Ada Benjolan Hilang Timbul di Pusar Anak, Waspada Gejala Hernia

1 day ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Gejala fisik yang dapat muncul pada anak yang mengalami hernia biasanya berupa benjolan hilang timbul yang tidak terasa nyeri.

Benjolan ini dapat muncul di lipatan paha atau kantung kemaluan (hernia inguinal) maupun di area pusar (hernia umbilikal).

Gejala akan terlihat lebih berat ketika hernia mengalami jepitan. Pada kondisi ini, anak menjadi rewel, merasakan nyeri, muntah, serta benjolan tampak kemerahan dan menetap. Jika sudah terjadi jepitan pada pembuluh darah usus maka perut si kecil akan kembung, dan dapat juga disertai dengan keluhan buang air besar (BAB) disertai darah.

“Hernia pada anak sebaiknya ditangani sesegera mungkin untuk menghindari komplikasi yang lebih berat,” kata dokter spesialis bedah anak, Karmile, dari RS Pondok Indah – Pondok Indah dalam temu media di Jakarta, Kamis (18/12/2025).

Hernia adalah kondisi yang terjadi akibat adanya kelemahan dinding rongga tubuh maupun kegagalan proses penutupan dinding rongga tubuh, sehingga sebagian atau seluruh organ atau jaringan menonjol keluar dari tempat seharusnya. Istilahnya sendiri diambil dari bahasa Yunani Hernios, yang berarti pucuk (bud) atau cabang pohon (offshoot).

Ada bermacam-macam hernia yang dapat terjadi pada anak, antara lain:

  • Hernia inguinal
  • Hernia umbilical
  • Hernia epigastric
  • Hernia spigeli
  • Hernia insisional
  • Hernia diafragmatika
  • Hernia hiatal
  • Hernia lumbaris
  • Hernia dinding abdomen traumatika.

“Masing-masing jenis hernia memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda-beda. Dari berbagai jenis hernia, hernia inguinal dan hernia umbilikal merupakan kasus yang paling sering terjadi pada pasien anak,” jelas Karmile.

Hernia inguinal dapat terjadi akibat kegagalan penutupan processus vaginalis. Ini adalah proses perkembangan dan pergeseran testis dari panggul ke skrotum. Bisa juga terjadi akibat kelemahan dinding perut (angka kejadian sekitar 4 persen dan terjadi pada anak usia lebih besar).

Sementara hernia umbilikal disebabkan oleh kegagalan penutupan dinding perut pada bagian pusar.

Diagnosis Hernia Anak

Penegakan diagnosis hernia pada anak dilakukan dengan pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis bedah anak. Dokter juga akan bertanya pada orang tua untuk mendapatkan informasi, foto, video, serta riwayat keluarnya benjolan.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) mungkin diperlukan sebagai bagian dari pemeriksaan penunjang. Temuan insidental pada saat operasi juga dapat menjadi bagian dari diagnosis.

Hernia umbilikal umumnya dapat menutup dengan spontan dan sembuh tanpa operasi, tetapi observasi tetap diperlukan hingga usia anak mencapai 3-4 tahun. Tindakan penanganan hernia umbilical dipertimbangkan jika ditemukan kondisi-kondisi berikut:

  • Benjolan menetap sampai usia 4 tahun
  • Ukuran diameter defek melebihi 1,5-2 cm
  • Diameter defek membesar
  • Terjadi komplikasi, seperti terjepit atau kulit terbuka.

Sementara itu, tindakan pembedahan dibutuhkan untuk hernia inguinal karena kondisi ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak dapat ditangani dengan terapi obat-obatan maupun pijat.

Tindakan pembedahan hernia pada anak umumnya aman dan memiliki risiko komplikasi yang rendah. Adapun penentuan waktu pembedahan bergantung pada kondisi hernia yang dialami si kecil.

Pembedahan terencana atau elektif dilakukan setelah bayi atau anak terdiagnosis hernia dan berada dalam kondisi sehat dan stabil.

Sedangkan hernia yang terjepit harus segera ditangani dengan pembedahan darurat. Jika tidak segera ditangani, komplikasi mungkin terjadi dan timbul risiko terjadinya organ atau jaringan terjepit, kebocoran organ, hingga kematian organ atau jaringan.

Teknologi Terkini Penanganan Hernia Anak

Karmile menjelaskan, hernia pada anak merupakan kondisi yang cukup sering ditemukan. Operasi menjadi salah satu pilihan penanganan hernia pada anak.

Seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran, kini terdapat teknik pembedahan hernia pada anak menggunakan alat laparoskopi, yaitu teknik operasi menggunakan kamera, dengan sayatan yang lebih kecil dibandingkan operasi terbuka.

Prosedur ini menawarkan penanganan hernia dengan metode minimal invasif yang memungkinkan waktu tindakan yang lebih singkat, masa pemulihan yang lebih cepat, identifikasi hernia pada sisi kanan dan kiri melalui satu sayatan.

Mengingat hernia kerap terjadi pada anak, pemeriksaan rutin dan deteksi sedini mungkin menjadi hal yang sangat penting. Hernia yang sudah mengalami penjepitan dapat menimbulkan nyeri hebat serta komplikasi yang lebih serius.

Salah satu metode operasi hernia adalah pembedahan terbuka, yaitu dengan membuat satu sayatan berukuran sekitar 1-2 cm pada setiap lokasi hernia. Namun, saat ini operasi hernia menggunakan laparoskopi menjadi opsi yang lebih efektif karena teknologi yang digunakan lebih canggih dan bersifat minimal invasif, sehingga masa pemulihan menjadi lebih cepat dan memungkinkan untuk identifikasi hernia sisi kiri dan kanan melalui 1 sayatan (berukuran 0.5-1 cm).

Prosedur Laparoskopi

Prosedur laparoskopi dimulai dengan membuat sayatan berukuran 0,5-1 cm pada pusar sebagai tempat masuknya kamera. Lalu, pada masing-masing lokasi hernia dibuat sayatan yang sangat kecil, sekitar 2-3 mm, untuk melakukan penutupan hernia.

Metode ini memungkinkan dokter untuk melakukan identifikasi sisi kanan dan kiri sekaligus melalui 1 sayatan. Apabila ditemukan juga hernia umbilikal, penutupan hernia umbilikal dapat dilakukan saat prosedur tanpa menambah jumlah sayatan lagi.

Pasien umumnya dipantau selama 24-48 jam setelah prosedur. Perawatan luka setelah operasi perlu dilakukan dengan menjaga area tetap kering dan bersih dengan balutan tahan air.

Laparoskopi menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan prosedur bedah konvensional atau terbuka, antara lain:

  • Prosedur operasi dilakukan dalam waktu yang lebih singkat
  • Memungkinkan deteksi hernia pada sisi kontralateral yang belum menunjukkan keluhan
  • Organ dan saluran tubuh terlihat lebih jelas
  • Ukuran sayatan operasi lebih kecil.
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |