Liputan6.com, Jakarta - Meghan Markle sedang syuting program acara memasak di Netflix. Namun, rencana Meghan untuk menonjol di platform streaming tersebut tampaknya menghadapi persaingan ketat setelah mantan sahabatnya, Victoria Beckham, mengumumkan peluncuran dokumenter barunya.
Mengutip dari laman The Sun, Rabu (20/11/2024), dokumenter berjudul House of VB ini dijadwalkan tayang tahun depan di Netflix. Isinya akan memberikan wawasan mendalam tentang perjalanan Victoria dalam membangun kerajaan mode serta kehidupan pribadinya.
Menurut Ingrid Seward, seorang pakar dan penulis kerajaan, Meghan merasa kesal karena acara Victoria akan tayang lebih dulu di Netflix. "Saya yakin dia akan geram karena dia suka memegang kendali," kata Ingrid. Meskipun begitu, Meghan harus menahan perasaannya dan bersikap profesional di depan publik.
Kontrak Meghan dengan Netflix bernilai 80 juta poundsterling atau setara Rp1,6 triliun, yang mencakup berbagai proyek termasuk dokumenter, serial, dan program anak-anak. Sementara itu, keluarga Beckham menandatangani kesepakatan senilai 16 juta poundsterling atau Rp322 miliar dengan Netflix untuk serial mereka yang sangat populer.
Persaingan antara kedua wanita ini semakin memanas dengan adanya perbedaan nilai kontrak dan jenis konten yang mereka tawarkan. Meskipun Meghan dan Victoria pernah menikmati persahabatan yang erat, keretakan mulai muncul dalam beberapa tahun terakhir.
Perseteruan ini semakin diperburuk oleh tuduhan bahwa pasangan Beckham membocorkan cerita tentang Sussex, yang membuat hubungan mereka memburuk. Bahkan, David Beckham dikabarkan marah setelah dituduh oleh Harry membocorkan informasi kepada media.
Keluarga Beckham Lebih Populer
Persahabatan yang retak ini semakin terlihat ketika David Beckham mengundang Pangeran William dan Kate Middleton ke pernikahan putranya, Brooklyn, sementara Harry dan Meghan tidak diundang. "Keterikatan dan sejarah David berawal dari William dan Kate," kata seorang sumber, yang menggarisbawahi kedekatan lebih kuat antara pasangan Beckham dengan Duke dan Duchess of Cambridge.
Ingrid Seward menambahkan bahwa Meghan harus membuat acara memasaknya sangat personal agar menarik perhatian penonton tanpa kehadiran Harry. "Dia harus terus berhubungan kembali dengan anak-anaknya, dan dengan Pangeran Harry serta kehidupannya sejak awal menjadi aktris, bukan sebelumnya," jelas Ingrid.
Sementara itu, Victoria Beckham terus melanjutkan kesuksesannya dengan cerita yang menginspirasi banyak orang. Meskipun persaingan ini tampak sengit, Ingrid Seward melihat peluang bahwa kesuksesan Victoria bisa mendongkrak popularitas Meghan. Keluarga Beckham sangat populer dan mereka belum pernah mengecewakan siapa pun seperti Meghan, kata Ingrid.
Narasi Berbeda Victoria dan Meghan
Kisah sukses Victoria yang berawal dari kerja keras dan dedikasi memberikan inspirasi yang berbeda dari narasi Meghan yang sering kali digambarkan sebagai kaya tapi miskin.
Adapun peluang rekonsiliasi antara Meghan dan Victoria, Ingrid merasa bahwa kemungkinan itu sangat kecil kecuali jika mereka bertemu secara kebetulan di acara sosial. Saya pikir Meghan mungkin memiliki cukup banyak masalah sendiri untuk mengkhawatirkan apakah dia akan tetap berpihak pada seseorang yang jelas-jelas tidak menyukainya lagi, ujar Ingrid.
Di tengah persaingan dan drama yang terjadi, baik Meghan Markle maupun Victoria Beckham terus berfokus pada proyek masing-masing. Dengan Netflix sebagai medan baru bagi kedua wanita ini untuk menunjukkan kreativitas dan pengaruh mereka.
Para penggemar dan penonton di seluruh dunia tentu menantikan apa yang akan mereka tawarkan selanjutnya. Menurut pakar kerajaan, persaingan ini bukan hanya tentang popularitas, tetapi juga tentang bagaimana mereka membentuk narasi dan warisan masing-masing di dunia hiburan.
Meghan Markle Tersandung Kasus Tuntutan Merek Dagang
Adapun brand gaya hidup Duchess of Sussex, American Riviera Orchard, kembali dihadapkan pada kendala besar. Meghan telah menghadapi masalah merek dagang yang berkelanjutan semenjak mengumumkan peluncuran merek tersebut pada Maret 2024.
Melansir NY Post, Sabtu, 2 November 2024, perusahaan tersebut kembali menghadapi masalah merek dagang pada Kamis, 31 Oktober 2024. Kali ini, merek gaya hidup saingannya, Harry & David, sudah mengajukan protes terhadap American Riviera Orchard, dengan alasan nama tersebut terlalu mirip dengan lini produknya "Royal Riviera."
Dalam dokumen yang diperoleh The Post, Kantor Paten dan Merek Dagang AS menerima pengajuan protes pada 31 Oktober 2024 dari pengecer makanan dan hadiah premium yang berbasis di AS, Harry & David. Merek dagang "Royal Riviera" milik perusahaan tersebut saat ini terdaftar pada keranjang hadiah buah pir merek tersebut, yang ditanam di Oregon.
Dokumen protes, yang dilihat The Post, mengungkapkan ada "kemungkinan kebingungan" atas merek dagang tersebut. Kasus tersebut kini telah dilimpahkan ke Marco Wright, pengacara pemeriksa Kantor Merek Dagang AS.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence