Lily Collins Muncul di NYFW, Pamer Pinggang Ramping Sampai Tulang Terlihat Menonjol

3 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Lily Collins memicu kekhawatiran setelah muncul di peragaan busana Calvin Klein di New York Fashion Week (NYFW) 2025. Bintang Emily In Paris yang kini berusia 36 tahun itu tampil sebagai salah seorang muse, bersama Jungkook BTS dan Rosalia, dibalut gaun payet dua potong berbulu.

Penampilannya semakin lengkap dengan sepatu hak bertali metalik serta tas tangan mungil yang menambah kesan elegan sekaligus modis. Kehadirannya jelas menjadi sorotan kamera dan tamu undangan, mengingat Collins dikenal sebagai salah satu aktris Hollywood dengan selera fashion yang menawan.

Di balik keanggunan tersebut, perhatian publik justru tertuju pada pinggang ramping Collins, khususnya bagian perutnya yang tampak begitu kencang dan rata, hingga pada salah satu foto, tulangnya terlihat menonjol. Banyak penggemar menilainya terlalu kurus hingga memicu diskusi hangat di media sosial.

Mengutip Dailymail, Sabtu (13/9/2025), sederet komentar bermunculan, sebagian besar di antaranya bernada khawatir terhadap kondisi sang aktris. Salah seorang warganet menuliskan, "Lily… MAKAN SESUATU!!!!" yang segera diikuti komentar lain seperti, "Tolong Lily, aku serius, cari bantuan."

Pernah Alami Gangguan Makan

Ada juga yang mengaku baru menyadari bentuk tubuh Collins yang tampil dengan crop top. Ia menuliskan, "Apakah dia selalu sekurus ini? Biasanya aku tidak melihatnya memakai crop top, jadi aku tidak menyadarinya. Dia cantik, tapi kuharap dia baik-baik saja." Komentar serupa yang menekankan kekhawatiran pun terus berdatangan, termasuk ungkapan seperti, "Wow! Kurus sekali!" hingga "Seseorang beri dia burger keju!"

Kolom komentar yang dipenuhi dengan reaksi semacam ini memperlihatkan betapa banyak orang yang peduli dan cemas dengan kondisi kesehatan Collins. Putri penyanyi Phil Collins itu pernah menderita gangguan makan saat remaja.

Ia berterus terang tentang perjuangannya dalam memoarnya yang terbit pada 2017, Unfiltered: No Shame, No Regrets, Just Me. Menurut The Times, aktris itu mengaku merasa takut bahwa ia 'telah menghancurkan kesempatannya untuk memiliki anak' setelah gangguan makannya kambuh.

Efek Gangguan Makan pada Kesehatan Lily Collins

Ia menuliskan, "Rambut dan kuku saya menjadi rapuh. Tenggorokan saya terbakar dan kerongkongan saya sakit. Haid saya berhenti selama beberapa tahun. Saya takut telah menghancurkan kesempatan saya untuk memiliki anak." Lalu ia melanjutkan, "Saya yakin bahwa saya telah mengacaukan diri saya sendiri tanpa bisa diperbaiki."

Dalam bukunya, ia juga menelusuri asal muasal anoreksia yang dideritanya hingga ke perceraian ayahnya dengan ibu tirinya, istri ketiga Collins, Orianne Cevey, dan 'kesenjangan yang mengerikan' yang tumbuh di antara mereka seiring bertambahnya usianya. Ia baru saja menulis bab pertama Unfiltered seminggu sebelum diminta untuk memerankan seorang pasien anoreksia dalam To The Bone pada 2015.

Sang ibu, Jill Tavelman, sempat tidak mengizinkannya mengambil peran tersebut. Namun, saat mempromosikan film tersebut di Sundance pada 2017, ia bercerita kepada IMDb Studio tentang komedi gelap yang diangkat dari gangguan makan yang dialami sutradara film tersebut, Marti Noxon, saat ia masih muda.

Minta Bantuan Dokter Gizi

Ia berbagi, "Ini jelas merupakan peran yang lebih dramatis bagi saya, saya juga menderita gangguan makan saat remaja. Saya menulis buku tahun lalu dan menulis bab tentang pengalaman saya seminggu sebelum saya mendapatkan naskah Marti, dan rasanya seperti alam semesta menempatkan hal-hal ini di dalam diri saya untuk membantu saya menghadapi, tepatnya, ketakutan yang dulu saya miliki."

Lily menurunkan berat badan lebih dari sembilan kilogram untuk memerankan tokoh utama film tersebut, Ellen, tetapi kali ini dengan bantuan seorang ahli gizi. Ia menjelaskan prosesnya, "Hal itu membuat saya harus pergi ke sana secara emosional, tetapi dengan cara yang paling aman dan sehat yang mungkin dilakukan dengan seorang ahli gizi, dan benar-benar pergi ke sana secara fisik tetapi juga secara emosional."

Ia menambahkan, "Dan itu memang membutuhkan serangkaian keterampilan emosional yang berbeda, untuk kembali ke masa lalu bagi saya, dengan, Anda tahu, pengalaman saya."

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |