Gelombang Panas Landa Eropa, Puncak Menara Eiffel Ditutup Selama 2 Hari

19 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Gelombang panas yang melanda Eropa berdampak pada sektor pariwisata Prancis. Salah satunya penutupan Menara Eiffel untuk publik lebih awal pada Selasa, 1 Juli 2025. 

Melansir CNN, Rabu (2/7/2025), pemerintah sampai mengeluarkan peringatan gelombang panas merah yang menjadi peringatan tertinggi dan diberlakukan untuk 16 departemen Prancis sejak kemarin, termasuk Île-de-France, tempat Paris berada. Mengutip laman ABC News,  dengan suhu di Paris diperkirakan mencapai 38,3 derajat celcius, sedangkan laman Sortira Paris menyebut suhu di Paris kemarin menembus 40 derajat celcius.

Dengan kondisi tersebut, puncak Menara Eiffel ditutup pada pukul 4 sore waktu setempat, menurut pernyataan di situs web resmi tempat bersejarah tersebut. Registrasi terakhir untuk pemegang tiket adalah pukul 14.30 waktu setempat dan pengunjung yang tidak memiliki tiket 'diminta untuk menunda kunjungan mereka hingga setelah Kamis'.

Sementara, menurut Sortira Paris, penutupan tidak berlaku untuk lantai 1 dan 2 menara ikonis tersebut. Situs tersebut juga menyampaikan bahwa air mancur yang berada di halaman depan monumen tetap dibuka bagi mereka yang mencari perlindungan dari panas tinggi. 

Selama gelombang panas berlangsung, publik diimbau untuk 'melindungi diri dari sinar matahari dan tetap terhidrasi secara teratur'.

Dari Prancis hingga Portugal

Panas yang menyengat melanda hampir seluruh Prancis. Beberapa kota mengalami suhu di atas 100 derajat Fahrenheit, sekitar 37,7 derajat Celcius, pada Senin, 30 Juni 2025, menurut rekaman sementara dari Météo France.

Gelombang panas juga menghampiri negara-negara lain di Eropa. Suhu telah memecahkan rekor di Spanyol dan Portugal saat sebagian besar wilayah Eropa bersiap menghadapi rekor lainnya yang akan turun hingga Rabu saat gelombang panas meningkat.

Kota El Granado di Spanyol mengalami lonjakan suhu hingga 46 derajat Celsius (114,8 Fahrenheit) pada Minggu, 29 Juni 2025, rekor nasional baru untuk bulan itu, menurut layanan meteorologi nasional Spanyol AEMET. Lembaga itu bahkan menyebut suhu 'menghancurkan rekor' sehingga menjadikan Juni lalu adalah Juni terpanas di Spanyol dalam sejarah yang tercatat.

Di Portugal, suhu sementara 46,6 derajat Celsius (115,9 Fahrenheit) tercatat di kota Mora, sekitar 80 mil di timur Lisbon, menurut layanan cuaca negara itu IPMA, yang akan menjadi rekor nasional baru untuk Juni.

Gelombang Panas Kedua di Inggris

Inggris juga demikian dengan situasi saat ini mengalami gelombang panas kedua di musim panas. Suhu mencapai lebih dari 90 derajat (32,2 derajat Celcius) pada Senin, menyebabkan kondisi yang sangat tidak nyaman di negara dengan rumah ber-AC kurang dari lima persen itu.

"Gelombang panas Juni-Juli saat ini membuat jutaan orang Eropa terpapar tekanan panas yang tinggi," kata Samantha Burgess, pimpinan strategis untuk iklim di Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa, dalam sebuah pernyataan.

"Suhu yang diamati baru-baru ini lebih umum terjadi pada bulan Juli dan Agustus dan cenderung hanya terjadi beberapa kali setiap musim panas."

Pejabat di Skotlandia juga melanjutkan upaya "sepanjang waktu" untuk memerangi kebakaran hutan di Cairngorms, pegunungan yang terletak di bagian timur negara itu, menurut Asosiasi Penjaga Permainan Skotlandia. Suhu yang lebih tinggi diperkirakan terjadi pada hari ini, sebelum hujan diprediksi akan turun di sejumlah daerah, menurut The Associated Press.

Tidak Ada Negara yang Kebal

Situasi yang dialami Eropa pada musim panas berpola. Suhu air di Laut Mediterania mencapai 9 derajat di atas rata-rata untuk saat ini di tengah gelombang panas laut yang signifikan.

Pemanasan paling intens terjadi di Mediterania barat, termasuk di selatan Prancis. Hal ini mendorong kelembapan tinggi melonjak ke utara dan menjaga suhu tetap tinggi di malam hari di seluruh wilayah yang terkena dampak gelombang panas.

Gelombang panas, yang juga melibatkan udara panas yang mengalir ke utara dari Afrika, juga memperkuat gelombang panas laut dalam siklus umpan balik. Pengaruh gelombang panas laut Mediterania lebih terasa pada musim panas baru-baru ini, dengan panas laut berperan dalam menaikkan suhu di daratan, yang menyebabkan banjir yang mematikan dan memicu kebakaran dahsyat.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia PBB, dalam pernyataan tertulis kemarin, semua orang berisiko mengalami gelombang panas. "Panas ekstrem bukan lagi kejadian langka -- ini telah menjadi hal biasa. Planet ini semakin panas dan berbahaya -- tidak ada negara yang kebal," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.

Read Entire Article
Online Global | Kota Surabaya | Lifestyle |