Turis Ukraina Diculik dan Dirampok WNA Rusia di Bali, Ni Luh Djelantik: Bisa Saja Menimpa WNI

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Daerah (Polda) Bali memburu komplotan pelaku penculikan sekaligus perampokan yang diduga dilakukan oleh sejumlah Warga Negara Asing (WNA) asal Rusia kepada seorang WNA asal Ukraina berinisial ll. Informasi seputar kasus tersebut beredar di media sosial, salah satunya di akun Instagram Ni Luh Djelantik, @niluhdjelantik, Kamis, 30 Januari 2025.

"BALI TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA. Kalau bisa terjadi dengan WNA Ukraina, bukan tidak mungkin akan menimpa WNI. Tindak tegas. Bersih-bersih agar Bali menjadi rumah yang aman bagi seisinya. —NILUH DJELANTIK. Senator RI Bali. Repost @jeg.bali_," tulis desainer sepatu dan politisi asal Bali itu.

Dalam dugaan kasus penculikan dan perampokan yang terjadi pada Desember 2024 itu, korban menderita kerugian lebih dari Rp3 miliar. Para pelaku hingga kini masih berkeliaran. Dalam unggahan tersebut, Kuasa Hukum korban, Mayor Jenderal Purnawirawan Syamsu Djalal mengatakan, pihak korban berencana mengambil sejumlah langkah hukum dan upaya diplomatik agar kasus ini menemui titik terang.

Alasannya, sejak pelaporan pada 15 Desember 2024, pihak Polresta Denpasar dan Polda Bali belum ada perkembangan terbaru. "Para pelaku ini bandit internasional. Jika tidak ada penanganan serius, bisa merusak citra Bali. Termasuk kepolisian,” terang Syamsu Djalal dalam keterangannya.

Menurutnya, kasus ini berawal saat korban hendak bertolak ke rumahnya di kawasan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, 15 Desember sekitar pukul 13:15 WITA. Kemudian turun dari mobil sekitar lima orang dengan berpakaian serba hitam dan bersenjata, lalu memukul dan memaksa korban masuk ke dalam mobil pelaku.

"Tangan klien kami diborgol, diculik, kemudian disika. Para pelaku kepada korban mengaku kelompok kriminal dari Rusia dan Ukraina," kata Syamsu. Pihaknya mengaku memiliki video yang diambil di dashcam depan dan belakang mobil korban.

"Yang kami heran, dalam video para pelaku menggunakan rompi bertulisan ‘Polisi’. Ini harus diusut tuntas, jangan sampai merusak nama nama baik Polri," kata mantan Komandan Pusat Polisi Militer itu.  Dari penuturan korban, lanjut Syamsu, kliennya dan si sopirnya sempat dibawa ke sebuah vila di kawasan Jimbaran, kemudian berpindah ke vila daerah Ubud.

Konflik Rusia-Ukraina di Bali

Pelaku kemudian meminta korban membuka akses ponsel serta dompet crypto yang tersimpan di Binance. Korban sempat menolak memberikan akses. Tapi pelaku terus-terusan menyiksa, menyuntik leher dan melukai kepala korban.

"Begitu sudah dapat (aksesnya), pelaku mentransfer Bitcoin ke satu akun. Jika dirupiahkan totalnya Rp3,2 miliar," ungkap Syamsu. Unggahan itu mendapat beragam komentar dari warganet. Banyak yang geram karena konfilik dua negara yang sedang berperang, Rusia dan Ukraina, sepertinya berlanjut di Bali yang tentunya bisa membuat wisatawan merasa resah.

"Mereka sudah kayak punya negara aja di dalam negara orang 😢😢😢 entalah Pemerintah ini kemana ya????" komentar seorang warganet.

"Rusia ukraina bisa ga ya backlist aja🤣," sahut warganet lain.

"Apa susahnya blacklist negara berkonflik masuk kesini?? Please deh pemerintah jangan LELET," kata warganet yang lain.

"Gek salah apa si Ukrania smp di culik 😢," tanya yang lain.

"Akibat ketidaktegasan aparat dan juga pemerintah sampai diremehkan begini wkwkwk apa ga malu sampe udah ada geng begini muncul di bali yang artinya mereka merasa bisa melakukan apapun di bali😂," ujar warganet lainnya.

Polisi Masih Memburu Pelaku

Sementara itu, Kepolisian Daerah Bali memburu komplotan pelaku perampokan yang diduga dilakukan oleh sejumlah WNA asal Rusia kepada seorang WNA asal Ukraina. "Kasusnya sementara ditangani Ditreskrimum Polda Bali dan pelaku masih dalam lidik," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Kombes Pol Ariasandy, saat dikonfirmasi di Denpasar, Kamis, dikutip dari Antara.

Peristiwa perampokan itu viral di media sosial. Dalam kasus tersebut para pelaku diduga berjumlah sembilan orang dan mencuri aset kripto senilai Rp3,4 miliar dari akun milik korban. Menurut Sandy, peristiwa tersebut diketahui terjadi pada 15 Desember 2024 lalu. Saat itu korban dengan sopirnya berinisial A mengendarai mobil BMW warna putih.

Kemudian, di pertengahan perjalanan di sekitar Jalan Tundun Penyu Dipal, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, tiba-tiba mereka dihadang oleh dua unit mobil. Mobil pertama merk Alphard dengan memblokade jalan dari depan dan satu dari arah belakang.

Setelah itu, saat mobil dari depan keluar empat orang berpakaian hitam menggunakan tutup wajah atau masker dengan membawa senjata pisau, palu dan pistol. Lalu, mereka membawa korban dan sopirnya untuk naik ke atas salah satu mobil dengan posisi tangan diborgol dengan kepala ditutup dengan penutup kepala warna hitam.

Kerugian Korban Penculikan dan Perampokan

Selanjutnya, para pelaku membawa korban dan sopirnya ke sebuah vila di daerah Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Saat tiba di vila, para pelaku mengambil secara paksa ponsel korban, memukul korban agar bersedia mentransfer aset uang kripto ke dua akun yang diduga milik pelaku.

"Mereka melakukan pemukulan serta memaksa pelapor (korban) untuk memberikan akun binance pelapor untuk diambil secara paksa aset kripto pelapor senilai 214.429,13808500 dolar AS atau sekitar Rp3.496.790.194," tuturnya.

Menurut mantan Kabid Humas Polda NTT itu, korban mengalami luka di bagian telinga kanan, pergelangan tangan kanan dan kiri, luka lebam di tangan sebelah kiri, luka lebam pada mata sebelah kiri, luka lebam di kepala bagian belakang dan luka lebam pada pinggang sebelah kanan serta kerugian materi.

Setelah mengalami kejadian tersebut, korban pun melapor ke Kantor SPKT Polda Bali untuk penanganan lebih lanjut. Sandy menegaskan Polda Bali serius untuk menangani perkara tersebut dan berharap pelaku secepatnya ditangkap.

Warga keturunan Tionghoa membersihkan patung budha dan area ibadah lainnya di Vihara Amurva Bhumi, Jakarta, Rabu (22/1/2025). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |