Tak Ada Pembatalan Kunjungan Wisatawan, Menpar Sebut Banjir Bali Tak Terlalu Berdampak pada Pariwisata

3 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Banjir bandang yang menerjang Bali pada awal pekan ini menimbulkan kerusakan infrastruktur, bahkan korban jiwa. Meski demikian, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan banjir tersebut pada sektor pariwisata Bali.

"Destinasi atau titik daya tarik wisata juga tidak ada yang terdampak. Dari sisi pariwisata, semua sudah berjalan dengan baik," kata Menpar, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Minggu (14/9/2025).

Baik pergerakan wisatawan maupun objek wisata di Bali dinilainya tidak terlalu terdampak banjir Bali. Menpar Widi juga menyampaikan bahwa tidak ada laporan pembatalan rencana kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.

Ia memastikan Bali tetap terbuka bagi wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman berwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Ia menyampaikan hal itu setelah mengunjungi sejumlah lokasi di Bali mendampingi Presiden Prabowo Subianto pada Sabtu, 13 September 2025, antara lain Jalan Gajah Mada, Denpasar, dan Pasar Kumbasari.

Bali Kembali Bangkit

Menpar Widi mengaku prihatin dan berduka atas bencana yang dialami masyarakat Bali. "Kami turut berduka cita atas korban meninggal dan juga keluarga yang ditinggalkan. Mudah-mudahan ke depan kita bisa bangkit bersama dan menata kembali Denpasar, Bali dan daerah lainnya lebih baik lagi," ujarnya.

Pemerintah, sambung dia, telah menyiapkan langkah-langkah serta program untuk memulihkan wilayah yang terdampak banjir di Bali. Sementara terkait peringatan perjalanan yang dikeluarkan sejumlah negara terkait bencana tersebut, Widi menyebut hal itu biasa.

"Travel warning adalah kewajiban dari satu negara untuk mengingatkan warganya dan itu hal yang biasa. Tapi intinya adalah bagaimana pemerintah, termasuk Pemda Bali, telah berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki situasi dan sekarang insya allah (Bali) sudah berjalan dengan baik, bisa menerima wisatawan," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster dalam kesempatan terpisah. Ia menyatakan bahwa banjir Bali tidak berdampak pada kunjungan wisatawan mancanegara. 

"Saya mengecek per hari sejak terjadi banjir, tidak ada perubahan angka yang berkunjung ke Bali, wisatawan asing di kisaran 21-22 ribu per hari," ujarnya.

Data Korban Banjir Bali Terkini

Gubernur Bali melaporkan bahwa hingga Sabtu malam, 13 September 2025, 17 orang dinyatakan meninggal akibat banjir besar Bali yang melanda berbagai area, terutama di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Jembrana.

"Situasi terakhir ini yang meninggal 17 orang, 11 di Denpasar, satu di Badung, dua di Jembrana, dan tiga di Gianyar. Lima yang belum diketemukan itu dua di Denpasar dan tiga di Badung, sedang dicari terus oleh tim sampai ketemu," kata Wayan Koster usai rapat koordinasi bersama Menteri LH di Denpasar.

Pada hari keempat pasca-banjir, ia memastikan tidak ada lagi genangan yang merendam lantai bawah Pasar Badung. Pihaknya kini fokus membersihkan sisa-sisa sampah yang terbawa oleh air sungai. Ia menargetkan Pasar Badung dan Pasar Kumbasari yang diisi lebih dari 400 pedagang itu dapat kembali beroperasi normal.

"Dalam beberapa hari ke depan pedagang sudah bisa mulai aktif lagi berjualan," ucap Gubernur Koster.

Dugaan Penyebab Banjir Bandang Bali

Banjir yang melanda Bali pada 9--10 September 2025 dinilai sebagai banjir terburuk dalam sejarah Bali lantaran tidak hanya berimbas pada kerugian materi, tetapi juga memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Pengamat Tata Kota Universitas Udayana Putu Rumawan Salain menilai bencana itu disebabkan sejumlah kesalahan manusia.

Alih fungsi lahan dan kepemilikan lahan yang dipicu tata kelola pemerintahan yang dilanggar disebutnya menjadi salah satu pemicu banjir parah di Bali. Putu juga tidak memungkiri bahwa pariwisata Bali yang jadi pemicu utama banyaknya perubahan fungsi dan pemanfaatan lahan di Bali.

"Pariwisata secara langsung mendorong makin tingginya jumlah penduduk di Bali. Banyak orang mencari kerja di Bali di samping juga angka kelahiran yang tinggi, sehingga penduduk Bali saat ini sudah mencapai angka 4 juta lebih, dan di Denpasar sudah hampir 1 juta penduduk," kata Rumawan.

Kepadatan penduduk itu, katanya, mendorong banyak orang untuk memanfaatkan lahan sekecil-kecilnya sebagai tempat tinggal. Sempadan atau daerah-daerah di pinggir sungai 'dirampok' sehingga daerah aliran sungai menyempit. 

"Belum lagi akibat pendangkalan, pencurian lahan untuk bangunan dan lain-lain, itu menjadikan semakin susah penyaluran air dari penyaluran primer sampai ke tersier," ungkap Rumawan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |