Liputan6.com, Jakarta - Penghargaan anual DestinAsian Readers’ Choice Awards telah merilis daftar pemenang tahun ini, dan di kategori pulau terbaik di Asia, Bali berada di peringkat pertama. Edisi ke-18 penghargaan ini masih menampilkan yang terbaik dalam bidang perjalanan di kawasan Asia-Pasifik.
Melansir situs webnya, Kamis, 13 Maret 2025, pemenangnya mewakili puncak keunggulan, dipilih wisatawan cerdas yang suaranya dihitung dari jajak pendapat tiga bulan terakhir. Pembaca di seluruh dunia memilih favorit mereka dalam 36 kategori, yang menyentuh segala hal, mulai dari destinasi dan maskapai penerbangan, hingga merek hotel.
"Tahun ini, DestinAsian Readers' Choice Awards ditandai dengan perayaan terbesar dalam sejarahnya yang hampir dua dekade, dengan jamuan makan malam gala berkapasitas 200 kursi dan upacara penghargaan yang diadakan di AYANA Resort, Bali pada 7 Maret 2025," sebut mereka.
Di daftar publikasi perjalanan itu, Bali telah jadi pulau liburan terbaik selama 18 tahun. "Sebagai rumah bagi hamparan pasir halus dan sawah hijau, tempat berselancar yang terkenal, budaya unik dengan spiritual mendalam, serta kecenderungan artistiknya telah menginspirasi orang-orang di seluruh dunia," kata mereka.
"Pulau Dewata yang melegenda ini masih memberikan pesona abadi bagi para pelancong masa kini. Sejumlah resor mewah yang mengesankan di garis pantai dan pedesaan yang indah menambah daya tarik Bali yang lebih luas," menurut mereka. Namun demikian, Bali bukan satu-satunya pulau di Indonesia yang masuk daftar tersebut.
Pulau Terbaik di Asia pada 2025
Menggenapi kategori pulau terbaik di Asia pada 2025 di peringkat 10 adalah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berikut daftarnya secara lebih lengkap:
- Bali, Indonesia
- Maladewa
- Boracay, Filipina
- Phuket, Thailand
- Phu Quoc, Vietnam
- Palawan, Filipina
- Koh Samui, Thailand
- Langkawi, Malaysia
- Penang, Malaysia
- Lombok, Indonesia
Gelar yang disandang seharusnya tidak membuat Bali besar kepala. Pasalnya, Pulau Dewata masih punya sederet masalah yang harus dibereskan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dilaporkan bakal menyusun Peraturan Daerah (Perda) yang melarang hotel, vila, serta destinasi wisata menguasai dan membatasi akses warga lokal ke pantai. Gubernur Bali, I Wayan Koster, menjelaskan, selama ini, banyak hotel, vila, beach club, serta tempat usaha milik perorangan lainnya yang membatasi akses warga lokal ke pantai.
Itu jelas tidak boleh, karena pantai merupakan ruang terbuka bagi publik. "Banyak hotel dan vila di sekitar pantai yang seolah-seolah memiliki pantai. Jadi masyarakat dilarang memanfaatkan pantai yang ada," kata Gubernur I Wayan Koster ketika memberi sambutan di Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa, 4 Maret 2025 yang dibagikan kanal Youtube Pemprov Bali.
Proyek di Bali
Sebelumnya, sebuah video memperlihatkan bianglala raksasa di tengah permukiman warga dan hamparan sawah di Bali jadi viral di media sosial. Mendapati itu, Anggota DPD RI Bali, Ni Luh Djelantik, angkat bicara.
Melalui unggahan Instagram-nya, Rabu, 22 Januari 2025, Ni Luh mengunggah ulang video memuat narasi, "Pengusaha begini amat nyari duitnya. Ampun itu mengganggu privacy penduduk, bikin tambah macet. Mohon izin @tibubenengvillage tindak tegas dan mohon dihentikan."
Ia menambahkan di keterangan unggahan, "Mohon kepada @tibubenengvillage @polsek_kuta_utara agar dapat melakukan penertiban pada proyek bianglala raksasa ini. Matur suksma."
Menurut unggahan akun Tiktok @panjibvr, proyek bianglala tersebut berlokasi di antara hamparan sawah hijau. Disebutkan di video bahwa bianglala itu berada di Jalan Pantai Berawa, Tibubeneng, Badung, Bali. Tidak butuh waktu lama bagi rekaman itu menuai komentar warganet.
"Heran banget kok izinnya bisa keluar???!!!" kata seorang warganet. "Bali makin ke sini makin aneh ya, pemangku kebijakan dan orang-orangnya. Gatau mau dibawa ke mana ini pulau," sahut yang lain.
Masalah Sampah di Bali
Sampah juga jadi masalah menahun di Bali, sebagimana banyak wilayah lain di Indoneaia. Publikasi panduan perjalanan, Fodor, melalui daftar anual Fodor's No List, menunjuk Bali sebagai salah satu destinasi paling tidak layak dikunjungi pada 2025. Alasannya? Pulau Dewata dianggap belum menuntaskan masalah sampah yang menahun.
Setiap tahun, Fodor's No List bertujuan menyoroti destinasi yang popularitasnya menurun drastis. Lokasi-lokasi ini populer karena alasan yang tepat—menakjubkan, menarik, dan penting secara budaya. Namun, beberapa destinasi wisata yang sangat didambakan ini tergerogoti beban popularitasnya sendiri," kata Fodor, dikutip dari situs webnya, Rabu, 27 November 2024.
Faktor kunci dalam tantangan ini, kata mereka, sering kali adalah kecenderungan pemerintah memprioritaskan pengalaman wisatawan daripada kesejahteraan penduduk setempat. "Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan tidak terhindarkan di destinasi-destinasi ini, membuat tempat-tempat ini jadi sangat mahal, homogen, bahkan hancur."
"Menjelajahi kota-kota yang penuh dengan wisatawan membuat frustrasi; bertamasya di kota-kota yang penduduk setempatnya tidak suka dengan kehadiran Anda membuat kesal; dan berkeliaran di alam yang dipenuhi sampah membuat depresi," tulis pihaknya.