kini, sebagai utusan khusus PBB untuk isu air, ia terus menyoroti pentingnya keadilan dan kolaborasi lintas negara untuk keberlanjutan umat manusia.

Azalea Ayuningtyas

Ayu hadir membawa kisah transformasi sosial di wilayah terpencil Indonesia. Aksi nyata Du Anyam berpusat pada pemberdayaan perempuan penganyam di NTT untuk mendapatkan penghasilan, serta meningkatkan martabat dan pengaruh dalam komunitas mereka. Berbasis ekonomi kreatif dan inklusif, Ayu adalah sosok yang meyakini bahwa perubahan besar untuk negeri lahir dari tangan-tangan kecil yang bekerja dari hati. 

Nicky Clara

Lahir dengan keterbatasan fisik dan menggunakan kaki palsu sejak usia satu tahun, Nicky menjelma jadi pelopor gerakan inklusif melalui berbagai inisiatif sosial, termasuk Berdayabareng. Dedikasinya menciptakan akses pendidikan dan ketenagakerjaan bagi penyandang disabilitas, perempuan, dan pemuda di Indonesia Timur menjadikannya simbol ketangguhan yang tidak menyerah oleh batas fisik.

Najeela Shihab

Sebagai figur utama reformasi pendidikan di Indonesia, Najeela konsisten mendorong pendekatan pendidikan berbasis kolaborasi dan keberagaman. Melalui Sekolah Cikal dan gerakan Semua Murid Semua Guru, ia memperjuangkan sistem pendidikan yang memanusiakan anak dan guru. Penghargaan global yang ia terima memperkuat kontribusinya bagi pendidikan Indonesia.

Gina S. Noer

Gina adalah sineas perempuan yang memberi ruang bagi narasi-narasi perempuan dalam perfilman Indonesia. Melalui karya-karyanya, seperti "Dua Garis Biru" dan "Like & Share," ia membuka percakapan publik tentang pengalaman perempuan dan keluarga dengan sensitivitas sosial yang tinggi. Di balik lensa, Gina berusaha membangun ruang hangat bagi kisah-kisah perempuan. 

Prof. Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa

Prof. Cita adalah sosok ilmuwan, sekaligus pelayan masyarakat. Di balik gelar akademiknya, ia aktif dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, khususnya perempuan dan anak-anak. Ia percaya bahwa kesehatan bukan hanya soal fisik, tapi juga cinta, keteladanan, dan keberlanjutan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |