Kisah Haru Jemaah Haji asal Pacitan yang Wafat di Makkah usai Berhasil Selesaikan Rukun Haji

1 day ago 10

Liputan6.com, Pacitan - Jemaah haji bernama Suminarsih (70) dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur meninggal dunia di Makkah Arab Saudi, Sabtu (14/6/2025) pukul 05.15 waktu setempat.

Jemaah haji tersebut meninggal setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji tersebut terkena penyakit jantung.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan Mutongin, Minggu (15/6/2025), membenarkan kabar duka tersebut.

Ia menjelaskan Suminarsih merupakan jemaah lanjut usia (lansia) dengan kategori risiko tinggi (risti).

“Benar, satu jamaah kita atas nama Suminarsih meninggal dunia. Beliau termasuk jamaah lansia risti dan mengalami gangguan jantung,” ujar Mutongin.

Sebelum meninggal, almarhumah disebut mengalami penurunan kondisi fisik dan sempat tidak mau makan selama dua hari. Ia meninggal dunia di Maktab 804 Misfalah, Makkah.

“Dua hari terakhir beliau tidak berselera makan,” ujarnya.

Meski dalam kondisi risti, Suminarsih telah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji, termasuk wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jumrah di Mina dengan skema murur.

Jenazah almarhumah dishalatkan di Masjidil Haram dan dimakamkan di kompleks pemakaman Syaraya, Makkah.

Heboh Pasutri Berangkat Haji Naik Sepeda Ontel di Purwokerto

Suhu di Makkah Capai 46 Derajat Celsius

Sementara itu, menjelang kepulangan ke Tanah Air, jamaah haji diimbau menjaga kesehatan di tengah suhu ekstrem Makkah yang mencapai 46 derajat Celsius.

Wakil Pengendali Teknis Bidang Media Center Haji (MCH) Akhmad Fauzin mengimbau jamaah haji membatasi aktivitas fisik dan tidak melakukan umrah berulang kali.

"Cuaca siang hari di Mekkah masih mencapai 46 derajat Celcius. Kami mengimbau jamaah untuk tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunnah, terutama umrah sunnah berulang kali," ujar Akhmad Fauzin, kemarin.

Fauzin mengingatkan, aktivitas fisik berlebihan di tengah suhu ekstrem dapat berdampak buruk bagi kondisi kesehatan, terutama bagi jamaah lanjut usia, berisiko tinggi, atau yang baru pulih dari kelelahan setelah puncak ibadah haji.

Oleh karena itu, ia menganjurkan agar jemaah lebih bijak mengatur waktu ibadah, termasuk saat akan melaksanakan Tawaf Wada’ atau ibadah terakhir sebelum meninggalkan tanah suci.

"Sebaiknya pilih waktu yang lebih sejuk seperti pagi hari setelah subuh atau malam hari. Jamaah juga diimbau tidak bepergian sendiri dan tetap bersama rombongan demi keamanan," katanya.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |