10 Nutrisi Penting untuk Pertumbuhan Otak Anak agar Prestasi Belajar Meningkat

1 month ago 29

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan otak anak adalah fondasi penting bagi perkembangan kognitif, daya konsentrasi, serta kemampuan belajar mereka di sekolah. Sejak usia dini, otak membutuhkan asupan nutrisi tertentu untuk mendukung proses berpikir, mengingat, dan memahami informasi dengan lebih baik. Tanpa nutrisi yang cukup, anak bisa mengalami kesulitan fokus, cepat lelah, hingga berpengaruh pada prestasi belajar.

Itulah sebabnya, orang tua perlu memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi anak setiap hari. Nutrisi seperti asam lemak omega-3, protein, zat besi, hingga vitamin B kompleks terbukti berperan besar dalam mengoptimalkan fungsi otak. Artikel ini akan membahas nutrisi penting yang dapat membantu mendukung pertumbuhan otak anak agar prestasi belajarnya semakin meningkat.

1. Asam Lemak Omega-3: Pondasi Otak Cerdas

Asam lemak omega-3, khususnya Docosahexaenoic Acid (DHA), merupakan komponen vital bagi struktur dan fungsi otak. DHA membentuk sekitar 25% dari total lemak otak dan memainkan peran penting dalam perkembangan neurologis, terutama pada akhir kehamilan dan masa kanak-kanak awal. Nutrisi ini tidak hanya membangun membran sel otak, tetapi juga mendukung kelenturan membran, fungsi, serta pelepasan neurotransmiter di otak—semua elemen krusial untuk transmisi sinyal saraf yang efisien yang mendasari proses belajar dan memori.

Sumber makanan kaya DHA antara lain ikan berlemak seperti salmon, sarden, trout, tuna, dan makarel. Sementara itu, bagi pola makan nabati, biji rami, biji chia, dan kenari dapat menjadi alternatif karena mengandung ALA, jenis omega-3 yang bisa dikonversi menjadi DHA meskipun dalam jumlah terbatas. Oleh karena itu, kedua jenis sumber makanan ini sama-sama penting untuk mendukung kecerdasan dan kesehatan otak anak.

2. Kolin: Penunjang Memori dan Fokus

Kolin adalah nutrisi penting yang memiliki peran krusial dalam perkembangan otak dan fungsi kognitif anak, khususnya pada usia formasi antara 2 hingga 12 tahun. Nutrisi ini merupakan prekursor neurotransmiter asetilkolin, yang terlibat dalam berbagai proses kognitif dinamis, seperti memori, rentang perhatian, serta kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, kolin juga menjadi komponen fosfolipid yang esensial untuk menjaga integritas membran sel dan mendukung pensinyalan seluler—keduanya penting agar sel-sel otak dapat berkomunikasi secara efektif.

Menurut Derbyshire dan Obeid dalam Nutrients (2020), suplementasi atau pemenuhan kolin melalui diet selama 1.000 hari pertama kehidupan (mulai dari konsepsi hingga usia 2 tahun) terbukti mendukung perkembangan otak yang normal serta memperbaiki fungsi saraf dan kognitif pada manusia dan hewan uji. Kekurangan asupan kolin di masa ini bahkan dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologis yang sulit diperbaiki kemudian.

 Untuk memenuhi kebutuhan kolin, berikut beberapa sumber makanan terbaik:

  • Produk hewani: kuning telur, hati ayam atau sapi, daging sapi, ikan seperti salmon dan kod, serta produk susu seperti susu dan yogurt.
  • Sumber nabati: kacang-kacangan (misalnya kedelai dan kenari), biji-bijian, serta sayuran cruciferous seperti brokoli dan kubis Brussel

