Liputan6.com, Jakarta - Event telah jadi agenda andalan Singapura untuk menarik kunjungan wisatawan, terutama dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Konser eksklusif Taylor Swift tahun lalu, disusul skema serupa dari pertunjukan Lady Gaga, bulan ini, jadi salah dua acara yang sukses jadi headline sejumlah publikasi di ASEAN.
Bagaimana sebenarnya mereka bisa mengamankan kesepakatan event internasional, apalagi sampai ada yang terselenggara secara eksklusif? Area Director Singapore Tourism Board (STB) Indonesia, Mohamed Hafez Marican, menyebut bahwa kolaborasi antar-sektor jadi kuncinya.
"Konser Taylor Swift tahun lalu, misalnya, itu bukan diprakarsai pemerintah, tapi sektor swasta," katanya saat sesi talkshow di Musyawarah Nasional ke-3 (MUNAS-3) Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO) di Jakarta, Jumat, 16 Mei 2025.
"Apa yang STB lakukan adalah memberi dukungan penuh. Kami bekerja sama untuk memfasilitasi semua kebutuhan event tersebut, termasuk membantu memenuhi kelengkapan dokumen mereka dan mempermudah visa bagi pengisi event," beber Hafez.
Sah-Sah Saja
Kendati perjanjian event eksklusif yang dilakukan Singapura sempat membuat kesal pejabat beberapa negara, mantan Ketua IVENDO, Mulkan Kamaludin, menilai langkah itu sah-sah saja. "Ini tentang kalah dalam hal strategi," katanya ketika ditemui di sela MUNAS-3 IVENDO di Jakarta, Jumat.
Ia menyambung, "Begitu orang lain sudah melakukannya, baru sadar bahwa kita jadi kehilangan kesempatan untuk mendatangkan wisatawan (dari sebuah event). Menurut saya, itu pintarnya Singapura, dan dalam bisnis, itu boleh-boleh saja."
"(Negara lain) terlalu lambat, karena nggak punya strategi (dalam menyelenggarakan event yang mendatangkan wisatawan), nggak punya planning, nggak punya konsep pemasaran yang konkret, cuma wacana-wacana. Mau begini, mau begitu, tapi tidak dilakukan. Hanya pengin-pengin, tapi apa langkah-langkah konkretnya?" imbuh Mulkan.
Ketika ditanya apakah Indonesia berpotensi mengadakan event eksklusif, seperti konser, ia menjawab, "bisa saja." Kuncinya, menurut dia, adalah dukungan penuh dari pemerintah, sebagaimana yang dilakukan otoritas Singapura.
Sektor Event di Tengah Efisiensi Anggaran
Setelah terdampak efisiensi anggaran pemerintah, sektor event, menurut Mulkan, mulai bangkit per bulan ini. "Namun, tren ini masih harus kita lihat sampai selepas semester satu (tahun 2025). Minggu ke-3 Mei memang ada peningkatan, tapi mungkin saja ini false pulse," kata dia.
Permintaan acara, kata dia, berupa meeting, launching, seminar, serta perayaan ulang tahun perusahaan. Permintaan penyelenggaraan pameran juga ada, sebutnya, namun masih dalam tahap persiapan, yang terjadwal untuk tahun ini.
Pascapandemi, permintaan event sebenarnya terus naik hingga tahun lalu. "Tapi memang angkanya belum kembali seperti sebelum pandemi. Perkiraan kami tadinya revenue sebelum pandemi akan kembali tercapai tahun 2027. Namun karena ada efisiensi anggaran pemerintah, kami harus hitung ulang buat mengetahui pergerakan pastinya," ia menjelaskan.
"Prediksi saya tadinya (revenue event) 2025 sudah di atas (Rp)100 triliun setahun, tapi sekarang kami harus hitung ulang," imbuhnya.
MUNAS-3 IVENDO
Sementara itu, MUNAS-3 IVENDO telah berlangsung pada 16–17 Mei 2025 di Jakarta. Lebih dari 200 peserta, yang terdiri dari para pengurus dari 21 DPD, anggota dari berbagai provinsi, dan mitra industri, berkumpul untuk membahas masa depan event di Indonesia di tengah terpaan situasi politik dan ekonomi global yang penuh tantangan.
Juga, kebijakan efisiensi anggaran domestik yang memberi tekanan besar pada penyelenggara event di seluruh Tanah Air. Mulkan berkata, "MUNAS-3 akan menetapkan arah strategis bagi pertumbuhan kami ke depan dan memastikan kualitas penyelenggaraan event di Indonesia terus ditingkatkan."
Pada penutupan MUNAS-3, para anggota memilih Irvan Mahidin Sukamto (PT Gemalindo Kreasi Indonesia) sebagai Ketua Umum IVENDO dan Evan Saepul Rohman (PT Rivan Media Utama) sebagai Sekretaris Jenderal untuk periode 2025–2028. "Dengan tim kepengurusan baru, kami siap membawa industri event Indonesia ke level yang lebih tinggi," sebut Irvan.