Liputan6.com, Jakarta - Seorang guru taman kanak-kanak (TK) warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Jerman sedang ramai dibahas di media sosial (medsos). Hal itu dikarenakan guru TK di Jerman ini memberikan jawaban yang menohok usai diragukan nasionalismenya oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
Setelah ramai menjadi perbincangan terkait masalah kelangkaan gas LPG 3 kilogram alias gas melon, Menteri Bahlil kembali disorot publik karena menyinggung soal nasionalisme kala menanggapi tagar Kabur Aja Dulu yang kekinian sedang bergulir di medsos.
Pernyataan Bahlil sempat viral lewat usai cuplikan videonya beredar di dunia maya. "Kalau temen-temen berpikir untuk pindah ke luar negeri, apa saya malah meragukan nasionalisme kalian," ujar Bahlil. Terkait pernyataannya itu, guru TK bernama Vicky Natasha sontak menyindir balik Bahlil yang mengungkit soal nasionalisme.
Lewat video yang diunggah di akun Instagram pribadinya pada Selasa, 18 Februari 2025, Vicky terang-terangan menepis ucapan Bahlil yang meragukan nasionalisme warga Indonesia yang memilih tinggal di luar negeri.
"Beruntung banget bisa kabur dari Indonesia, apalagi setelah melihat video ini (Bahlil)," ucap Vicky. "Jadi saya kalau tinggal di Jerman, artinya saya gak cinta Indonesia?" sambungnya.
Meski memilih tinggal di Jerman, wanita diaspora ini mengaku jiwa nasionalismenya tidak pernah luntur. Caranya untuk bisa tetap berkontribusi bagi negara adalah, konsisten memberikan edukasi kepada guru-guru di Indonesia lewat berbagai konten yang dibuatnya.
Pertanyakan Konsep Nasionalisme Bahlil
"Setiap hari, saya bikin konten edukasi untuk para orangtua dan guru di Indonesia. Apa mahasiswa Indonesia LPDP yang dikirim ke luar negeri dan balik-balik bawa ilmu, apa mereka gak nasionalis?" kata Vicky.
Dia pun mempertanyakan persepsi Bahlil dalam memaknai konsep nasionalisme. "Nasionalisme itu bukan soal kita tinggal di mana pak, tapi apa yang kita lakukan untuk bangsanya, di mana pun kita berada," sambungnya.
Vicky juga menyebut jika dirinya juga telah membuka lapangan kerja untuk masyarakat di Indonesia dari kesuksesan yang diraihnya selama di Jerman. "Saya bisa membuka lapangan kerja untuk masyarakat di Indonesia. Bapak memang sudah bisa ngasih makan rakyat? Atau bapak malah makan uang mereka?" ucapnya.
Di akhir video tersebut, Vicky mengklaim mendukung Tagar #Kabur Aja Dulu sembari menjamin jika masyarakat Indonesia memilih kabur ke Jerman tak bakal kesulitan hidup.
"Sebenernya yang harus kita ragukan itu bukan rasa nasionalismenya, tapi karena sistemnya yang buat kita pengen pergi. Udah kabur aja dulu ke Jerman, di sini kamu gak akan kelaparan dan kesejahteraan pasti terjamin," ungkapnya.
Kabur dari Indonesia
Kritik Vicky terhadap pernyataan Menteri Bahlil menuai banyak pujian dari warganet. Bahkan, banyak warganet yang makin berniat untuk kabur dari Indonesia setelah melihat video ini.
Beberapa warganet juga ikut menyindir Bahlil karena meragukan nasionalisme WNI yang menetap di luar negeri. Hingga saat ini, diskusi mengenai topik ini masih ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial. Banyak warganet yang setuju dengan jawaban guru TK di Jerman tersebut
"Pak bahlil gk akan paham maksud dr perkataan mba. 😂😂😂," komentar seorang warganet.
"Justru setelah di LN... Nasionalismenya semakin kuat, dengerin lagu kebangsaan INDONESIA RAYA rasanya merinding ampe menangis.🔥🔥🔥," sahut warganet lain.
"Info donk kalo 1 keluarga pindah sana, bisa bantu?" tulis yang lain. "Bismillah, tinggal di mekkah/madina aja aku mau, aamiin," sebut pengguna yang lain.
"Bapak udah bisa kasih makan rakyat atau malah makan uang rakyat," sahut warganet yang lain diakhiri emoji aplaus. "Atau malah bapak makan uang mereka ?" timpal yang lain.
"Bahasanya dia udh bukan kaya mentri, kalah sama tukang gorengan dia," sindir yang lain. "Cerdas kamu Mbak...dari pada Pak Menteri," puji warganet lainnya.
Kabur Bukan Berarti Tidak Cinta Indonesia
Tagar #KaburAjaDulu yang viral di media sosial menjadi cermin keresahan sebagian masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, terhadap kondisi sosial ekonomi dan peluang kerja di dalam negeri. Munculnya tagar kabur aja dulu merupakan ekspresi kekecewaan terhadap kondisi ekonomi dan politik dalam negeri.
Banyak yang merasa masa depannya tidak menentu di Indonesia, hingga mendorong mereka untuk mencari peluang di luar negeri. Pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tadjudin Nur Effendi, memberikan perspektif yang berbeda.
Ia menilai fenomena ini sebagai hal yang lumrah, dan bukan berarti menunjukkan kurangnya kecintaan pada Tanah Air. "Kabur bukan berarti tidak cinta Indonesia. Mereka berharap nanti kalau situasi sudah baik, situasi politik atau ekonomi sudah baik, nanti pulang lagi, dan itu bisa terjadi," jelas Tadjudin mengutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, 11 Februari 2025.
Meski terlihat sebagai solusi, perlu pertimbangan matang sebelum memutuskan keluar dari Indonesia, apalagi untuk jangka waktu lama.