Cara Membuat Air Rebusan Sambiloto agar Manfaat Antidiabetes hingga Antikanker Tetap Terjaga

Liputan6.com, Jakarta - Sambiloto (Andrographis paniculata) dikenal luas sebagai tanaman herbal khas Indonesia dengan rasa pahit yang kuat, tapi menyimpan beragam manfaat bagi kesehatan. Khasiat tersebut berasal dari kandungan senyawa aktifnya, terutama andrographolide, yang memiliki aktivitas antidiabetes, antiinflamasi, hingga antikanker. Namun, cara membuat air rebusan sambiloto tidak boleh asal-asalan agar senyawa aktifnya tetap terjaga.

Dokter dari Unit Pelayanan Kesehatan Tradisional (UPF Yankestrad) Tawangmangu RSUP Dr Sardjito, dr. Danang Ardiyanto, MKM, menjelaskan,"Suhu, waktu, dan metode ekstraksi harus diperhatikan agar kandungan andrographolide tidak rusak."

Sambiloto bisa mengobati penyakit apa saja? Sambiloto memiliki berbagai khasiat berdasarkan kandungan senyawa aktif di dalamnya. Andrographolide diketahui berperan dalam menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan sensitivitas insulin serta menghambat enzim alfa-glukosidase.

"Efek ini membuat sambiloto berpotensi sebagai pendukung terapi antidiabetes," tambah Danang.

Selain itu, sifat antiinflamasi dari andrographolide dan flavonoid di dalam sambiloto bermanfaat untuk membantu meredakan peradangan, termasuk pada penyakit seperti asma dan radang sendi.

Tak hanya itu, sambiloto juga dikenal memiliki efek hepatoprotektif atau melindungi hati, serta aktivitas antibakteri, antivirus, imunomodulator, kardioprotektif, hingga antikanker.

"Beberapa penelitian menunjukkan andrographolide memiliki efek antiproliferasi dan mampu memicu apoptosis pada sel kanker tertentu. Namun, penggunaannya tetap harus bijak dan tidak menggantikan terapi medis," kata Danang.

Menurut Danang, bentuk sediaan sederhana yang paling mudah dibuat di rumah adalah infusa jamu, yaitu sediaan cair hasil ekstraksi bahan nabati menggunakan air.

Berikut langkah-langkah membuat air rebusan sambiloto agar manfaatnya tetap optimal:

1. Gunakan bahan sambiloto yang bersih dan kering.
2. Panaskan air hingga mencapai suhu sekitar 90 derajat Celsius.
3. Masukkan sambiloto ke dalam air panas, lalu lakukan proses ekstraksi selama kurang lebih 15 menit.
4. Aduk sesekali agar senyawa aktif larut merata.
5. Setelah itu, angkat dan lakukan penyaringan dalam kondisi masih panas.

"Infusa jamu sebaiknya langsung dikonsumsi dan tidak disimpan lebih dari 24 jam karena mudah terkontaminasi kuman dan kapang," kata Danang.

Meski berasal dari bahan alami, Danang mengingatkan masyarakat agar tidak mengonsumsi air rebusan sambiloto secara berlebihan, terutama bagi penderita penyakit tertentu, ibu hamil, dan mereka yang sedang mengonsumsi obat medis.

"Sambiloto sebaiknya digunakan sebagai pendukung gaya hidup sehat, bukan pengganti pengobatan. Konsultasi dengan tenaga kesehatan tetap diperlukan," pungkasnya.