3. Yodium: Katalis Perkembangan Otak dan Saraf

Yodium adalah nutrisi penting yang vital untuk produksi hormon tiroid, yang berperan besar dalam pertumbuhan otak, memori, dan kemampuan belajar—baik sebelum lahir maupun pada bayi dan anak kecil. Kekurangan yodium dapat menyebabkan gangguan kognitif dan psikomotor—bahkan dalam kasus ringan. Berdasarkan artikel dalam Proceedings of the Nutrition Society oleh para peneliti Cambridge, walaupun efek defisiensi yodium ringan hingga sedang tidak sepenuhnya jelas, bukti mulai menunjukkan bahwa bahkan defisiensi ringan selama kehamilan dapat berhubungan dengan gangguan kognisi halus dan penurunan prestasi sekolah pada anak . 

Selain itu, publikasi Clinical Thyroidology oleh American Thyroid Association mengonfirmasi bahwa "tingkat yodium yang sangat rendah pada ibu selama kehamilan telah dikaitkan dengan IQ anak yang lebih rendah dan penurunan kinerja sekolah" . Menjamin asupan yodium yang memadai sangat penting agar otak anak berkembang optimal dan berfungsi penuh baik dalam daya ingat maupun kemampuan belajar.

Untuk mencukupi kebutuhan yodium, sumber utama meliputi garam beryodium, makanan laut seperti ikan dan kerang, telur, serta produk susu. Salah satu artikel tinjauan menyatakan bahwa suplementasi yodium dapat mencegah gangguan perkembangan kognitif dan intelektual pada anak, terutama dalam lingkungan dengan risiko defisiensi .

4. Vitamin B Kompleks: Energi dan Sintesis Neurotransmiter

Vitamin B kompleks, yang meliputi B1, B2, B3, B5, B6, B9 (Folat), dan B12, sangat penting untuk pembelajaran, memori, dan fungsi otak secara keseluruhan.  Menurut ulasan dalam MDPI tentang mekanisme dan efektivitas vitamin B dalam kesehatan otak, vitamin B kompleks bertugas sebagai kofaktor dalam banyak reaksi enzimatik katabolik dan anabolik yang mendukung produksi energi, sintesis dan perbaikan DNA/RNA, metilasi genetik maupun non-genetik, serta produksi neurokimia dan molekul pensinyal lainnya.

Secara khusus, vitamin B6, B9, dan B12 terlibat dalam sintesis serotonin, dopamin, dan GABA. Ketiga bahan kimia ini memengaruhi suasana hati, perhatian, dan perilaku, yang semuanya krusial untuk proses belajar yang efektif. Kekurangan vitamin B kompleks dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan atau memperburuk gejala terkait kesulitan belajar dan masalah perhatian. Vitamin B12, misalnya, penting untuk mielinasi saraf dan sintesis neurotransmiter, yang secara langsung memengaruhi perkembangan kognitif.

Untuk memastikan asupan vitamin B kompleks yang cukup, anak-anak dapat mengonsumsi daging, produk susu, telur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, dan biji bunga matahari. Pola makan yang beragam sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan vitamin ini.

5. Zat Besi: Penopang Fungsi Kognitif

Zat besi adalah nutrisi penting untuk perkembangan dan fungsi otak. Kekurangan zat besi kronis pada masa bayi dapat menyebabkan skor kognitif yang lebih rendah dan gangguan fungsi kognitif yang signifikan di kemudian hari.  Menurut Journal of Pediatrics, zat besi berperan penting dalam berbagai proses biokimia, termasuk mielinisasi jaringan saraf, fungsi neurotransmiter, metabolisme energi neuron, serta diferensiasi neurit—yang kesemuanya sangat penting untuk perkembangan sistem saraf pusat dan fungsi kognitif optimal.

Zat besi berperan dalam produksi ATP (energi sel), sintesis dan pengemasan neurotransmiter, serta penyerapan dan degradasi neurotransmiter. Semua proses ini vital untuk komunikasi antar sel otak dan fungsi kognitif yang optimal. Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi zat besi dapat meningkatkan kecerdasan, perhatian, konsentrasi, dan memori pada anak usia sekolah, terutama yang mengalami anemia. Ini menunjukkan betapa krusialnya zat besi bagi kemampuan belajar anak.

