Upaya Nestle Capai Nol Emisi Karbon dengan Fokus Mengurangi Plastik Virgin dan Peningkatan Kemasan Daur Ulang

17 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Nestlé Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam menciptakan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat melalui berbagai inisiatif keberlanjutan. Sebagai bagian dari upaya global mencapai emisi karbon nol bersih pada 2050, perusahaan ini menerapkan empat pilar utama keberlanjutan, yakni bertindak atas perubahan iklim, pengemasan berkelanjutan, menjaga air, dan pengadaan bahan baku yang bertanggung jawab.

Dengan tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, Nestlé, sebagai perusahaan global di bidang Nutrition, Health, dan Wellness, memandang upaya keberlanjutan bukan hanya tentang mencapai target, tapi juga tentang berkontribusi secara nyata bagi lingkungan sekitar.

Selama hampir 160 tahun, Nestlé telah melakukan berbagai upaya inovatif untuk turut serta mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan, mulai dari pengurangan emisi karbon, sampai penerapan pertanian regeneratif.

“Di Nestlé, kami percaya pada kolaborasi dalam menciptakan manfaat jangka panjang, tidak hanya untuk bisnis kami tetapi juga untuk lingkungan dan masyarakat di sekitar area operasional kami.  Keyakinan kami pada doing well by doing good jadi inti dari semua yang kami lakukan, dan itulah salah satu alasan kami menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari pondasi kami,” katar Samer Chedid, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Senin, 24 Maret 2025.

“Kami berkomitmen untuk mendukung rantai pasok yang berkelanjutan, memastikan kesejahteraan mereka sambil menjaga standar kualitas terbaik. Komitmen ini sejalan dengan upaya kami dalam mencapai tujuan lingkungan yang lebih luas, seperti di antaranya termasuk komitmen global kami untuk mencapai net zero emissions (Nol emisi karbon) pada 2050 di bawah empat pilar keberlanjutan kami, bertindak atas perubahan iklim, pengemasan berkelanjutan, menjaga air, dan pengadaan bahan baku yang bertanggung jawab,” tambahnya.

Di Indonesia, Nestlé telah menerapkan berbagai program yang berkontribusi pada pencapaian target keberlanjutan global dengan menyesuaikan tantangan dan peluang lokal. Beberapa target utama keberlanjutan yang menjadi fokus Nestlé Indonesia meliputi pengurangan emisi karbon, peningkatan penggunaan bahan baku regeneratif, pengurangan penggunaan plastik virgin dan penerapan ekonomi sirkular, hingga peningkatan akses terhadap gizi berkualitas.

Promosi 1

Sedotan Kertas untuk Produk Minuman

Dalam bidang agrikultur, Nestle Indonesia telah melakukan regeneratif agrikultur dengan peternak sapi perah dan berhasil mengumpulkan 8.800 biogas digester sejak 2010. "Pabrik kita sekarang sudah ada boiler biomassa dengan menggunakan sekam padi di tiga pabrik. Saat ini pabrik kita juga sedang on going penggunaan solar panel," ujar Sufitri Rahayu selaku Director Corporate Affairs & Sustainability PT Nestle Indonesia.

Ia menambahkan, dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan kompleks, mulai dari perubahan iklim hingga ketahanan pangan yang menyebabkan pada meningkatnya masalah kesehatan. Dari segi kemasan, kata Sufitri, Nestle menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memakai 100 persen sedotan kertas di produk ready to drink sejak 2010. Material kertas yang digunakan sudah bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC).

"Kita juga mengumpulkan dan memproses sampah plastik usai konsumsi sebanyak yang digunakan dalam tahun tersebut. Kegiatan end-of-life itu menggandeng 36 mitra aggregators dan recyclers. Saat ini, Nestle Indonesia mendukung 15 material recovery facilities untuk daur ulang sampah plastik," terang Sufitri.

Pendirian TPS3R Baraya Runtah di Karawang merupakan salah satu bentuk dukungan Nestlé dalam upaya pengurangan sampah rumah tangga dikirim ke TPA.  Fasilitas ini mengelola sekitar 4,8 ton sampah per hari dari sekitar 4.000 rumah tangga. Melalui inovasi, keberlanjutan, dan praktik bisnis yang bertanggung jawab.

Nestlé terus berupaya menciptakan dampak berkelanjutan yang melibatkan para pemangku kepentingan dan masyarakat luas, termasuk para petani yang merupakan mitra usaha. Ke depannya, mereka akan terus berkomitmen untuk menghadirkan perubahan positif, membangun sistem pangan yang lebih baik, dan menciptakan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi semua.

Praktik Pertanian Ramah Lingkungan

Pada Februari 2025, Nestlé merilis CSV Report terbaru yang merangkum pencapaian inisiatif keberlanjutannya sepanjang 2024. Laporan ini menyoroti berbagai upaya Nestlé dalam mengurangi dampak lingkungan, termasuk pengurangan emisi karbon.

Secara global, Nestlé telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 20,38 persen dibandingkan 2018, dengan target selanjutnya mencapai 50 persen pada 2030 dan net zero pada 2050. Untuk mencapai target tersebut, Nestlé mengadopsi energi terbarukan dalam operasionalnya. Saat ini, 95,3 persen listrik yang digunakan di fasilitas manufakturnya secara global telah bersumber dari energi terbarukan.

Selain itu, Nestlé juga berinovasi dalam pengemasan dan manajemen limbah, dengan fokus utama pada pengurangan penggunaan plastik virgin serta peningkatan proporsi kemasan yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali. Komitmen keberlanjutan Nestlé juga mencakup dukungan terhadap sektor pertanian dan peternakan rakyat, termasuk di Indonesia.

Perusahaan terus mendorong praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan guna menciptakan sistem produksi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Nestlé turut mencatat keberhasilan dalam mengimplementasikan program pertanian regeneratif di lebih dari 2.000 petani kopi rakyat di Lampung melalui inisiatif RegenTa yang merupakan bagian dari Nescafé Plan 2030.

Penggunaan Plastik Daur Ulang

"Program ini membantu petani meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan menciptakan sumber pendapatan tambahan melalui diversifikasi tanaman (agroforestry) dan peternakan yang sesuai dengan kondisi lokal," kata Syahrudi, selaku Head of Sustainable Agri PT Nestlé Indonesia.

"Hingga akhir 2024, secara global Nestlé telah berhasil memperoleh 21,3 persen bahan baku utama dari petani yang menerapkan praktik pertanian regeneratif, yang melampaui target awal 20 persen pada 2025," lanjutnya.

Langkah lain dalam mewujudkan keberlanjutan adalah transisi dari kemasan plastik konvensional ke kemasan yang lebih ramah lingkungan, di mana pemakaian plastik virgin telah berkurang 21,3 persen sejak 2018 secara global melalui berbagai upaya seperti penggunaan plastik daur ulang dalam kemasan sampai penerapan desain kemasan yang lebih efisien dalam penggunaan material.

"Di Indonesia sendiri, inisiatif nyata yang dilakukan meliputi mengganti seluruh sedotan plastik di produk ready-to-drink dengan sedotan kertas, menggunakan kemasan plastik yang memiliki kandungan daur ulang (recycled content), melakukan desain kemasan yang dapat mengurangi penggunaan plastik dan bertransisi menggunakan bahan kemasan plastik yang dapat didaur ulang (recyclable)," tutur Maruli Sitompul, Sustainability Delivery Lead PT Nestlé Indonesia.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |