Liputan6.com, Jakarta - Turis asing kembali berulah di Bali. Sebuah video belum lama ini viral dan memperlihatkan sepasang turis asing, wanita dan pria menggunakan ojek online (ojol). Mereka pun naik motor tersebut bertiga yang tentunya tidak diperbolehkan.
Warganet dibuat geram karena selain membahayakan, pasangan turis asing tersebut, keduanya sempat-sempatnya berciuman ketika motor berjalan.Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @instan.viral yang telah dibagikan ulang ke sejumlah akun media sosial.
Cuplikan video tersebut mendapat banyak komentar dari warganet yang mengeluhkan tingkah wisatawan mancanegara (wisnan) yang kurang menghargai budaya Indonesia. "Tidak untuk ditiru guys, aksi bonceng 3 tanpa memakai helm dan bermesraan. Lokasi di Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, Bali," tulis keterangan unggahan video tersebut.
Dalam video tersebut terlihat sebuah sepeda motor Honda dengan pelat nomor DK 3921 TH membonceng dua orang, turis asing yang postur tubuhnya cukup besar. Namun yang bikin geram, di dalam video tersebut keduanya asyik berciuman.
Pengendara ojol tersebut diyakini tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh penumpangnya sehingga tetap fokus mengendarai motornya. Padahal, gerakan yang dibuat oleh penumpang bisa membuat motor hilang kendali dan terjatuh. Aksi turis asing di unggahan itu pun mendapat banyak kecaman dari warganet.
"Apakah di bali emang bebas seperti itu?," tanya seorang warganet.
"Padahal Bali kental sama budayanya ya? Tapi kenapa ga di tegur yang beginian sama pihak setempat? Apakah karena takut turisnya pada ga mau dateng lagi?" komentar yang lain.
Warganet Kecam Aksi Turis Asing
"Bang ojol berhenti dulu gak si 😭 itu yg naik kok gak kasihan 😭," tutur yang laiin.
"Kasih mental tu bule jgan di kira adab kita di sama kan dengan tempat dia," sahut warganet lain.
"Bang ojol nya sabar banget, mungkin di tip gede makanya sabar 😂😂,” kata yang lain.
"Waduhhhh kok bisa sampe bonceng 2 penumpang....," ujar warganet yang lain.
"Ya nggak di depan umum juga," timpal warganet lainnya.
Di awal tahun ini, Bali sempat digemparkan oleh kasus pelecehan seksual yang dialami seorang turis asing. Turis asal China berinisial JT itu diduga jadi korban pemerkosaan seorang tukang ojek di daerah Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali. Kejadian terjadi usai acara malam tahun baru, yakni pada Rabu dini hari 1 Januari 2025.
"Hasil koordinasi dengan SPKT bahwa WNA China benar melapor ke Polda pada 2 Januari 2025 dan laporan polisinya sudah diteruskan ke Reskrimum Polda Bali," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan Jumat, 3 Januari 2025, dikutip dari Merdeka.com.
Kasus Dugaan Pemerkosaan Turis Asing
Tapi, polisi belum menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Informasi yang dihimpun, peristiwa terjadi sekitar pukul 01.20 WITA. Dilaporkan bahwa korban bersama enam temannya hendak pulang dari acara malam pergantian tahun di Pantai Nyang-Nyang pada Rabu dini hari, 1 Januari 2025.
Mereka menggunakan jasa tukang ojek untuk pulang ke vila di kawasan Labuan Sait, Pecatu. Korban dan temannya naik ojek yang sedang mangkal di kawasan tersebut, tapi masing-masing naik motor berbeda. Dalam perjalanan, mereka tidak berjalan beriringan.
Ojek yang ditumpangi korban diarahkan ke jalan berbeda. Karena kondisi jalan gelap dan sepi, korban merasa curiga dan meminta putar balik. Permintaan itu tak digubris pelaku. Korban mencoba menghubungi temannya melalui telepon, tapi tidak ada sinyal.
Sampai saat ini penyelidikan masih terus berlanjut. Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyesalkan dan prihatin atas kasus pelecehan seksual di Bali tersebut. Ia menyatakan, tindakan kriminal tersebut bertolak belakang dengan semangat besar untuk menciptakan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Menpar Sesalkan Kasus Pelecehan Seksual
"Kami menyesalkan dan prihatin terhadap tindakan-tindakan negatif yang akan memberikan citra buruk terhadap pariwisata Indonesia," ujar Menpar Widiyanti dalam keterangan tertulis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Senin, 6 Januari 2025.
Menpar Widiyanti menegaskan bahwa tidak ada ruang sedikit pun terhadap tindakan-tindakan pidana di ruang pariwisata dan Indonesia secara umum. Widi menyatakan, kedua kasus pelecehan seksual itu tidak mencerminkan nilai-nilai kesantunan dan keramahan yang selama ini jadi identitas bangsa dan budaya Indonesia.
Kami sangat menaruh perhatian besar terhadap hal ini dan mendorong pihak berwenang menginvestigasi dan menyelesaikannya secara tegas," sambungnyaKementerian Pariwisata (Kemenpar), kata dia, berkomitmen untuk terus memperkuat peran semua pihak, terutama keterlibatan masyarakat dalam mendukung terciptanya ruang pariwisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan.
"Kemenpar tentu tidak bisa bekerja sendiri, tapi kami yakin dengan semangat yang sama, kita dapat mewujudkan cita-cita pariwisata nasional yang memberi dampak luas terhadap masyarakat," ujar Menpar.