Sumber makanan kaya zat besi meliputi daging merah tanpa lemak, unggas, ikan, kacang-kacangan, lentil, bayam, dan sereal yang diperkaya. Memastikan asupan zat besi yang cukup sangat penting untuk mencegah anemia dan mendukung perkembangan otak.

6. Seng (Zinc): Pendukung Perkembangan Otak Dini

Seng adalah nutrisi penting yang sangat dibutuhkan dalam otak bayi yang sedang berkembang. Menurut jurnal British Journal of Nutrition, defisiensi seng dapat memengaruhi perkembangan kognitif melalui perubahan pada perhatian, aktivitas, perilaku neuropsikologis, dan perkembangan motorik—yang menunjukkan betapa esensialnya mineral ini sejak awal kehidupan.

Zat ini juga berperan penting dalam neurogenesis (pembentukan neuron baru), migrasi neuron, dan sinaptogenesis (pembentukan koneksi antar neuron). Menurut ulasan ilmiah dari Cambridge University Press, mekanisme tepatnya belum sepenuhnya jelas, namun seng memang diperlukan untuk proses neurogenesis, migrasi neuronal, dan sinaptogenesis; kekurangannya berpotensi mengganggu neurotransmisi dan perkembangan neuropsikologis selanjutnya.

Asupan seng yang lebih tinggi pada ibu hamil dikaitkan dengan serat saraf yang lebih padat di otak bayi baru lahir. Hal ini berhubungan dengan komunikasi yang lebih cepat dan efisien antar wilayah otak, yang merupakan dasar bagi kemampuan kognitif yang baik. Sumber makanan seng meliputi daging merah, unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk susu. Memasukkan makanan ini dalam diet anak dapat mendukung perkembangan otak yang sehat.

7. Protein: Bahan Bakar Neurotransmiter

Protein juga memainkan peran utama dalam perkembangan otak awal. Nutrisi ini diperlukan untuk produksi neurotransmiter, yaitu bahan kimia otak yang mengatur berbagai fungsi kognitif seperti suasana hati, memori, dan pembelajaran. Asupan protein yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal. Protein menyediakan blok bangunan esensial untuk sel-sel otak dan jaringan saraf, memastikan struktur otak terbentuk dengan baik. 

Sebuah ulasan dalam Nutrients menyoroti pentingnya protein berkualitas tinggi dalam pengembangan kognitif, emosional, dan neural anak-anak usia 0–59 bulan, menggarisbawahi bahwa keberadaan protein yang cukup sangat penting selama 1.000 hari pertama kehidupan untuk mendukung pertumbuhan otak yang sehat.

Memenuhi kebutuhan protein anak dapat mendukung fungsi kognitif yang stabil dan berkelanjutan. Ini membantu anak mempertahankan konsentrasi dan energi yang dibutuhkan untuk aktivitas belajar. Sumber makanan protein yang baik meliputi daging tanpa lemak, unggas, telur, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk kedelai. Variasi sumber protein akan memastikan asupan asam amino esensial yang lengkap.

8. Lemak Sehat: Struktur dan Energi Otak

Struktur otak sebagian besar terdiri dari lemak; oleh karena itu, asupan lemak makanan yang sehat diperlukan untuk perkembangan otak yang optimal. Lemak sehat adalah bagian penting dari diet bergizi untuk anak-anak dan orang dewasa.

Menurut The Journal of Nutrition, lemak dalam makanan menyediakan asam lemak esensial sekaligus membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak — semua elemen penting untuk kesehatan otak dan fungsi fisiologis lainnya. Selain sebagai energi, lemak sehat membentuk membran sel otak dan bertindak sebagai komponen struktural utama dalam sistem saraf

Mendapatkan lemak sehat yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Ini memastikan bahwa otak memiliki energi yang stabil dan bahan bangunan yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.

Sumber makanan lemak sehat meliputi ikan berlemak (selain omega-3), minyak nabati seperti minyak zaitun, kacang-kacangan, biji rami, telur, dan alpukat. Memasukkan lemak sehat ini dalam diet anak sangat dianjurkan.

9. Karbohidrat Kompleks: Pasokan Energi Otak Stabil

Karbohidrat memasok tubuh dengan glukosa, yang merupakan bahan bakar utama dan pilihan untuk otak. Otak membutuhkan pasokan energi yang konstan dan stabil untuk berfungsi secara optimal, terutama selama proses belajar. Biji-bijian utuh adalah sumber karbohidrat kompleks yang menyediakan pelepasan glukosa secara bertahap. Selain itu, biji-bijian utuh juga mengandung vitamin dan mineral penting yang mendukung perkembangan otak awal dan fungsi kognitif.

Mengonsumsi karbohidrat kompleks membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, mencegah lonjakan dan penurunan energi yang dapat mengganggu konsentrasi dan fokus anak. Ini mendukung pembelajaran yang berkelanjutan. Sumber makanan karbohidrat kompleks meliputi gandum utuh, beras merah, roti gandum utuh, buah-buahan, dan sayuran. Memilih sumber karbohidrat ini akan memberikan energi yang berkelanjutan bagi otak anak.

10. Vitamin dan Mineral Lainnya: Perlindungan dan Fungsi Kognitif

Buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah kaya kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan yang esensial untuk kesehatan otak. Antioksidan ini sangat penting untuk melindungi otak dari stres oksidatif—sebuah proses yang dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu fungsi kognitif. Menurut ulasan dalam Systematic Reviews di jurnal BMC, buah dan sayuran menyediakan berbagai karotenoid, flavonoid, dan fitokimia yang berfungsi sebagai agen antioksidan dan penangkal radikal bebas, terbukti mampu memperlambat penurunan kognitif.

Vitamin A dan D termasuk nutrisi penting yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics. Menurut AAP, asupan yang adekuat selama masa awal kehidupan (0–2 tahun) sangat krusial untuk perkembangan otak yang sehat.

Secara spesifik, Vitamin D berperan penting dalam proteksi saraf (neuroproteksi) dan modulasi neurotransmiter. Melalui studi dalam Pediatrics, defisiensi vitamin D pada masa prenatal terbukti dikaitkan dengan gangguan neurokognitif pada anak, termasuk dampak negatif pada IQ dan perkembangan otak secara keseluruhan.

Pertanyaan Umum Seputar Topik

1. Mengapa nutrisi penting untuk perkembangan otak anak?

Karena otak anak membutuhkan energi dan zat gizi spesifik agar bisa berkembang optimal dan mendukung prestasi belajar.

2. Apa nutrisi utama yang mendukung fungsi kognitif anak?

Omega-3, protein, zat besi, zinc, vitamin B kompleks, vitamin D, serta buah dan sayuran kaya antioksidan.

3. Apa akibat jika anak kekurangan nutrisi otak?

Bisa memengaruhi memori, fokus, perhatian, hingga menurunkan prestasi akademik.

4. Dari mana sumber nutrisi otak terbaik?

Dari makanan seimbang: ikan berlemak, telur, daging, biji-bijian, kacang, sayuran hijau, dan buah berwarna.

5. Apakah suplemen selalu diperlukan untuk anak?

Tidak selalu. Jika pola makan anak seimbang dan bergizi, kebutuhan nutrisi otak biasanya sudah terpenuhi.

Foto Pilihan

Penari Reog Ponorogo dari Sedulur Warok Ponorogo Bekasi beraksi saat pembukaan acara Parade Wastra Nusantara 2025 yang di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (8/8/2025). (KapanLagi.com/Budy Santoso)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |