Pro Kontra Penumpang Pesawat Minta Jatah Makanan Tambahan, Tindakan Memalukan vs Mencegah Sampah Makanan

10 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Bahasan seputar penumpang pesawat minta jatah makanan tambahan membuat warga dunia maya terbelah jadi dua kubu. Sebagian menilai itu sebagai bentuk "mental pengemis" dan "tidak tahu malu," sementara yang lain menganggapnya "tindakan umum" yang bahkan bisa membantu mencegah sampah makanan.

Kehebohan ini bermula dari sebuah menfess di X yang berbagi tips perjalanan. "Kalau kalian masih ngerasa laper di pesawat, tanyain ke pramugarinya apakah ada leftover food. FYI aku dikasih tau pramugari, makanan pesawat yg ga kemakan akan dibuang saat sampe, daripada jadi food waste mending dimakan kan?" bunyi cuitan yang mengundang komentar pro kontra tersebut.

Bagaimana sebenarnya praktik ini di dunia penerbangan? Dalam wawancara dengan The Telegraph, melansir Tasting Table, Selasa (13/5/2025), juru bicara Virgin Atlantic mengatakan bahwa jika seorang penumpang menginginkan makanan tambahan, mereka hampir selalu akan memenuhinya.

Itu tidak hanya berlaku untuk sekantong kacang atau keripik gratis, namun juga makanan berat. "Jika kami memiliki sisa (makanan) di akhir layanan, kami dapat menyajikannya pada penumpang yang ingin makanan tambahan." Maskapai penerbangan lain juga memiliki kebijakan serupa.

Konsensus umumnya, Anda harus meminta dan hanya setelah semua orang telah dilayani. Meski Anda berisiko terdengar serakah oleh penumpang sebelah karena meminta makanan tambahan, awak kabin, pada umumnya, dengan senang hati menyajikannya bila memang tersedia daripada berakhir sebagai sampah makanan

Ada Pengecualian

Meski sebagian besar pramugari akan dengan senang hati memberi makanan lebihan, yang berarti jumlah sampah makanan dalam penerbangan itu berkurang, ada beberapa pengecualian. Pertama, Anda tidak boleh berharap diberi makanan kelas satu secara gratis jika Anda duduk di kelas ekonomi.

Selain perbedaan harga yang sangat mencolok antara kursi dan makanan yang disajikan di antara kelas tersebut, seorang karyawan maskapai menyebut bahwa maskapai hanya menyiapkan jumlah makanan tertentu untuk mengakomodasi satu kali makan per orang untuk kursi yang mahal.

Kemudian, ketika meminta makanan tambahan, sebaiknya ambil apa yang bisa Anda dapatkan. Sementara sebagian besar maskapai mengizinkan penumpang kelas ekonomi memilih makanan mereka atau meminta alternatif tertentu sebelum naik pesawat, begitu Anda duduk, tidak banyak yang dapat mereka lakukan dalam hal penyesuaian.

Ingat juga bahwa beberapa maskapai penerbangan tidak menawarkan makanan gratis sama sekali. Meski hal ini biasanya lebih berlaku pada maskapai penerbangan murah jarak pendek, beberapa maskapai penerbangan hanya menyediakan makanan yang dapat dibeli di pesawat, bahkan pada penerbangan yang lebih lama.

Apa yang Terjadi pada Makanan Sisa dalam Penerbangan?

Makanan sisa dalam penerbangan akan dibuang dan dimusnahkan. Sering kali, makanan tidak dikomposkan dan sayangnya, berakhir jadi limbah, meski belum dibuka.

Makanan sisa apapun dalam penerbangan dianggap terkontaminasi dengan kemungkinan menyebarkan penyakit bawaan makanan, dan kebijakan ini cukup standar di seluruh industri penerbangan, baik nasional maupun internasional. Maskapai penerbangan akan mengangkut sisa makanan ke fasilitas terdekat untuk dibakar dalam oven panas atau insinerator dan dimusnahkan.

Terkadang, sampah makanan juga berakhir terkubur jauh di dalam tanah. Apapun yang tidak dihancurkan, dibakar, atau dikubur akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, maskapai penerbangan telah berupaya mengurangi sampah makanan dalam beberapa tahun terakhir.

Cathay Pacific, misalnya, mengirimkan sisa makanan ke fasilitas yang dapat mengubahnya jadi pakan ikan untuk digunakan oleh peternakan. Seiring pencabutan batasan hukum dan peraturan ketat, maskapai penerbangan akan dapat mulai menyumbangkan lebih banyak makanan yang tidak terkonsumsi ke bank makanan. Beberapa orang telah melakukannya di masa lalu, tapi keracunan makanan menghalangi upaya tersebut.

Menekan Sampah Makanan dari Penerbangan

Maskapai penerbangan juga telah memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu melacak dan mengurangi sampah makanan. AI dapat menentukan apakah penumpang benar-benar akan naik pesawat atau tidak dan dapat membantu maskapai penerbangan memesan jumlah makanan yang tepat per penerbangan, sehingga membantu mengurangi limbah makanan.

Selain itu, ketika diberi kesempatan, penumpang dapat membantu dengan memesan terlebih dahulu makanan mereka dalam penerbangan. Perhatikan bahwa maskapai penerbangan juga dapat mengenakan biaya untuk makanan dalam penerbangan, yang dapat menghalangi penumpang memesan makanan, sehingga mengurangi pemborosan makanan.

Makanan yang terkadang terasa berbeda di pesawat membuat orang sulit menghabiskannya dan akhirnya jadi sampah. Untungnya, ada cara sederhana untuk membantu membuat makanan dalam penerbangan Anda terasa lebih enak: bawalah saus favorit Anda dalam wadah kecil untuk membantu membumbui makanan Anda.

Audit Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) dan sejumlah maskapai penerbangan menunjukkan bahwa 20─25 persen limbah kabin adalah makanan dan minuman yang belum tersentuh, dan maskapai penerbangan membakar atau membuang sumber daya senilai 2─3 miliar dolar AS.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |