Aktivitas Vulkanik Berkurang, Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka

8 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat kembali membuka jalur pendakian yang sempat ditutup sementara akibat aktivitas gempa vulkanik Gunung Gede. Informasi itu diumumkan oleh pengelola Balai Besar Taman Nasional (BBTN TGGP) Gunung Gede Pangrango, salah satuya lewat akun Instagram resminya, @bbtn_gn_pangrango.

"Hi sob, buat yang hobi muncak mulai tanggal 22 April 2025 wisata pendakian di TNGGP sudah kembali dibuka ya," tulis unggahan akun tersebut pada Rabu, 23 April 2025.

"Untuk pendaftaran pendakiannya silahkan bisa di klik link booking online berikut ini. https://bookubg.gedepangrango.org. Yuk, jadi Pendaki cerdas yang taat aturan. Peduli diri, Peduli kawan dan Peduli alam," sambungnya.. Meski pendakian sudah dibuka, namun pendaki diminta tetap waspada dengan tidak mendekati Kawah Wadon.

Humas Balai Besar TNGGP Agus Deni di Cianjur, Rabu, mengatakan pendakian dibuka pada Selasa, 22 April 2025 setelah sempat beberapa kali memperpanjang penutupan untuk mengantisipasi hal-hall yang tidak diinginkan sesuai surat edaran dari Badan Geologi dan Kementerian.

"Badan Geologi mengimbau masyarakat, pengunjung dan wisatawan tidak turun atau mendekati dan bermalam di Kawah Gunung Gede dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon, meski aktivitas gempa vulkanik Gunung Gede sudah menurun," terangnya, dilansir dari Antara, Rabu, 23 April 2025.

Meski masih ada beberapa kejadian, tapi intensitas-nya sudah sangat menurun dibandingkan awal April, sehingga pendakian dapat dibuka seperti biasa, namun pendaki diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi larangan dari petugas.

Setelah kembali dibuka, dalam satu hari kuota pendaki dari tiga pintu masuk seperti Cibodas, Gunung Putri dan Salabintana-Sukabumi, mencapai 600 orang, sehingga imbauan untuk tidak mendekati kawah diutamakan dan wajib dipatuhi pendaki.

Aktivitas Gempa Gunung Gede Pangrango

"Selain tidak mendekati Kawah Wadon, pendaki diminta menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan mulai di jalur pendakian ataupun di kawasan Alun-alun Suryakancana," katanya.

Sebelumnya, penutupan aktivitas pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) kembali diperpanjang sampai Senin, 21 April 2025. Rencananya, jalur pendakian itu dibuka kembali pada hari ini, Minggu, 13 April 2025. Hal itu tertuang dalam SE Nomor 20 Tahun 2025.

"Penutupan pendakian diperpanjang tujuan utamanya adalah untuk keamanan dan keselamatan pendaki," kata Humas Balai Besar TNGGP Agus Deni saat dikonfirmasi.

Penutupan pendakian dilakukan menyusul meningkatnya aktivitas gempa dalam Gunung Gede. Berdasarkan data Badan Geologi dan Kementerian ESDM, aktivitas kegempaan Gunung Gede meningkat sejak 1 April 2025, tercatat saat itu total 47 gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, dan satu kali gempa tektonik jauh.

Meskipun hingga hari ini status atau tingkat aktivitas masih dalam kategori normal, masyarakat diminta tetap waspada dan tidak mendaki atau mendekati kawah Gunung Gede. Gunung Gede berpotensi mengeluarkan gas gunung api yang berbahaya, terutama dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon, rata-rata durasi gempa yang terjadi mulai dari 4 detik hingga 17 detik. 

Sanksi Bagi Pendaki Saat Penutupan

Untuk mencegah pendaki ilegal, Balai Besar TNGGP menempatkan personel di setiap pintu masuk jalur pendakian. Mereka juga memasang informasi di jalur-jalur pendakian untuk mencegah dan mengarahkan masyarakat agar tidak mendaki. "Karena yang dikhawatirkan adalah pendaki ilegal masuk lewat jalur ilegal dan tidak termonitor, makanya termasuk di jalur ilegal pun ada petugas yang jaga dan patroli," kata dia.

Deni mengungkapkan belum lama ini ada beberapa orang yang hendak mendaki, namun keburu dipergoki petugas Balai Besar TNGGP.  "Pernah dijumpai oleh petugas yang akan mendaki, langsung didata dan dihimbau untuk turun kembali," kata dia.

Pihak Balai Besar TNGGP tidak akan segan memberikan sanksi tegas bagi para pendaki yang nekat mendaki Gunung Gede Pangrango saat penutupan berlangsung. "Sanksinya nanti akan di-black list, tidak boleh mendaki lagi ke Gunung Gede Pangrango," lanjutnya.

Deni juga mengatakan selama penutupan berjalan, pihaknya memberikan pilihan bagi calon pendaki untuk mendaftar ulang atau pengembalian uang. Calon pendaki yang dapat menjadwal ulang dan menerima pengembalian dana tiket adalah mereka yang sudah mendaftar secara online pada periode 3--13 April 2025 atau selama perpanjangan penutupan.

Hoaks Erupsi Gunung Gede

"Calon pendaki akan diberi link untuk selanjutnya mengisi format pengajuan, untuk perubahan jadwal pendakian dan pengembalian uang maksimal tiga hari setelah calon pendaki menerima link dari tim administrasi wajib mengisi data dan lainnya," jelasnya.

Dia menyebut setelah format pengajuan diisi, pihaknya akan langsung memproses setiap pengajuan, untuk perubahan jadwal maksimal setelah 18 hari kerja dan pengembalian uang 35 hari kerja setelah calon pendaki menerima link.

Sebelumnya, dalam rilis terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Geologi menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial mengenai erupsi Gunung Gede (G. Gede) yang berada di Provinsi Jawa Barat, adalah tidak benar atau hoaks. Video yang memperlihatkan kolom abu vulkanik di atas gunung dan diklaim sebagai Gunung Gede, sebenarnya merupakan dokumentasi dari erupsi Gunungapi Marapi di Sumatera Barat.

Berdasarkan laporan dan hasil pemantauan dari Pos Pengamatan Gunungapi Gede yang berada di Desa Ciloto, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat hingga saat ini tidak terdeteksi adanya erupsi maupun keluarnya kolom abu dari kawah Gunung Gede.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |