Liputan6.com, Jakarta - Kasus anak kampung sini (akamsi) yang mengancam sambil membawa arit dan memukul wisatawan yang hendak berlibur ke Pantai Jayanti, Cianjur, akhirnya terdengar oleh Bupati Cianjur Mohammad Wahyu. Dalam unggahan di akun Instagram @wahyuramziofficial, bupati memanggil kedua akamsi yang diperkenalkan sebagai Sandi dan Yogi ke Pendopo Bupati Cianjur.
Pada unggahan tertanggal 29 September 2025, kepada Bupati Cianjur, Sandi menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang telah dibuatnya. Permintaan maaf itu kemudian diikuti dengan janji untuk memperbaiki dirinya.
"Dari semua kejadian, memang ada yang menjadi catatan. Sekarang Cianjur kan kita sedang berusaha keras untuk membangun, baik dari jalan, sekolah, kesehatan, termasuk juga pariwisata, itu hal yang tidak mudah," kata Wahyu menasehati kedua pemuda itu.
Di akhir video, ia menyatakan kasus pengancaman itu akan diselesaikan dengan pihak-pihak terkait. Ia kemudian mengantarkan kedua akamsi itu menuju kantor Polres Cianjur agar kasusnya bisa diproses.
"Mudah-mudahan ini bisa beres dengan baik dan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," kata Wahyu lagi.
Gubernur Jabar Bersuara
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ikut menanggapi kejadian tersebut. Ia mengklaim dialah yang mengirimkan video viral tersebut kepada Bupati Cianjur agar bisa segera ditangani.
"Agar peristiwa itu tidak merusak nama baik Cianjur, yang tidak ramah wisata. Bupatinya sudah bertemu dan memberikan saran dan nasehat dan selanjutnya, orangnya diserahkan ke polres," ucap Dedi.
Sebelumnya, kejadian tak menyenangkan menimpa sekeluarga wisatawan asal Bekasi yang tengah melintas dari arah Ciwidey, Kabupaten Bandung, menuju Pantai Jayanti di Kabupaten Cianjur. Mobil keluarga ini tiba-tiba dicegat pengendara motor yang berboncengan sambil mengaku sebagai akamsi.
Peristiwa tersebut direkam pemilik akun TikTok @synfamm dan diunggah pada Sabtu, 27 September 2025. Video itu viral, ditonton lebih dari 10 juta kali, dan langsung menuai reaksi warganet. Dalam rekaman, tampak mobil keluarga tersebut diteriaki dan dipukul.
Direspons Polres Cianjur
Aksi itu sempat dilerai warga sekitar, namun pelaku kembali menghadang di tikungan berikutnya sambil mengeluarkan senjata tajam. Anak-anak yang berada di dalam mobil ketakutan, sementara orangtuanya melarikan diri ke Polsek Naringgul untuk mencari perlindungan.
Meski sempat dimediasi, pihak korban bersikeras menempuh jalur hukum. Lifestyle Liputan6.com sudah menghubungi pengunggah konten.
Menanggapi laporan itu, Polres Cianjur melalui akun Instagram resmi @polres.cianjur menegaskan dalam kolom komentar unggahan akun Instagram @resersekriminal_polrescianjur terkait pembobolan ATM, "Selanjutnya Satreskrim Polres Cianjur @resersekriminal_polrescianjur telah melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan penyelidikan untuk kasus tersebut kami Polres Cianjur dan Satreskrim Polres Cianjur akan berkomitmen menindak tegas terhadap aksi Premanisme yang ada di Wilayah Kab. Cianjur."
Lewat beberapa keterangan pada unggahan yang dibagikan di akun TikTok pribadinya, Syn menjelaskan awal mula insiden tersebut.
Kronologi Kejadian Versi Wisatawan
Masalah berawal ketika suaminya menyalakan lampu sein di sebuah tikungan yang ramai pengendara motor. Tiba-tiba seorang pemotor merespons dengan berteriak, lalu menghampiri mobil dan melancarkan serangan fisik. Kaca spion mobil bahkan copot akibat pukulan.
Dalam salah satu keterangannya, Syn menuliskan, "Keadaan memang banyak pengguna motor yg lewat pas tikungan kita pakai lampu sen si pelaku ngoceh-ngoceh, suamiku bilang ‘KENAPA A,’ dia berhenti dan melakukan penyerangan ke suami saya."
Syn juga menyebut pelaku kemudian menghubungi kawannya dan menghadang kembali di jalur lain. Ia menulis, "Pelaku menelepon kawannya dan bilang ke warga kalo kami nabrak dia padahal tidak sama sekali justru dia yang tiba-tiba menyerang melakukan penyerangan ke suami saya dia mukul nendang mobil 😭🙏🏻."
Situasi semakin memanas ketika pelaku kembali mencoba menabrakkan motor. Adegan tersebut terekam dalam video dan menjadi viral di media sosial.