Jelajah Malioboro, Pusat Wisata Belanja Legendaris di Yogyakarta

7 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Berwisata ke Yogyakarta rasanya tak lengkap bila tidak pergi ke kawasan Malioboro yang legendaris. Tak sekadar menikmati suasana ramai, Anda juga bisa berburu oleh-oleh sepuasnya. Ada beberapa pusat belanja yang sering jadi incaran wisatawan, seperti Teras Malioboro dan Pasar Beringharjo.

Melansir resmi Teras Malioboro, Selasa (13/5/2025), ini merupakan tempat beraktivitas baru bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dulunya berjualan di sepanjang Jalan Malioboro. Teras Malioboro diresmikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X pada 26 Januari 2022.

Gubernur DIY juga memberi nama Teras Malioboro 1 untuk eks Gedung Bioskop Indra dan Teras Malioboro 2 untuk Gedung eks Dinas Pariwisata DIY. Teras Malioboro 1 terdiri dari 888 PKL dan Teras Malioboro 2 terdiri dari 1.033 PKL.

Untuk pengelolaan dibuat terpisah. Teras Malioboro 1 beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 15 Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Untuk pengelolaan dilaksanakan oleh UPTD Balai Layanan Bisnis UMKM, Dinas Koperasi dan UKM DIY. Sementara Teras Malioboro 2 beralamat Jalan Malioboro Nomor 56, Suryatmajan, Danurejan, Yogyakarta. Untuk pengelolaan dijalankan oleh UPT Kawasan Cagar Budaya, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Teras Malioboro menawarkan pengalaman berbelanja yang memadukan nuansa tradisional dan modern. Terletak di sebelah barat Pasar Beringharjo, tempat berkumpulnya para pelaku UMKM lokal ini menyediakan berbagai produk kerajinan tangan, kuliner, pakaian, serta oleh-oleh khas Yogyakarta.

Tempat wisata belanja ini didesain untuk memperkuat citra Malioboro sebagai pusat ekonomi kreatif, sekaligus jadi wadah bagi para tenant untuk menampilkan produk-produk unggulan mereka pada wisatawan domestik maupun mancanegara. Berbagai barang khas, seperti batik, kerajinan perak, wayang, serta aneka suvenir unik dapat ditemukan di setiap sudut Teras Malioboro.

Tempat Wisata, Belanja, dan Kebudayaan

Selain sebagai pusat belanja, Teras Malioboro juga menghadirkan suasana yang nyaman bagi para pengunjung. Dilengkapi area duduk, trotoar yang luas, dan fasilitas umum yang memadai, tempat ini tidak hanya menarik untuk berbelanja, tapi juga bersantai sambil menikmati suasana Malioboro yang ramai dan penuh sejarah.

Di Malioboro juga ada kawasan bebas rokok. Ada sanksi yustisi berupa tilang ringan (tipiring) pada pelanggar aturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Malioboro yang mulai diberlakukan pada 2025 oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Satpol PP Kota Yogyakarta. Sanksinya berupa denda maksimal Rp7,5 juta.

Melansir situs web Pemkot Yogyakarta, Sabtu, 11 Januari 2025, Kepala Seksi Penyidikan Satpol PP Kota Yogyakarta, Ahmad Hidayat, menyebut bahwa langkah ini diambil setelah berbagai upaya sosialisasi dan pembinaan pada para pelanggar dilakukan selama beberapa tahun.

Tahun lalu, ada 4.158 pelanggar yang dibina karena merokok di kawasan Malioboro. Dari jumlah tersebut, 36 orang merupakan warga lokal dan sisanya adalah wisatawan. Maka itu, sanksi denda yang ditetapkan harus jadi perhatian ekstra para pelancong.

Kawasan Tanpa Rokok di Malioboro

"Kami telah melakukan pembinaan berupa imbauan agar mereka tidak merokok di kawasan yang merupakan area tanpa rokok. Namun, mengingat sosialisasi sudah sering dilakukan, tahun ini kami akan memberlakukan sanksi yustisi," sebut dia.

Ahmad berharap, langkah ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengunjung Malioboro untuk menjaga kebersihan, kesehatan, serta kenyamanan lingkungan. Pihaknya juga menyediakan tempat khusus merokok di kawasan Malioboro.

Lokasi-lokasinya, yakni di Taman Parkir Abu Bakar Ali, Utara Plaza Malioboro, dan Lantai 3 Pasar Beringharjo. Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat, menyampaikan bahwa kebijakan ini akan dilakukan melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya.

Tujuan wisata belanja lainnya adalah Pasar Beringharjo yang sudah tidak asing lagi bagi banyak orang karena lokasinya yang cukup strategis, berada di kawasan wisata Malioboro dan berdekatan dengan Benteng Vredeburg. Ini merupakan salah satu pasar tertua dengan nilai historis dan filosofi yang melekat dengan Keraton Yogyakarta.

Mengutip kanal Regional Liputan6.com, pasar ini dibangun pada 1758 dan bertahan dari masa kerajaan hingga saat ini. Beringharjo sendiri memiliki makna hutan pohon beringin. Harapannya, pasar ini dapat membawa kesejahteraan bagi warga Yogyakarta.

Belanja di Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo mempunyai dua bangunan, bangunan barat dan bangunan timur. Bangunan timur terdiri dari dua lantai dan untuk bagian barat terdiri dari tiga lantai. Pintu utama pada Pasar Beringharjo terletak di bagian barat menghadap ke Jalan Malioboro. Pada pintu masuk pasar ini terdapat tulisan aksara jawa dan aksara latin.

Di Pasar Beringharjo, pengunjung bisa menemukan beragam oleh-oleh sebagai buah tangan khas Yogyakarta, antara lain seperti baju dan kain batik, aneka rempah-rempah khas yang jarang ditemui di kota lain, aneka barang antik, aneka jajanan pasar tradisional, aneka kerajinan tradisional hingga suvenir pengantin, kebaya modern maupun kebaya kuno.

Di pasar ini juga terdapat berbagai macam kuliner yang enak bahkan yang sulit dijumpai lagi. Salah satunya adalah Sate Kere Mbah Suwarni yang berjualan sejak 1984 sampai saat ini.

Mbah atau nenek Suwarni dengan piawai membakar satai di atas bara api, bau gurih menyebar di sekitarnya membuat orang-orang menoleh. Satai kere merupakan sebutan untuk jenis sate yang terbuat dari koyor atau lemak sapi.

Lemak sapi yang dibumbui rempah sederhana seperti merica dan bawang, dilumuri kecap manis lalu dibakar berhasil menghasilkan cita rasa yang luar biasa. Selain satai kere, Mbah Suwarni juga menjual satai hati ampela dan satai daging sapi.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |