Risiko Kematian di Balik Ukuran Celana Jeans, Begini Penjelasan Ahli

17 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Ukuran celana jeans sering dianggap hanya urusan penampilan dan kenyamanan. Namun, para ahli mengingatkan bahwa perubahan ukuran jeans dari waktu ke waktu dapat menjadi indikator penting kondisi tubuh seseorang, termasuk risiko penyakit serius bahkan kematian dini.

Celana yang tiba-tiba terasa sesak bisa menandakan adanya perubahan signifikan pada metabolisme dan penumpukan lemak tubuh. Menurut laporan Medical Aid Plans pada Jumat, 5 Desember 2025, ukuran jeans sebenarnya adalah penanda cepat yang mudah dipantau dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak orang tidak rutin menimbang berat badan, tapi perubahan pada lingkar pinggang biasanya langsung terasa saat mengenakan celana favorit. Oleh sebab itu, memperhatikan apakah jeans masih muat dengan nyaman dapat menjadi langkah awal memahami kondisi kesehatan.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa peningkatan lingkar pinggang yang tampak dari naiknya ukuran jeans berkaitan dengan risiko lebih tinggi terhadap penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2, hipertensi, fatty liver, hingga kolesterol tinggi.

Genetika, Lemak Tubuh, dan Ukuran Jeans

Penyebab utamanya adalah penumpukan lemak visceral, yaitu lemak berbahaya yang menyelimuti organ dalam dan memicu inflamasi kronis. "Ketika ukuran jeans naik, sering kali itu mencerminkan meningkatnya lemak visceral. Lemak ini yang sangat berbahaya karena memengaruhi organ vital," kata Li Zhaoping, MD, PhD, dari University of California.

Dia menambahkan bahwa perubahan ini tidak hanya mengubah bentuk tubuh, tapi juga dapat meningkatkan risiko kematian dini jika tidak segera dikendalikan. 

Faktor genetik memang dapat memengaruhi distribusi lemak seseorang. Variasi gen seperti Fat mass and obesity associated (FTO) dapat membuat seseorang lebih mudah merasa lapar dan lambat membakar energi. Namun, para ahli menegaskan bahwa gen bukan satu-satunya penentu.

"Genetika memberi potensi, tetapi lingkunganlah yang mengaktifkannya," ujar Li Zhaoping.

Artinya, gaya hidup tetap menjadi faktor paling berpengaruh dalam menentukan apakah ukuran jeans seseorang akan naik atau tetap stabil.

Gaya Hidup: Faktor Utama yang Mengubah Ukuran Jeans Anda

Lebih dari 60 persen perubahan ukuran celana ditentukan oleh pola hidup sehari-hari. Pola makan tinggi sayur, buah, serat, serta protein tanpa lemak dapat membantu menjaga metabolisme tetap optimal.

Sebaliknya, asupan makanan cepat saji, gorengan, dan minuman manis menjadi penyebab utama bertambahnya lingkar pinggang.

Tidak hanya makanan, kebiasaan kurang tidur dan stres kronis juga memberikan kontribusi besar pada peningkatan lemak perut.

Saat kurang tidur, hormon ghrelin meningkat dan memicu rasa lapar berlebih. Stres berkepanjangan juga merangsang tubuh memproduksi hormon kortisol yang mendorong penumpukan lemak di area perut.

Ukuran Jeans sebagai Alarm Dini Kesehatan

Para ahli menekankan bahwa ukuran celana jeans dapat menjadi alarm kesehatan yang mudah dibaca.

Jika celana yang biasanya longgar tiba-tiba terasa ketat, itu bukan sekadar masalah kenyamanan, tapi sinyal tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak seimbang.

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiometabolik, dan dalam jangka panjang berpotensi memengaruhi harapan hidup.

Mengembalikan ukuran jeans ke kondisi ideal bukan soal mengejar standar tubuh, melainkan menjaga kesehatan jangka panjang.

Dengan tidur cukup, mengelola stres, makan seimbang, dan rutin berolahraga, ukuran celana akan lebih stabil. Tubuh pun cenderung berada dalam kondisi yang lebih sehat dan seimbang.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |