100 Orang Meninggal Selama 3 Hari Festival Songkran Thailand, Korban Luka sampai 700-an

5 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Tidak kurang dari 100 orang meninggal dan 752 orang luka-luka dalam 756 kecelakaan lalu lintas selama tiga hari pertama periode Festival Songkran Thailand. Mengemudi dalam keadaan mabuk dan ngebut merupakan penyebab utamanya.

Melansir The Nation Thailand, Rabu (16/4/2025), pada hari ketiga Festival Songkran, Minggu, 13 April 2025, tercatat ada 296 kecelakaan, menewaskan 39 orang dan melukai 296 lainnya. Pusat Keselamatan Jalan Raya Thailand melaporkan bahwa penyebab utama kecelakaan pada Minggu adalah:

  • Kebut-kebutan (44,26 persen)
  • Mengemudi dalam keadaan mabuk (29,05 persen)
  • Pergantian jalur secara tiba-tiba (17,91 persen)

Sepeda motor merupakan kendaraan yang paling banyak terlibat, dengan jumlah kecelakaan mencapai 85,85 persen. Jalan raya merupakan lokasi dominan kejadian ini dengan 81,42 persen kecelakaan tercatat di sana.

Saat konferensi pers pada Senin, 14 April 2025, Wakil Kepala Kepolisian Nasional, Jenderal Polisi Kraiboon Suadsong, mengatakan bahwa selain mengemudi dalam keadaan mabuk, rasa kantuk yang disebabkan obat-obatan tertentu juga jadi penyebab banyaknya kecelakaan. Ia mendesak pemerintah provinsi menjalankan kampanye kesadaran publik yang memperingatkan pengemudi agar tidak mengemudi setelah mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan rasa kantuk.

Di antara provinsi lain di Negeri Gajah Putih, Phuket mengalami jumlah kecelakaan tertinggi pada Minggu, dengan 15 insiden. Disusul Lampang yang melaporkan jumlah cedera terbanyak, yaitu 19 orang. Sementara itu, Pathum Thani, Sa Kaeo, dan Chiang Rai mencatat jumlah kematian tertinggi, masing-masing tiga korban.

Pusat Keselamatan Jalan Raya Thailand telah memantau kecelakaan lalu lintas sejak 11 April 2025, saat orang-orang mulai bepergian ke provinsi asal mereka untuk merayakan Songkran bersama keluarga. Kampanye promosi keselamatan dan kesadaran di jalan raya itu akan berlangsung hingga Kamis, 17 April 2025.

Peringatan Risiko Tenggelam

Songkran merupakan salah satu periode libur terpenting di Thailand yang banyak dimanfaatkan warga lokal (warlok) untuk melancong ke berbagai tempat. Dengan banyaknya wisatawan yang bepergian, Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Somsak Thepsutin sebelumnya memperingatkan warga lebih waspada terkait risiko tenggelam di periode ini.

Mengutip The Thaiger, Minggu, 13 April 2025, data statistik menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal jumlah kematian akibat tenggelam pada April, terutama selama Songkran. Data dari kantor sekretaris tetap kementerian menunjukkan bahwa rata-rata, 327 kasus tenggelam terjadi setiap April, dengan pada 13--15 April mencatat sekitar 15 kasus tenggelam per hari terjadi, atau 1,5 kali lipat dari biasanya.

Kelompok yang paling rentan adalah orang dewasa berusia antara 45 hingga 59 tahun, dengan rata-rata 84 kematian pada April. Anak-anak di bawah 15 tahun menyusul, dengan 70 kasus tenggelam.

Laporan dari Departemen Pengendalian Penyakit Thailand menemukan bahwa 79 persen kasus tenggelam terjadi di sumber air alami atau pertanian, dan 12 persen melibatkan konsumsi alkohol. Tidak satu pun korban mengenakan pelampung.

Mengawasi Anak-Anak

Somsak mengidentifikasi kurangnya kesadaran keselamatan air, keterampilan berenang atau bertahan hidup yang tidak memadai, dan pengetahuan tentang teknik penyelamatan yang tidak mencukupi sebagai faktor penyebab. Ia mendesak agar pedoman keselamatan di tempat wisata ditaati, penggunaan pelampung selama aktivitas air, dan menghindari minuman keras di dekat air.

Para orangtua diimbau mengawasi anak-anak secara ketat saat berada di dekat air. Area wisata, seperti waduk, air terjun, dan pantai harus menetapkan zona renang yang aman yang terpisah dari lalu lintas perahu dan memastikan penjaga pantai bertugas.

Juru bicara Deputi Pemerintah Thailand, Sasikarn Wattanachan menyarankan masyarakat menghindari alkohol, mengenakan pelampung saat naik perahu, dan tetap mengetahui kondisi cuaca. Hotline 1199 tersedia 24/7 untuk melaporkan darurat terkait air. Selain itu, layanan perahu penumpang di Kanal Saen Saeb Bangkok akan dihentikan pada 12 ─15 April 2025 sebagai bagian dari inisiatif keselamatan.

Meski pemerintah Thailand mengklaim Festival Songkran aman diselenggarakan usai gempa Myanmar, akhir bulan lalu, turis sepertinya tidak percaya begitu saja. Mereka ramai-ramai batal ikutan acara tahunan yang biasanya menarik banyak wisatawan mancanegara tersebut.

Turis Ramai-Ramai Batal Ikut

Melansir The National, Selasa, 8 April 2025, reservasi hotel untuk Festival Songkran Thailand, yakni pada 11 sampai 17 April 2025 di tujuh kota wisata utama dilaporkan turun hingga 25 persen dibandingkan tahun lalu, menurut Asosiasi Hotel Thailand (THA).

Penurunan pemesanan ini disebabkan kekhawatiran keselamatan di kalangan wisatawan Thailand dan asing setelah gempa magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar, yang menyebabkan getaran signifikan di beberapa wilayah utara dan tengah Negeri Gajah Putih. Maka itu, THA memperkirakan pengurangan 689 ribu wisatawan selama Festival Songkran tahun ini.

Presiden THA, Thienprasit Chaiyaphatranan, mengatakan bahwa pihaknya melakukan survei terhadap 52 hotel di tujuh destinasi wisata populer: Bangkok, Krabi, Chonburi, Chiang Rai, Chiang Mai, Phuket, dan Surat Thani, yang  mengungkap penurunan pemesanan hotel. Pemesanan wisatawan asing juga mengalami penurunan.

Disebutkan bahwa sebanyak 32.244 kamar telah dipesan untuk Songkran, dibandingkan 42.761 kamar selama periode yang sama tahun lalu. THA juga memproyeksikan 2.067.846 wisatawan mancanegara akan berkunjung ke Thailand pada April 2025, turun dari 2.757.128 kedatangan pada April tahun lalu.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |