Liputan6.com, Jakarta - Siapkah Anda mengucapkan selamat tinggal pada boarding pass cetak? Para ahli memperingatkan bahwa maskapai penerbangan akan segera meninggalkan tiket fisik, yang diprediksi sepenuhnya menghilang dalam lima tahun ke depan.
Saat ini, melansir The Sun, Selasa, 30 September 2025, pelancong masih punya pilihan membawa tiket pesawat dalam bentuk kode QR di ponsel mereka atau mencetaknya. Tahun lalu, Ryanair adalah maskapai penerbangan pertama yang mengonfirmasi bahwa mereka akan menghilangkan boarding pass fisik.
Bos Ryanair Michael O'Leary mengatakan, "Kami sedang berupaya merealisasikanya, mulai 1 Mei (2025), semuanya akan dilakukan di aplikasi, tidak ada yang akan dilakukan di atas kertas lagi." Tapi, kepala eksekutif maskapai penerbangan pemula Riyadh Air Tony Douglas melangkah lebih jauh, mengatakan bahkan tiket digital suatu hari nanti bisa hilang.
Tiket digital nantinya diharapkan akan digantikan teknologi biometrik, seperti pemeriksaan iris dan sidik jari, mulai 2030. Dia juga mengatakan bahwa mereka akan memainkan pengalaman "hanya digital" ketika meluncurkan penerbangan musim panas ini.
Janjikan Kemudahan pada Penumpang
Douglas mengatakan pada Telegraph, "Apa yang kami rancang adalah sesuatu yang memiliki lebih banyak kesamaan dengan Uber dan Amazon." Dia menyebut, ini akan membuat penumpang lebih mudah memperoleh pengembalian dana, serta membuat perubahan penerbangan.
"Lihatlah bagaimana aplikasi perbankan telah berkembang. Lima tahun lalu, mereka sangat mendasar, sekarang, kita melakukan semuanya di aplikasi. Belanja online dan pengiriman ke rumah juga. Sekarang, ada ketukan di pintu empat kali sehari (mengantar paket)," bebernya.
Mengamini itu, pakar perjalanan Paul Charles menyebut bahwa dokumen "hampir mati dalam penerbangan." Ia mengatakan pada Mail Online, "Kita juga akan melihat akhir dari paspor fisik dalam waktu 10 tahun, karena bandara memperkenalkan teknologi (pengenal melalui) mata dan wajah untuk memeriksa identitas seseorang."
Terlalu Mengandalkan Teknologi
Namun, itu juga datang dengan peringatan terlalu mengandalkan teknologi. Charles menambahkan, "Tapi terserah pada maskapai penerbangan dan bandara untuk menyediakan lebih banyak fasilitas pengisian daya di pesawat dan di bandara karena sisi negatifnya adalah ponsel kehabisan daya, dan banyak pelancong tidak memiliki kemampuan mengisi ulang baterai ponsel mereka dengan mudah."
Di sisi lain, beberapa negara masih mewajibkan penumpang mencetak tiket mereka, karena terbatasnya teknologi di bandara. Ini termasuk tujuan liburan, seperti Maroko, Turki, dan Tirana di Albania.
Penumpang Ryanair akan disengat biaya 55 pound sterling (sekitar Rp 1,2 juta) jika mereka lupa mencetak tiket di tujuan-tujuan yang membutuhkannya. Beberapa boarding pass menawarkan diskon di tujuan liburan Anda, jadi pastikan tidak langsung membuangnya.
Hilangnya Stempel di Paspor
Seperti tiket pesawat, stempel paspor akan segera punah, perlahan digantikan sistem digital yang dirancang lebih cepat, lebih aman, dan lebih efisien. Mengutip Time Out, 12 September 2025, Eropa memimpin perubahan ini mulai 12 Oktober 2025.
Sebanyak 29 negara Uni Eropa akan mulai meluncurkan Sistem Masuk/Keluar baru yang pada akhirnya akan menggantikan stempel dengan biometrik. Pada April 2026, citra wajah, sidik jari, dan catatan digital akan sepenuhnya menggantikan ritual stempel yang dikerjakan petugas imigrasi.
Hal ini disebut-sebut sebagai modernisasi, tapi bagi banyak wisatawan, ini adalah akhir dari sebuah era. Eropa tidak sendirian. Inggris meluncurkan otorisasi perjalanan elektronik (ETA) pada Januari 2026, mengikuti jejak negara-negara seperti Australia, Singapura, Hong Kong, dan Argentina, yang semuanya telah menghapuskan stempel bertahun-tahun lalu.