Usai Tragedi Turis Brasil, Pendaki Terjatuh dan Ditemukan Meninggal di Gunung Natas Angin Muria Kudus

9 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka kembali datang dari wisata pendakian gunung. Hampir bersamaan dengan kejadian turis Brasil jatuh di Gunung Rinjani dan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia kembali terjadi. Korbannya juga seorang pendaki perempuan, kali ini di Gunung Natas Angin Muria di Kudus, Jawa Tengah.

Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Pos SAR Jepara, Jawa Tengah bersama tim gabungan berhasil mengevakuasi seorang pendaki Gunung Natas Angin di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus pada Rabu, 25 Juni 2025.

Dilansir dari akun Instagram resmi Basarnas, @sar_nasional, Kamis (26/6/2025), korban diketahui bernama Jovita Diva Prabudawardani (21), warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

Menurut Kepala Kantor Kantor SAR Semarang, Budiono, korban Jovita bersama satu rekannya pada Selasa, 24 Juni 2025 pagi memulai pendakian ke Gunung Muria melalui jalur pendakian puncak Natasangin via Rahtawu. Mereka sampai di puncak pukul 13.00 WIB dan memutuskan untuk turun satu jam kemudian atau pukul 14.00 WIB.

Korban Jatuh ke dalam Jurang

Namun sekitar pukul 15.30 WIB saat asyik mengabadikan pemandangan dengan handphone tiba-tiba korban terpeleset dan terjatuh ke dalam jurang. Rekannya yang mengetahui korban jatuh ke jurang langsung turun ke basecamp pendakian untuk meminta pertolongan.

"Kami langsung mengirimkan satu tim rescue dari Pos untuk melakukan evakuasi. Tim tiba di lokasi pukul 6 sore dan sudah berusaha untuk melakukan evakuasi, namun karena terkendala lokasi yang curam, gelap dan membahayakan tim SAR, akhirnya tim memutuskan untuk melakukan evakuasi pada pagi hari tadi (Rabu)," jelas Budiono.

Tim SAR gabungan kemudian pada pukul 07.00 WIB memulai proses evakuasi kembali. Tim cukup kesulitan mengingat kondisi jurang yang cukup terjal dengan minimnya anchor atau tahanan untuk penyangga tali untuk jalur lintasan evakuasi.

Setelah berjibaku dengan waktu, akhirnya pada 11.20 WIB tim mencapai lokasi korban dan melakukan packing. Pukul 14.00 WIB korban berhasil dibawa turun ke basecamp.

Lebih Berhati-hati dalam Pendakian

"Korban ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa lagi, ada cedera di kepala akibat terbentur batu yang mungkin diduga jadi penyebab korban meninggal. Saat ini korban sudah dibawa ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus," ungkap Budiono.

"Terimakasih untuk tim SAR gabungan atas usahanya sehingga korban lekas terevakuasi. Untuk masyarakat umum kami menghimbau untuk lebih berhati-hati lagi dalam melakukan pendakian. Perhatikan langkah dan jangan gegabah dalam melangka," pungkasnya.

Sebelum korban ditemukan, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kudus Mundir menambahkan, pihaknya memang mendapatkan laporan adanya pendaki yang hilang diduga terjatuh di jalur pendakian."Hanya saja, informasi data korban dan kronologis kejadian belum mendapatkan laporan dari relawan yang ikut melakukan pencarian," ujarnya, Rabu, melansir kanal Regional Liputan6.com.

Kabagops Polres Kudus Kompol Eko Pujiyono menambahkan bahwa jajarannya juga diterjunkan sebanyak 10 personel dari Samapta dan Polsek Gebog untuk ikut membantu melakukan pencarian sejak Selasa.Mengenai data pendaki yang hilang, polisi menyebutkan, korban atas nama Jovita Diva Prabudawardani (21) yang merupakan mahasiswa dari salah satu kampus di Kudus.

Surat Keluarga Turis Brasil yang Jatuh di Rinjani

Dirinya dilaporkan terjatuh ke dalam jurang di jalur pendakian Gunung Natas Angin di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, pada Selasa (24/6/2025) pukul 14.10 WIB.Korban bersama dua orang saksi, Avika Febiana Wibowo (13) dan Willy Restu Mahadewa (15), tengah menuruni jalur pendakian puncak Natas Angin.

Sementara itu, di tengah kesedihan mendalam atas kehilangan Juliana Marins─turis Brasil jatuh di Gunung Rinjani─pihak keluarga korban mengirim surat daring untuk dua relawan Rinjani Squad, Agam dan Tio. Bersama enam rescuer lain, ia turun ke jurang dengan kedalaman ratusan meter untuk mengevakuasi jenazah perempuan berusia 27 tahun tersebut.

Melalui unggahan Instagram yang didedikasikan untuk proses penyelamatan Juliana, Rabu, 25 Juni 2025, pihak keluarga menulis, "Kami sangat berterima kasih pada para relawan yang dengan berani menawarkan diri membantu mempercepat proses penyelamatan Juliana."

"Kami menyampaikan rasa terima kasih tidak hanya pada mereka, tapi juga semua orang yang dengan cara tertentu berkontribusi untuk memungkinkan proses ini," mereka menambahkan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |